2.2.2.3.2 Penokohan
Menurut Suharianto 1982:31 penokohan adalah pelukisan mengenai tokoh cerita, baik keadaan lahirnya maupun batinnya yang dapat berupa, pandangan
hidupnya, sikapnya, keyakinannya, adat-istiadatnya, dan sebagainya. Sejalan dengan hal itu Aminuddin 2002:79 menyatakan cara pengarang menampilkan tokoh atau
pelaku itu disebut dengan penokohan. Sedangkan yang dimaksud watak adalah kualitas tokoh, kualitas nalar, dan
jiwanya yang membedakan dengan tokoh lain. Perwatakan adalah pelukisan karakteristik tokoh melalui sifat-sifat, sikap, dan tingkah laku yang lebih
menunjukkan pada kualitas pribadi sesuai penafsiran pembaca. Penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh. Ada dua
metode penyajian watak tokoh, yaitu: 1
Metode analitislangsungdiskursif, yaitu penyajian watak tokoh dengan cara memaparkan watak tokoh secara langsung.
2 Metode dramatiktak langsungragaan, yaitu penyajian watak tokoh melalui
pemikiran, percakapan, dan lakuan tokoh yang disajikan pengarang. Bahkan dapat pula dari penampilan fisiknya serta dari gambaran lingkungan atau tempat tokoh.
2.2.2.4 Sudut Pandang
Sudut pandang adalah cara pandang pengarang menampilkan para pelaku dalam cerita yang dipaparkan Aminuddin 2002:90. Sudut pandang pada hakikatnya
merupakan strategi, teknik, dan siasat yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan ceritanya.
Ada beberapa jenis sudut pandang. Menurut Suharianto 1982:36 jenis pusat pengisahan, yaitu 1 pengarang sebagai pelaku utama cerita. Tokoh yang akan
menyebutkan dirinya sebagai “aku”. 2 pengarang ikut main, tetapi bukan pelaku utama. 3 pengarang serta hadir. Dalam hal ini pengarang tidak berperan sebagai
apa-apa. Pelaku utama cerita tersebut orang lain, dapat “dia” atau kadang-kadang disebut namanya tetapi pengarang serta tahu apa yang akan dilakukan atau lukisan
apa yang ada dalam pikiran pelaku cerita, 4 pengarang peninjau, dalam pusat pengisahan ini pengarang seakan-seakan tidak tahu apa yang akan dilakukan pelaku
cerita atau yang ada dalam pikirannya. Pengarang sepenuhnya hanya mengatakanmenceritakan apa yang dilihatnya.
Dari beberapa pendapat dapat peneliti simpulkan bahwa sudut pandang atau point of view adalah cara memandang yang digunakan pengarang sebagai sarana
untuk menyajikan tokoh, tindakan latar, dan sebagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah cerita kepada pembaca.
2.2.2.5 Gaya
Gaya erat hubungannya dengan nada cerita. Gaya pemakaian bahasa yang spesifik dari seorang pengarang. Pengertian gaya dikemukakan oleh beberapa
pengarang seperti yang tersebut berikut, Aminuddin 2002:72 menyatakan bahwa gaya adalah cara seorang pengarang mengungkapkan gagasannya dalam wacana
ilmiah dengan cara pengarang dalam kreasi cipta sastra, dengan demikian akan menunjukkan adanya perbedaan meskipun dua pengarang itu berangkat dari satu ide
yang sama. Sejalan dengan pendapat Aminuddin, Keraf 2008 menyatakan bahwa gaya
adalah kemampuan dan keahlian untuk menulis atau mempergunakan kata-kata secara indah. Karena perkembangan itu, gaya bahasa menjadi masalah atau bagian
dari diksi atau pilihan kata yang mempersoalkan cocok tidaknya pemaikaian kata, frase, atau klausa tertentu untuk menghadapi situasi tertentu.
Selain itu, Abrams dalam Nurgiyantoro 2001:276 mengatakan bahwa gaya bahasa adalah cara ekspresi kebahasaan oleh pengarang. Gaya bahasa pada masing-
masing pengarang berbeda sehingga gaya bahasa masing-masing karya sastra berbeda.
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa gaya adalah keterampilan pengarang dalam mengolah dan memilih bahasa secara tepat dan sesuai
dengan watak pikiran dan perasaan. Setiap pengarang mempunyai gaya yang berbeda-beda dalam mengungkapkan hasil karyanya.
2.2.2.6 Tema