PJ Menerima pasien baru

210 Lampiran 5 Daftar Nama Pegawai RB 2 B yang Bertanggung Jawab di Ruang RB2 B RSUP H Adam Malik Medan Tanggal .....bulan. ...20.. N o Nama Pegawai Ruang Urologi Ruang Bedah Plastik CartoVaskuler Pelaksana I Pelaksana II PJ III.3 III.4

II.4 PJ

III.5 II.5 III.6 II.6 III.7 II.7 Tim 1 P S M P S M 1 Meri Lusiana S,Kep Ns 2 Iramawati 3 Rismauli Siahaan S,Kep 4 Laing Bresman saragih, Amk 5 Hotma Marpaung, Amk 6 Yanti Purnama Sari 7 Munarda Suhaila, Amk 8 Lesteria Dolok Saribu, Amk 9 Siti Nurhayati, Amk Tim 2 1 Eka sari S,Kep, Ns 2 Uliana Tambunan S,Kep 3 Narko B padang S, Kep, Ns 4 Sri Aryani Amk 5 Rita Taruli 6 Neng Sagala 7 Aida Hanum 8 Juni Simamora, Amk 9 Tonggo Hutabaluan, S, Kep 10 Nesta Sinaga, Amk 11 Marlina Taringan, Amk Universitas Sumatera Utara 211 SATUAN ACARA PENYULUHAN SAP INFEKSI NOSOKOMIAL

A. TUJUAN

1. Tujuan Instruksional Umum Setelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit, diharapkan keluarga dan pasien mengerti dan memahami tentang Infeksi Nosokomial. 2. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, peserta penyuluhan akan dapat: a. Pasien dan keluarga dapat menjelaskan defenisi infeksi nosokomial b. Pasien dan keluarga dapat menjelaskan cara penularan infeksi nosokomial c. Pasien dan keluarga dapat menjelaskan cara pencegahan dari infeksi nosokomial d. Pasien dan keluarga dapat menjelaskan dan mendemonstrasikan 6 tekhnik cara cuci tangan yang baik dan benar

B. Pokok Bahasan

Infeksi Nosokomial

C. Sub Pokok Bahasan

1. Defenisi Infeksi Nosokomial Universitas Sumatera Utara 212 2. Cara Penularan Infeksi Nosokomial 3. Cara Pencegahan dari Infeksi Nosokomial 4. 6 Tekhnik Cara Mencuci Tangan yang Baik dan Benar

D. Sasaran Penyuluhan

Keluarga dan pasien yang di rawat di ruang RB2 B RSUP Haji Adam Malik Medan

E. Waktu dan tempat

 Haritanggal : Selasa, 19 Juni 2012  Waktu : 15 Menit  Tempat : Ruang RB2 B RSUP Haji Adam Malik Medan

F. Metode

 Ceramah  Demonstrasi  Tanya Jawab

G. Media dan alat

 Leaflet Universitas Sumatera Utara 213

I. KegiatanPenyuluhan

Tahap Kegiatan Penyuluhan Metode Kegiatan sasaran Media dan alat Pendahuluan 1. Memberi salam pembuka 2. Memperkenalkan diri 3. Menjelaskan pokok bahasan dan tujuan penyuluhan Ceramah Menjawab salam Memperhatikan Memperhatikan Leaflet Penyajian 1. Menjelaskan Pengertian infeksi nosokomial 2. Menjelaskan cara penularan infeksi nosokomial 3. Menjelaskan cara pencegahan dari infeksi nosokomial 4. Menjelaskan dan mendemonstrasikan 6 tekhnik cara mencuci tangan yang baik dan benar Ceramah Dan demonstr asi Memperhatikan Memperhatikan Memperhatikan Leaflet Penutup 1. Memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya 2. Memberikan pertanyaan kepada pasien serta keluarga Diskusi Umpan balik Leaflet

J. Evaluasi

1. Struktur  Kesiapan mahasiswa memberikan materi penyuluhan  Media dan alat memadai  Setting sesuai dengan kegiatan 2. Proses  Pelaksanaan pre planning sesuai dengan alokasi waktu  Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dengan aktif Universitas Sumatera Utara 214  Peserta penyuluhan menanyakan tentang hal-hal yang diajukan oleh penyuluh pada saat diskusi 3. Hasil  Peserta penyuluhan mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh penyuluh pada saat evaluasi

