Hasil Wawancara Hasil Nontes Siklus II

materi pembelajaran kepada guru. Saat diskusi berlangsung siswa terlihat aktif dalam menyampaikan pendapat pada kelompoknya. Perilaku siswa yang paling menonjol dalam pembelajaran menganalisis keterkaitan unsur intrinsik cerpen dengan kehidupan sehari-hari adalah keantusiasan siswa dalam melaksanakan diskusi. Suasana kelas selama pembelajaran menganalisis keterkaitan unsur intrinsik cerpen dengan kehidupan sehari-hari melalui metode jigsaw relatif kondusif karena siswa telah memahami instruksi pelaksaaan metode pembelajaran dengan baik.

4.1.2.3.6 Hasil Wawancara

Kegiatan wawancara dilakukan setelah selesai pembelajaran siklus II dan setelah memperoleh nilai siklus II. Wawancara yang dilakukan pada siklus II ini masih sama dengan yang dilakukan pada wawancara siklus I. Peneliti mewawancarai tiga siswa yang mewakili tiga kategori, satu siswa yang memperoleh nilai tinggi, satu siswa yang memperoleh nilai sedang, dan satu siswa yang memperoleh nilai rendah. Kegiatan wawancara dilakukan dengan tujuan untuk menggali informasi yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan penerapan metode jigsaw. Kegiatan wawancara dilakukan secara terencana. Wawancara pada siklus II ini dilakukan dengan cara bertanya pada masing- masing perwakilan dengan 5 pertanyaan yang sama. Pertanyaan tersebut meliputi: 1 kesan siswa saat mengikuti pembelajaran menganalisis keterkaitan unsur intrinsik cerpen dengan kehidupan sehari-hari melalui metode jigsaw, 2 kesulitan yang dialami siswa saat pembelajaran menganalisis keterkaitan unsur intrinsik cerpen dengan kehidupan sehari-hari melalui metode jigsaw, 3 pendapat siswa tentang metode jigsaw, 4 pemahaman siswa tentang materi yang diberikan guru, 5 saran yang diberikan siswa terhadap pembelajaran menganalisis keterkaitan unsur intrinsik cerpen dengan kehidupan sehari-hari melalui metode jigsaw. Berdasarkan analisis data hasil wawancara, dapat dijelaskan bahwa 3 siswa merasa senang dalam pembelajaran pembelajaran menganalisis keterkaitan unsur intrinsik cerpen dengan kehidupan sehari-hari melalui metode jigsaw. Mereka berpendapat bahwa pembelajaran menjadi lebih mudah dan menyenangkan dengan menggunakan metode jigsaw. Pembelajaran dengan metode jigsaw memungkinkan mereka bertukar pikiran dengan teman satu kelompok. Satu siswa dengan nilai rendah mengungkapkan pembagian kelompok agar tidak diatur oleh guru melainkan memilih sendiri teman sekelompok mereka. Kesulitan yang ditemukan oleh 3 siswa yang diwanwancarai berbeda-beda. Seorang siswa dengan nilai rendah menjawab bahwa kesulitan yang ditemukan dalam pembelajaran menganalisis keterkaitan unsur intrinsik cerpen dengan kehidupan sehari-hari melalui metode jigsaw adalah kesulitan dalam berdiskusi dengan teman sekelompoknya. Siswa dengan nilai tinggi menjawab tidak menemukan kesulitan. Sedangkan siswa dengan nilai sedang menjawab menemukan kesulitan dalam menemukan bukti unsur intrinsik dalam cerpen yang dibaca. Siswa dengan nilai tertinggi dan sedang berpendapat bahwa metode jigsaw perlu dilakukan karena membantu siswa dalam belajar menemukan unsur intrinsik agar siswa lebih mudah menemukan keterkaitan unsur intrinsik cerpen dengan kehidupan sehari-hari. Kedua siswa merasa mendapat pengalaman baru dalam pembelajaran. Sedangkan siswa dengan nilai rendah berpendapat bahwa metode jigsaw sudah baik, namun dalam kelompok siswa dengan nilai rendah merasa kesulitan dalam menyatukan pendapat. Pemahaman ketiga siswa yang diwawancara terhadap materi yang diberikan guru sudah baik, mereka merasa materi dapat diterima dengan mudah dan dapat dipahami. Hal ini disebabkan siswa telah mendapat materi tentang keterkaitan unsur intrinsik dengan kehidupan sehari-hari pada pembelajaran siklus I. Siswa dengan nilai tinggi, sedang, dan rendah merasa mudah menerima materi karena guru menyampaikan materi dengan jelas. Siswa dengan nilai tinggi dan sedang memberi saran agar pembelajaran menganalisis keterkaitan unsur intrinsik cerpen dengan kehidupan sehari-hari melalui metode jigsaw lebih sering digunakan karena siswa merasa pembelajaran menjadi tidak membosankan dan lebih menyenangkan. Siswa dengan nilai rendah memberi saran agar diadakan penambahan waktu dalam proses diskusi agar hasil pembelajaran menganalisis keterkaitan unsur intrinsik cerpen dengan kehidupan sehari-hari melalui metode jigsaw lebih memuaskan. Seluruh perwakilan merasa tertarik dengan pembelajaran menganalisis keterkaitan unsur intrinsik cerpen dengan kehidupan sehari-hari melalui metode jigsaw dengan alasan pembelajaran sebelumnya tidak pernah menggunakan metode jigsaw . Menurut mereka pembelajaran menganalisis keterkaitan unsur intrinsik cerpen dengan kehidupan sehari-hari menjadi lebih menarik dan tidak membosankan.

4.1.2.3.7 Hasil Dokumentasi Foto

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN MODEL (DISCOVERY LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR-UNSUR INTRINSIK CERPEN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TANJUNG PURA TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

0 2 23

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN PERADILAN RAKYAT KARYA PUTU WIJAYA OLEH SISWA KELAS X SMA SWASTA MARISI MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

0 8 12

PENGARUH METODE THINK-TALK-WRITE TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR-UNSUR INTRINSIK CERPEN OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 17 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

0 4 23

PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR-UNSUR INTRINSIK CERPEN OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 DOLOK PARDAMEAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

1 7 23

PENGARUH TEKNIK PEMBELAJARAN KELOMPOK BUZZ TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BUNTU PANE TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

0 0 17

PENGARUH METODE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN “SOEMPAH PEMOEDA” KARYA PUTU WIJAYA OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KISARAN TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012.

0 2 28

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEMBACA CERITA DAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK CERPEN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI SEKABUPATEN BOYOLALI.

0 1 157

unsur unsur intrinsik cerpen (1)

0 2 25

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN MELALUI METODE DISKUSI JENIS BUZZ GROUP PADA SISWA KELAS VIII A SMP DWIJENDRA GIANYAR TAHUN PELAJARAN 20112012

0 1 14

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DISKOVERI DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK CERPEN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KOTO XI TARUSAN

0 0 11