dibagikan tidak terdapat siswa yang menanyakan jawaban pada teman yang lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah mampu menghilangkan perilaku
negatif dan sungguh-sungguh dalam melaksanakan perintah guru. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kejujuran siswa
selama pembelajaran membaca cepat dengan menggunakan metode kalimat media teks berjalan siklus II sangat memuaskan. Siswa kelas VIII D mengerjakan tugas
yang diberikan guru dengan baik. Tidak terdapat siswa yang meminta jawaban pada teman selama mengerjakan soal pemahaman yang diberikan guru.
4.1.3.4 Refleksi Siklus II
Pembelajaran membaca cepat 250 kpm dengan menggunakan metode kalimat media teks berjalan pada siklus II ini dapat diikuti siswa kelas VIII D
dengan baik. Siswa secara bertahap melatih keterampilan membaca cepat. Melalui metode membaca cepat yang baik sesuai dengan instruksi guru, siswa secara
intensif melakukan latihan mengayunkan pandangan untuk meningkatkan keterampilan membaca cepat sekaligus mengurangi kebiasaan-kebiasaan negatif
yang sering siswa lakukan. Selain itu, siswa juga belajar menemukan ide pokok tiap paragraf dari bacaan, serta siswa berlatih cara menyimpulkan isi bacaan.
Hasil tes pembelajaran membaca cepat 250 kpm dengan menggunakan metode kalimat madia teks berjalan yang dicapai siswa kelas VIII D sangat
memuaskan. Hasil pembelajaran yang dicapai kelas VIII D pada siklus II mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan pembelajaran pada siklus I.
Hasil rerata klasikal kecepatan membaca siswa kelas VIII D yang semula pada
siklus I 246 kpm, meningkat 12 atau 4,88 menjadi 258 kpm pada siklus II. Hasil rerata klasikal tes pemahaman ide pokok siswa kelas VIII D yang semula pada
siklus I 69, meningkat 13 atau 19 menjadi 82 pada siklus II. Hasil rerata klasikal tes pemahaman simpulan bacaan siswa kelas VIII D yang semula pada siklus I 69,
meningkat 10 atau 15 menjadi 79 pada siklus II. Hasil rerata klasikal KEM siswa kelas VIII D yang semula pada siklus I 171 kpm, meningkat 31 atau 18
menjadi 202 kpm pada siklus II. Hasil nontes pada siklus II meliputi observasi, jurnal siswa, jurnal guru,
wawancara, dan dokumentasi telah mencapai target penelitian. Perilaku negatif siswa pada siklus II sudah mulai menghilang. Siswa yang masih kesulitan dalam
menemukan ide pokok tiap paragraf juga berkurang. Siswa yang kesulitan dalam menemukan ide pokok tiap paragraf pada siklus I sebanyak 10 orang. Hal tersebut
mengalami peningkatan pada siklus II karena siswa yang kesulitan dalam menemukan ide pokok tiap paragraf berkurang menjadi satu orang saja.
Berdasarkan hasil observasi, dapat diketahui bahwa siswa sangat antusias dengan pembelajaran membaca cepat 250 kpm dengan menggunakan metode
kalimat media teks berjalan. Siswa yang memperhatikan dan merespon pelajaran dengan antusias dan sungguh-sungguh dengan cara bertanya, menanggapi, dan
menjawab pertanyaan sebanyak 40 orang atau 100. Tidak terdapat siswa yang
tidak memperhatikan penjelasan guru dan melakukan aktivitas yang tidak perlu seperti berbicara sendiri, kepala disandarkan di meja, dan mondar-mandir.
Siswa yang melakukan kegiatan membaca cepat dengan penuh perhatian dan menerapkan
metode baca kalimat dalam membaca cepat bacaan dari teks maupun dari teks
berjalan sebanyak 40 orang atau 100. Tidak terdapat siswa yang
kurang berpartisipasi dalam pembelajaran tidak melaksanakan perintah guru untuk melakukan
kegiatan membaca cepat. S
iswa yang serius dalam mengerjakan soal tes yang diberikan guru sebanyak 40 siswa atau 100. Tidak terdapat siswa yang
tidak serius dalam mengerjakan soal tes yang diberikan guru.
Siswa yang aktif bertanya ketika mengalami kesulitan dalam pembelajaran pada pembelajaran siklus II ini
meningkat 13 atau 52 menjadi 38 orang. Siswa yang tidak mengganggu teman pada saat pembelajaran sebanyak 40 orang atau 100.
Berdasarkan hasil jurnal siswa siklus II, diketahui bahwa seluruh siswa kelas VIII D merasa senang dan tertarik dengan pembelajaran membaca cepat 250
kpm dengan menggunakan metode kalimat dan media teks berjalan. Siswa yang mengalami kesulitan dalam menentukan ide pokok dan simpulan bacaan yang
tadinya 10 orang berkurang menjadi 1 orang. Siswa yang masih mengalami kesulitan pada saat membaca teks berjalan ada satu orang. Hal itu disebabkan
karena siswa tersebut masih kurang terbiasa dengan teks berjalan. Perasaan seluruh siswa kelas VIII D setelah melakukan proses pembelajaran membaca
cepat 250 kpm dengan menggunakan metode kalimat media teks berjalan adalah senang, terhibur, dan gembira. Sebagian besar menyarankan supaya pembelajaran
selanjutnya lebih ditingkatkan dan siswa dari kelas lain dapat merasakan pembelajaran yang sama dengan pembelajaran yang diterima oleh kelas VIII D.
