Pengertian Pembelajaran Kooperatif Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

dikembangkan Bloom dalam Ismiwati 2011:222 adalah: 1 tingkat ingatan, 2 tingkat pemahaman, 3 tingkat penerapan, 4 tingkat analisis, 5 tingkat sintesis, 6 tingkat evaluasi. Penilaian kemampuan menganalisis keterkaitan unsur intrinsik dengan kehidupan sehari-hari merupakan tingkat analisis. Membaca pada tingkat analisis menuntut siswa untuk mampu menganalisis informasi tertentu dalam wacana, mengenali, mengidentifikasi, atau membedakan pesan dan atau informasi Nurgiyantoro 2001:239. Aktivitas kognitif yang dituntut dalam tugas ini lebih dari sekadar memahami isi cerpen. Pemahaman yang dituntut adalah pemahaman secara lebih kritis dan terinci sampai bagian-bagian khusus.

2.2.5 Hakikat Pembelajaran Kooperatif

Pada bagian ini akan dijelaskan tentang pengertian pembelajaran kooperatif dan karakteristik pembelajaran kooperatif.

2.2.5.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif menurut Slavin 2008:4-5 merujuk pada berbagai macam metode pembelajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pembelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas- tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain. Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan pertisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya. Pembelajaran kooperatif mendorong dan memberi kesempatan kepada siswa untuk terampil berkomunikasi. Artinya, siswa didorong untuk mampu menyatakan pendapat atau idenya dengan jelas, mendengarkan orang lain dan menanggapinya dengan tepat. Siswa juga mampu membangun dan menjaga kepercayaan, terbuka untuk menerima dan memberi pendapat serta ide-idenya, mau berbagi informasi dan sumber, mau memberi dukungan pada orang lain dengan tulus. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi keberhasilan individual ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya.

2.2.5.2 Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran kooeratif sebagaimana dikemukakan oleh Slavin 2012, yaitu penghargaan kelompok, pertanggungjawaban individu, dan kesempatan yang sama untuk berhasil. a. Penghargaan Kelompok Pembelajaran kooperatif menggunakan tujuan-tujuan kelompok untuk memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok diperoleh jika kelompok mencapai skor di atas kriteria yang ditentukan. Keberhasilan kelompok didasarkan pada penampilan individu sebagai anggota kelompok dalam menciptakan hubungan antarsiswa yang saling mendukung, saling membantu, dan saling peduli. b. Pertanggungjawaban Individu Keberhasilan kelompok tergantung dari pembelajaran individu dari semua anggota kelompok. Pertanggungjawaban tersebut menitikberatkan pada aktivitas anggota kelompok yang saling membantu dalam belajar. Adanya pertanggungjawaban secara individu juga menjadikan setiap anggota siap untuk menghadapi tes dan tugas-tugas lainnya secara mandiri tanpa bantuan teman sekelompoknya. Siswa yang terlibat dalam Pembelajaran kooperatif akan memahami bahwa mereka diharapkan untuk belajar dan melakukan aktivitas bersama-sama serta dapat menunjukkan bahwa mereka dapat memahami isi materi c. Kesempatan yang sama untuk sukses Setiap anggota kelompok mempunyai kesempatan yang sama untuk menguasai materi pembelajaran dan mendapatkan penghargaan dari kemampuan yang dicapainya.

2.2.6 Metode Jigsaw

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN MODEL (DISCOVERY LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR-UNSUR INTRINSIK CERPEN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TANJUNG PURA TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

0 2 23

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN PERADILAN RAKYAT KARYA PUTU WIJAYA OLEH SISWA KELAS X SMA SWASTA MARISI MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

0 8 12

PENGARUH METODE THINK-TALK-WRITE TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR-UNSUR INTRINSIK CERPEN OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 17 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

0 4 23

PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR-UNSUR INTRINSIK CERPEN OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 DOLOK PARDAMEAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

1 7 23

PENGARUH TEKNIK PEMBELAJARAN KELOMPOK BUZZ TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BUNTU PANE TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

0 0 17

PENGARUH METODE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN “SOEMPAH PEMOEDA” KARYA PUTU WIJAYA OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KISARAN TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012.

0 2 28

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEMBACA CERITA DAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK CERPEN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI SEKABUPATEN BOYOLALI.

0 1 157

unsur unsur intrinsik cerpen (1)

0 2 25

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN MELALUI METODE DISKUSI JENIS BUZZ GROUP PADA SISWA KELAS VIII A SMP DWIJENDRA GIANYAR TAHUN PELAJARAN 20112012

0 1 14

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DISKOVERI DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK CERPEN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KOTO XI TARUSAN

0 0 11