K. Materi Penyuluhan A.

Pengertian Infeksi Nosokomial Infeksi adalah adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh yang disertai suatu gejala klinis baik lokal maupun sistemik. Infeksi yang muncul selama seseorang tersebut dirawat di rumah sakit dan mulai menunjukkan suatu gejala selama seseorang itu dirawat atau setelah selesai dirawat disebut infeksi nosokomial. Secara umum, pasien yang masuk rumah sakit dan menunjukkan tanda infeksi yang kurang dari 72 jam menunjukkan bahwa masa inkubasi penyakit telah terjadi sebelum pasien masuk rumah sakit, dan infeksi yang baru menunjukkan gejala setelah 72 jam pasien berada dirumah sakit baru disebut infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial ini dapat berasal dari dalam tubuh penderita maupun luar tubuh. Infeksi endogen disebabkan oleh mikroorganisme yang semula memang sudah ada didalam tubuh dan berpindah ke tempat baru yang kita sebut dengan self infection atau auto infection, sementara infeksi eksogen cross infection disebabkan oleh mikroorganisme yang berasal dari rumah sakit dan dari satu pasien ke pasien lainnya. Universitas Sumatera Utara 215

B. Cara Penularan Infeksi Nosokomial

Cara penularan infeksi nosokomial bisa berupa infeksi silang Cross infection yaitu disebabkan oleh kuman yang didapat dari orang atau penderita lain di rumah sakit secara langsung atau tidak langsung. Infeksi sendiri Self infection, Auto infection yaitu disebabkan oleh kuman dari penderita itu sendiri yang berpindah tempat dari satu jaringan ke jaringan yang lain. Infeksi lingkungan Environmental infection yaitu disebabkan oleh kuman yang berasal dari benda atau bahan yang tidak bernyawa yang berada di lingkungan rumah sakit. Misalnya lingkungan yang lembab dan lain-lain Depkes RI, 1995. Menurut Jemes H,Hughes dkk, yang dikutip oleh Misnadiarli 1994, tentang model cara penularan, ada 4 cara penularan infeksi nosokomial yaitu kontak langsung antara pasien dan personil yang merawat atau menjaga pasien. Seterusnya, kontak tidak langsung ketika objek tidak bersemangatkondisi lemah dalam lingkungan menjadi kontaminasi dan tidak didesinfeksi atau sterilkan, sebagai contoh perawatan luka paska operasi. Selain itu, penularan cara droplet infection dimana kuman dapat mencapai ke udara air borne dan penularan melalui vektor yaitu penularan melalui hewanserangga yang membawa kuman Depkes RI, 1995.

C. Cara Pencegahan dari Infeksi Nosokomial

Pencegahan dari infeksi nosokomial ini diperlukan suatu rencana yang terintegrasi, monitoring dan program yang termasuk : a Membatasi transmisi organisme dari atau antara pasien dengan cara mencuci tangan dan penggunaan sarung tangan, tindakan septik dan aseptik, sterilisasi dan disinfektan. Universitas Sumatera Utara 216 b Mengontrol resiko penularan dari lingkungan. c Melindungi pasien dengan penggunaan antibiotika yang adekuat, nutrisi yang cukup, dan vaksinasi. d Membatasi resiko infeksi endogen dengan meminimalkan prosedur invasif. e Pengawasan infeksi, identifikasi penyakit dan mengontrol penyebarannya. Terdapat berbagai pencegahan yang perlu dilakukan untuk mencegah infeksi nosokomial. Antaranya adalah dikontaminasi tangan dimana transmisi penyakit melalui tangan dapat diminimalisasi dengan menjaga hiegene dari tangan. Tetapi pada kenyataannya, hal ini sulit dilakukan dengan benar, karena banyaknya alasan seperti kurangnya peralatan, alergi produk pencuci tangan, sedikitnya pengetahuan mengenai pentingnya hal ini, dan waktu mencuci tangan yang lama. Penggunaan sarung tangan sangat dianjurkan apabila melakukan tindakan atau pemeriksaan pada pasien dengan yang dirawat di rumah sakit Louisiana, 2002. Simonsen et al 1999 menyimpulkan bahwa lebih dari 50 suntikan yang dilakukan di negara berkembang tidak aman contohnya adalah jarum, tabung atau keduanya yang dipakai secara berulang-ulang. Untuk mencegah penyebaran infeksi melalui jarum suntik maka diperlukan, penggunaan jarum yang steril dan penggunaan alat suntik yang disposabel. Masker digunakan sebagai pelindung terhadap penyakit yang ditularkan melalui udara. Sarung tangan, sebaiknya digunakan terutama ketika menyentuh darah, cairan tubuh, feses maupun urine. Sarung tangan harus selalu diganti untuk setiap pasiennya, baju khusus juga harus Universitas Sumatera Utara 217 dipakai untuk melindungi kulit dan pakaian selama kita melakukan suatu tindakan untuk mencegah percikan darah, cairan tubuh, urin dan feses Louisiana, 2002. Pembersihan yang rutin sangat penting untuk meyakinkan bahwa rumah sakit sangat bersih dan benar-benar bersih dari debu, minyak dan kotoran. Administrasi rumah sakit harus ada waktu yang teratur untuk membersihkan dinding, lantai, tempat tidur, pintu, jendela, tirai, kamar mandi, dan alat-alat medis yang telah dipakai berkali-kali. Usahakan pemakaian penyaring udara, terutama bagi penderita dengan status imun yang rendah atau bagi penderita yang dapat menyebarkan penyakit melalui udara. Kamar dengan pengaturan udara yang baik boleh menurunkan resiko terjadinya penularan tuberkulosis. Selain itu, rumah sakit harus membangun suatu fasilitas penyaring air dan menjaga kebersihan pemprosesan serta filternya untuk mencegah terjadinya pertumbuhan bakteri. Toilet rumah sakit juga harus dijaga, terutama pada unit perawatan pasien diare untuk mencegah terjadinya infeksi antar pasien. Permukaan toilet harus selalu bersih dan diberi disinfektan Wenzel, 2002.