Berdasarkan pengamatan guru pada saat pembelajaran berlangsung, dapat dijelaskan bahwa guru merasa cukup puas terhadap proses pembelajaran karena
hanya sebagian kecil siswa 2 siswa atau 5 yang masih mengalami kesulitan
dalam membedakan kalimat utama dengan kalimat penjelas dan masih kesulitan dalam membaca dengan menggunakan media teks berjalan. Siswa sangat senang
dengan adanya metode tersebut. Siswa juga sangat antusias dalam mempraktikkan metode kalimat dengan panduan guru. Hal ini dapat terlihat pada saat siswa
disuruh untuk mencoba menemukan ide pokok paragraf. Siswa begitu antusias untuk menjawabnya, yaitu dengan cara saling mengemukakan pendapat tentang
ide pokok paragraf. Respon siswa terhadap teks berjalan yang disajikan juga baik. Hal ini terlihat dari ekspresi siswa yang fokus membaca cepat dengan
menggunakan metode kalimat pada bacaan teks berjalan. Situasi dan suasana kelas ketika pembelajaran berlangsung dapat terkendali dengan baik. Penggunaan
metode kalimat dan teks berjalan cukup efektif digunakan dalam pembelajaran membaca cepat 250 kpm. Dengan adanya teks berjalan, siswa terdorong untuk
lebih tenang dan berkonsentrasi dalam membaca. Karena jika siswa lengah sidikit saja, maka siswa akan ketinggalan bacaan.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap enam siswa, dapat diketahui bahwa perasaan siswa saat mengikuti pembelajaran adalah tertarik dan
senang dengan pembelajaran membaca cepat 250 kpm dengan menggunakan metode kalimat media teks berjalan. Seluruh siswa yang diwawancarai
menyatakan bahwa teks bacaan yang disajikan dalam pembelajaran membaca cepat 250 kpm dengan menggunakan metode kalimat media teks berjalan sudah
sesuai. Kesulitan-kesulitan yang dialami siswa saat pembelajaran membaca cepat 250 kpm dengan menggunakan metode kalimat media teks berjalan sudah mulai
berkurang. Tanggapan siswa tentang pembelajaran membaca cepat 250 kpm
dengan menggunakan metode kalimat media teks berjalan adalah sangat senang karena siswa mendapatkan metode dan media baru dalam pembelajaran membaca
cepat. Pesan dan kesan siswa terhadap pembelajaran membaca cepat 250 kpm dengan menggunakan metode kalimat media teks berjalan adalah siswa suka dan
tertarik dengan pembelajaran membaca cepat 250 kpm dengan menggunakan metode kalimat media teks berjalan.
Siswa yang masih kesulitan membaca bacaan pada teks berjalan juga hanya satu orang saja. Hal itu disebabkan karena siswa tersebut kurang
berkonsentrasi pada saat membaca bacaan teks berjalan. Namun hasil tes yang diperoleh kedua siswa tersebut sudah memenuhi standar yang ditentutan. Jadi,
kesulitan yang dialami oleh kedua siswa tersebut tidak begitu berpengaruh terhadap kecepatan membaca siswa. Kedua siswa tersebut mengalami kesulitan
dikarenakan belum terbiasa dalam menerapkan metode kalimat untuk menemukan ide pokok dan juga baru pertama kali melakukan kegiatan membaca cepat dengan
menggunakan media teks berjalan. Berdasarkan hasil tes dan nontes pada siklus II dapat diketahui bahwa hasil
pembelajaran membaca cepat 250 kpm siswa kelas VIII D mengalami peningkatan yang signifikan. Perilaku-perilaku siswa juga meningkat ke arah
positif. Semua data yang ada pada siklus II secara umum menunjukkan hasil yang lebih positif dan memenuhi standar baik dalam keterampilan membaca cepat
maupun perupahan perilaku siswa, sehingga tidak diperlukan tindakan perbaikan pada siklus III.
4.2 Pembahasan
Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus dengan masing-masing siklus menggunakan instrumen tes dan nontes. Dari hasil kedua siklus tersebut diketahui
peningkatan proses pembelajaran membaca cepat dengan menggunakan metode kalimat media teks berjalan, peningkatan keterampilan siswa dalam membaca
cepat 250 kpm dengan menggunakan metode kalimat media teks berjalan serta perubahan perilaku yang ditunjukkan oleh siswa setelah dilakukan pembelajaran
membaca cepat dengan menggunakan metode kalimat dan media teks berjalan marquee. Pembahasan pada penelitian keterampilan membaca cepat 250 kpm
dengan menggunakan metode kalimat media teks berjalan siswa kelas VIII D SMP N 4 Cepiring adalah sebagai berikut.
4.2.1 Peningkatan Proses Pembelajaran Membaca Cepat Menggunakan
Metode Kalimat Media Teks Berjalan Marquee
Penelitian ini dilakukan dari prasiklus hingga siklus II. Penelitian prasiklus dilakukan untuk mengetahui kondisi awal siswa dalam membaca cepat 250 kpm.
Nilai rata-rata yang diperoleh pada penelitian prasiklus adalah sebesar 58. Nilai tersebut termasuk dalam kategori kurang baik. Berdasarkan pengamatan diketahui
bahwa siswa merasa bosan dan kurang antusias dalam pembelajaran membaca cepat. Penelitian siklus I dan siklus II masing-masing terdiri atas dua pertemuan.
Setiap pertemuan terdiri atas tiga tahap, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Kegiatan inti berisi eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Meskipun demikian,
proses pembelajaran yang berlangsung pada siklus I tidak sama persis dengan proses pembelajaran pada siklus II. Perbedaan tersebut dikarenakan adanya