Tema Amanat Unsur-unsur Intrinsik Cerpen

ilmiah dengan cara pengarang dalam kreasi cipta sastra, dengan demikian akan menunjukkan adanya perbedaan meskipun dua pengarang itu berangkat dari satu ide yang sama. Sejalan dengan pendapat Aminuddin, Keraf 2008 menyatakan bahwa gaya adalah kemampuan dan keahlian untuk menulis atau mempergunakan kata-kata secara indah. Karena perkembangan itu, gaya bahasa menjadi masalah atau bagian dari diksi atau pilihan kata yang mempersoalkan cocok tidaknya pemaikaian kata, frase, atau klausa tertentu untuk menghadapi situasi tertentu. Selain itu, Abrams dalam Nurgiyantoro 2001:276 mengatakan bahwa gaya bahasa adalah cara ekspresi kebahasaan oleh pengarang. Gaya bahasa pada masing- masing pengarang berbeda sehingga gaya bahasa masing-masing karya sastra berbeda. Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa gaya adalah keterampilan pengarang dalam mengolah dan memilih bahasa secara tepat dan sesuai dengan watak pikiran dan perasaan. Setiap pengarang mempunyai gaya yang berbeda-beda dalam mengungkapkan hasil karyanya.

2.2.2.6 Tema

Tema adalah dasar cerita, yakni pokok permasalahan yang mendominasi suatu karya sastra. Ia terasa dan mewarnai karya sastra tersebut dari halaman pertama hingga halaman terakhir Suharianto 1982:28. Hakikatnya tema adalah permasalahan yang merupakan titik tolak pengarang dalam menunjukkan cerita atau karya sastra tersebut, sekaligus merupakan permasalahan yang ingin dipecahkan pengarang dengan karyanya itu. Sejalan dengan pendapat di atas Aminuddin 2002:91 mengungkapkan bahwa tema adalah ide atau gagasan atas permasalahan yang mendasari suatu cerita sehingga berperan juga sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi yang diciptakannya. Selanjutnya Nurgiyantoro 2001:22 mengatakan bahwa tema dapat dipandang sebagai dasar cerita, gagasan umum sebuah karya. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud tema adalah ide atau gagasan atau permasalahan yang mendasari suatu cerita yang merupakan titik tolak pengarang dalam menyusun cerita atau karya sastra.

2.2.2.7 Amanat

Amanat menurut Suharianto 1982:70 adalah nilai-nilai yang ada dalam cerita karya sastra selain berfungsi sebagai hiburan juga berfungsi sebagai sarana pendidikan. Dengan kata lain, pengarang selain untuk menghibur pembaca penikmat juga ingin mengajari pembaca. Ajaran yang ingin disampaikan pengarang itu dinamakan amanat. Sedangkan Aminuddin 2002:22 berpendapat bahwa amanat adalah unsur pendidikan, terutama pendidikan moral, yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca lewat karya sastra yang ditulisnya. Amanat dapat disampaikan dengan cara tersirat dan tersurat. Tersirat artinya pengarang tidak menyampaikan langsung melalui kalimat-kalimat, tetapi melalui jalan nasib atau penghidupan pelakunya, sedangkan tersurat berarti pengarang menyampaikan langsung pada pembaca melalui kalimat, baik itu berbentuk keterangan pengarangnya atau dialog pelakunya. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang pembaca lewat karya sastra yang ditulisnya.

2.2.3 Keterkaitan Unsur Intrinsik dengan Kehidupan Sehari-hari

Cerita pendek merupakan cerminan kehidupan. Unsur-unsur yang terdapat dalam cerita pendek juga memiliki keterkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Keterkaitan unsur intrinsik dengan kehidupan sehari-hari terletak pada kesamaan unsur intrinsik dengan kehidupan sehari-hari. Unsur intrinsik itu memiliki keterkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Unsur intrinsik memiliki kesamaan dengan kehidupan sehari-hari jika unsur intrinsik yang ada dalam cerpen memang betul-betul ada dalam kehidupan sehari- hari, sedangkan unsur intrinsik yang tidak memiliki kesamaan dengan kehidupan sehari-hari merupakan fiktif atau karangan penulis. Keterkaitan masing-masing unsur intrinsik cerpen dengan kehidupan sehari- hari akan dijelaskan sebagai berikut; 1. Tema Menurut Aminudin 2002:91 tema adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperanan juga sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN MODEL (DISCOVERY LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR-UNSUR INTRINSIK CERPEN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TANJUNG PURA TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

0 2 23

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN PERADILAN RAKYAT KARYA PUTU WIJAYA OLEH SISWA KELAS X SMA SWASTA MARISI MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

0 8 12

PENGARUH METODE THINK-TALK-WRITE TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR-UNSUR INTRINSIK CERPEN OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 17 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

0 4 23

PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR-UNSUR INTRINSIK CERPEN OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 DOLOK PARDAMEAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

1 7 23

PENGARUH TEKNIK PEMBELAJARAN KELOMPOK BUZZ TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BUNTU PANE TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

0 0 17

PENGARUH METODE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN “SOEMPAH PEMOEDA” KARYA PUTU WIJAYA OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KISARAN TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012.

0 2 28

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEMBACA CERITA DAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK CERPEN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI SEKABUPATEN BOYOLALI.

0 1 157

unsur unsur intrinsik cerpen (1)

0 2 25

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN MELALUI METODE DISKUSI JENIS BUZZ GROUP PADA SISWA KELAS VIII A SMP DWIJENDRA GIANYAR TAHUN PELAJARAN 20112012

0 1 14

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DISKOVERI DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK CERPEN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KOTO XI TARUSAN

0 0 11