Aspek Keterkaitan Latar dengan Kehidupan Sehari-hari Aspek

4.1.1.2.3 Aspek Keterkaitan Latar dengan Kehidupan Sehari-hari

Penilaian aspek latar difokuskan pada penjelasan keterkaitan latar dengan kehidupan sehari-hari. Hasil penilaian dapat dilihat pada tabel 9 berikut ini. Tabel 9 Tes Keterkaitan Latar dengan Kehidupan Sehari-hari Siklus 1 No. Skor Frekuensi Bobot skor Persentase Nilai rata-rata 1. 15 X= x100 =78 kategori baik 2. 12 38 456 95 3. 9 0 4. 6 2 12 5 Jumlah 40 468 100 Data pada tabel 9 menunjukkan bahwa aspek keterkaitan latar dengan kehidupan sehari-hari tidak ada siswa yang memperoleh sangat baik atau 0. Kategori baik dicapai oleh 38 siswa atau 95. Tidak ada siswa yang mendapat kategori cukup atau 0. Sedangkan 2 siswa mencapai kategori kurang baik. Pada aspek latar nilai rata-rata siswa baik disebabkan siswa menanalisis keterkaitan latar dengan kehidupan sehari-hari dengan baik. Setiap komponen latar ada dan dikaitka dengan kehidupan sehari-hari. Sedangkan 2 siswa yang mendapat nilai kurang menjelaskan latar tempat saja tanpa menjelaskan latar suasana maupun latar waktu.

4.1.1.2.4 Aspek

Keterkaitan Sudut Pandang dengan Kehidupan Sehari-hari Siklus I Penilaian aspek sudut pandang berdasarkan ketepatan analisis siswa tentang sudut pandang yang digunakan pengarang dalam cerpen. Siswa tidak hanya menyebutkan sudut pandang yang digunakan dalam cerpen tersebut, tetapi siswa juga harus memberikan alasan yang tepat untuk memperkuat jawaban tersebut serta mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari. Hasil penilaian untuk aspek aspek keterkaitan latar dengan kehidupan sehari-hari dapat dilihat pada tabel 10 berikut ini. Tabel 10 Tes Keterkaitan Sudut Pandang dengan Kehidupan Sehari-hari Siklus 1 No. Skor Frekuensi Bobot skor Persentase Nilai rata-rata 1. 15 8 120 20 X= x100 =65 kategori cukup baik 2. 12 9 108 22,5 3. 9 8 72 20 4. 6 15 90 37,5 Jumlah 40 390 100 Data pada tabel 10 menunjukkan bahwa siswa dengan skor 15 berjumlah 8 siswa atau 20. Kategori baik dicapai oleh 9 siswa atau 22,5 . Kategori cukup dicapai oleh 8 siswa atau 20. Kategori kurang diperoleh 15 siswa atau 37,5 siswa. Rata-rata siswa mencapai 65 dengan kategori cukup baik. Pada aspek keterkaitan sudut pandang dengan kehidupan sehari-hari, nilai rata-rata siswa cukup baik karena siswa menyebutkan sudut pandang yang digunakan oleh pengarang dengan tepat. Namun pada analisis keterkaitan sudut pandang dengan kehidupan sehari-hari ada beberapa siswa yang tidak menyertakan bukti yang relevan sehingga nilai mereka menjadi kurang.

4.1.1.2.5 Aspek Keterkaitan Tokoh dan Penokohan dengan Kehidupan Sehari-hari Siklus 1

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN MODEL (DISCOVERY LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR-UNSUR INTRINSIK CERPEN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TANJUNG PURA TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

0 2 23

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN PERADILAN RAKYAT KARYA PUTU WIJAYA OLEH SISWA KELAS X SMA SWASTA MARISI MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

0 8 12

PENGARUH METODE THINK-TALK-WRITE TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR-UNSUR INTRINSIK CERPEN OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 17 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

0 4 23

PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR-UNSUR INTRINSIK CERPEN OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 DOLOK PARDAMEAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

1 7 23

PENGARUH TEKNIK PEMBELAJARAN KELOMPOK BUZZ TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BUNTU PANE TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

0 0 17

PENGARUH METODE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN “SOEMPAH PEMOEDA” KARYA PUTU WIJAYA OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KISARAN TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012.

0 2 28

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEMBACA CERITA DAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK CERPEN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI SEKABUPATEN BOYOLALI.

0 1 157

unsur unsur intrinsik cerpen (1)

0 2 25

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN MELALUI METODE DISKUSI JENIS BUZZ GROUP PADA SISWA KELAS VIII A SMP DWIJENDRA GIANYAR TAHUN PELAJARAN 20112012

0 1 14

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DISKOVERI DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK CERPEN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KOTO XI TARUSAN

0 0 11