75
6. Evaluasi
a. Dari hasil observasi, setelah perawat dibagikan selebaran mengenai
standar kegiatan perawat sejak tiba di RB2 B, ada 20 perawat yang melaksanakan kegiatan sesuai dengan standar yang sudah diberikan.
b. Alat-alat inventaris sudah terdata beserta dengan kondisinya dan format
pendataan ulang sudah tersedia. c.
Peralatan dan obat-obat emergensi sudah tersusun rapi. d.
Format pembagian ruangan bagi pegawai di ruang rawat inap RB2 B sudah tersedia.
e. Format pembagian tugas bagi mahasiswa yang praktek di ruang rawat inap
RB2 B sudah tersedia.
C. Pembahasan.
Menurut teori manajemen, sebuah ruangan rawat inap tidak hanya memiliki tenaga keperawatan harus memiliki tenaga non keperawatan seperti petugas
kebersihan, petugas farmasi, petugas administrasi,dan pembantu perawat Gillies, 1989. Hal ini tidak dijumpai di RB2 B dan akan mempengaruhi perhitungan
jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan. Menurut rumus Douglas perawat yang dibutuhkan sebanyak 25 orang, sementara tenaga perawat yang ada di RB2
B 24 orang jadi kekurangan perawat 1 orang. Sedangkan menurut Depkes perawat yang dibutuhkan sebanyak 34 orang, jadi ruangan RB2 B kekurangan tenaga
perawat sebanyak 10 orang. Dari hasil pengkajian dan observasi yang dilakukan selama 4 minggu disimpulkan bahwa tenaga yang tersedia sangat kurang karena
Universitas Sumatera Utara
76 jumlah ketergantungan pasien tidak sesuai dengan jumlah tenaga perawat yang
tersedia dan banyaknya tugas non keperawatan yang harus dilakukan oleh perawat selain tugas keperawatan yang harus dilakukan.
Perbandingan jumlah tenaga perawat menurut Douglas pada shift pagi sebanyak 9 orang, shift sore 6 orang,
shift malam 3 orang, cuti 1 dengan jumlah rata-rata pasien sebanyak 37 orang. RSUP H. Adam Malik merupakan Rumah Sakit pendidikan. Jika dirata-ratakan
kurang lebih ada 10 orang mahasiswa yang dinas di ruang RB2 B setiap shift dimana mahasiswa dapat membantu tugas-tugas perawat pelaksana di ruangan.
Jika dibandingkan dengan perbandingan jumlah pegawai di RB2 B, rata-rata pegawai yang dinas pada shift pagi yakni sebanyak 12 orang, shift sore 3 orang
dan shift malam 3 orang. Perbandingan jumlah pegawai ini belum sesuai dengan beban kerja yang ada di ruangan. Kekurangan tenaga perawat di RB2 B teratasi
sedikit oleh bantuan mahasiswa yang sedang praktek dengan pengawasan dari perawat ruangan.
Belum optimalnya pendokumentasian ASKEP khususnya bagian evalusi hal ini dikarenakan karena kurangnya pengetahuan tentang penulisan SOAP, belum
optimalnya pelaksanakan prosedur yang harus dilakukan perawat sejak tiba di ruangan RB2 B, pencatatan atau pendataan kondisi alat-alat inventaris belum
berjalan optimal, penempatan alat-alat atau obat-obat emergensi belum tersususn rapi, pengelolaan mahasiswa praktek yang belum optimal. Berdasarkan masalah
yang didapat dan prioritas dari analisa situasional, maka kelompok menawarkan alternative penyelesaian masalah yang ada disesuaikan dengan kondisi ruangan.
Universitas Sumatera Utara
77 Berbagai intervensi yang direncanakan untuk mengatasi masalah yaitu
antara lain: Membuat prosedur tentang apa yang harus dilakukan perawat sejak tiba di ruangan RB2B, Membuat buku panduan tentang cara pendokumentasian
evaluasi SOAP berdasarkan Nic Noc, membantu melakukan pencatatan kondisi
alat-alat inventaris yang ada di ruangan RB2B serta membuat format untuk pendataan ulang kondisi alat-alat inventaris, membantu perawat menyususn alat-
alat dan obat-abat emergensi sehingga memudahkan pengambilan saat terjadi hal yang emergensi, mengusulkan agar setiap mahasiswa yang praktik di ruang rawat
inap RB2B diberikan tugas memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga serta membuatkan format pembagian tugas bagi mahasiswa. Namun
sekarang di ruangan RB2 B sudah tersedianya, format pendataan ulang alat-alat inventaris, Peralatan dan obat-obat emergensi sudah tersusun rapi dan adanya
Format pembagian ruangan bagi pegawai dan format untuk mahasiswa yang praktek di ruang rawat inap RB2 B.
Universitas Sumatera Utara
78
BAB III PENGELOLAAN ASUHAN KEPERAWATAN
A. Landasan Teori 1. Definisi
Urolithiasis adalah suatu keadaan terjadinya penumpukan oksalat, calculi batu ginjal pada ureter atau pada daerah ginjal. Urolithiasis terjadi bila batu ada
di dalam saluran perkemihan. Batu itu sendiri disebut calculi. Pembentukan batu mulai dengan kristal yang terperangkap di suatu tempat sepanjang saluran
perkemihan yang tumbuh sebagai pencetus larutan urin. Calculi bervariasi dalam ukuran dan dari fokus mikroskopik sampai beberapa centimeter dalam diameter
cukup besar untuk masuk dalam pelvis ginjal. Gejala rasa sakit yang berlebihan pada pinggang, nausea, muntah, demam, hematuria. Urine berwarna keruh seperti
teh atau merah. Urolithiasis adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya batu urolith
atau kristal-kristal pada saluran air kencing tractus urinarius. Batu dan kristal tersebut dapat ditemukan di ginjal, urethra, dan kebanyakan di vesika urinaria
kandung kencing. Adanya batu atau polikristal tersebut dapat membuat iritasi saluran air kencing, akibatnya saluran tersebut rusak, ditemukan darah bersama
urin yang dapat menimbulkan rasa sakit. Polikristal ini terdiri dari Kristal organic atau anorganik 90-95 dan matriks organic 5-10 dan unsur lain dalam
jumlah kecil.
Universitas Sumatera Utara