D. 6 Tekhnik Cara Mencuci Tangan yang Baik dan Benar

Ada 3 istilah dalam mencuci tangan yaitu hand wash, hand rub dan cuci tangan surgical. Yang memungkinkan untuk kita lakukan di rumah adalah hand wash dan hand rub karena cuci tangan surgical biasanya dilakukan oleh dokter- dokter pra dan pasca operasi. Hand wash dilakukan bila terlihat tangan kita kotor dan menggunakan air dan sabun sedangkan hand rub dilakukan bila tangan kita terlihat bersih dengan membersihkan tangan menggunakan cairan berbasis alcohol. Universitas Sumatera Utara 218 Berikut adalah langkah melakukan cuci tangan yang baik : Tuangkan cairan cuci tangan pada telapak tangan hand rub atau bisa menggunakan sabun dan air mengalir hand wash lalu ikuti gerakan cuci tangan pada gambar dibawah 1. Telapak tangan dengan telapak tangan 2. Telapak tangan kiri diatas punggung tangan kanan dan sebaliknya 3. Telapak dan jari saling terkait 4. Punggung jari pada telapak satunya dengan jari saling mengunci 5. Jempol kiri digosok memutar dan sebaliknya 6. Jari kiri menguncup dan diputar pada telapak tangan kanan dan sebaliknya. Universitas Sumatera Utara 219 Bila menggunakan air dan sabun setelah selesai mencuci tangan tiriskan tangan dengan mengangkat kedua tangan atau dengan kain yang bersih Admin, 2010. Daftar Pustaka Depkes RI. 1995.Infeksi Nosokomial. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Admin. 2010. Cara Pencegahan Infeksi Nosokomial. Diakses dari http:radioharmonifm.comhomecara pencegahan infeksi nosokomial pada tanggal 20 Februari 2012 Universitas Sumatera Utara 220 Lampiran 9 LAPORAN HASIL PELAKSANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN “PENGENDALIAN INFEKSI”

A. Persiapan

Persiapan kegiatan penyuluhan pengendalian infeksi dilakukan mahasiswa Profesi Ners Keperawatan USU dengan sebelumnya berkoordinasi dengan kepala ruangan dalam hal pengadaan penyuluhan di ruang RB2 B. Kemudian mahasiswa Profesi Ners Keperawatan USU mempersiapkan materi yang akan disampaikan melalui media leaflet. Materi penyuluhan yang dipersiapkan disesuaikan dengan susunan materi yang telah disusun dalam satuan acara pengajaran SAP yaitu Defenisi Infeksi Nosokomial, Cara Penularan Infeksi Nosokomial, Cara Pencegahan dari Infeksi Nosokomial dan 6 Tekhnik Cara Mencuci Tangan yang Baik dan Benar. Materi dipersiapkan dalam bentuk leaflet.

B. Pelaksanaan

Adapun tujuan umum dari pelaksanaan penyuluhan adalah Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan keluarga dan pasien mengerti dan memahami tentang Infeksi Nosokomial dan dapat mempraktekkan 6 langkah cuci tangan dengan benar. Adapun penyuluhan tentang pengendalian infeksi dilakukan pada: Hari Tanggal : Jum at , 22 Juni 2012 Universitas Sumatera Utara 221 Waktu : 09.00-selesai Tempat : Ruang RB2 B Dan dilaksanakan oleh: 1. Moderator : Vina Prismawati Sagala, S.Kep 2. Penyuluh : Nuraidar, S.Kep Penyuluhan dimulai setelah melakukan operan bed to bed bersama kepala ruangan. Penyuluhan diberikan kepada seluruh pasien dan keluarga yang terdapat di sembilan ruangan rawat inap RB2 B. Materi disampaikan dengan baik. Penyuluhan dilakukan diawali dengan menanyakan kepada peserta tentang pengetahuan keluarga dan pasien mengenai infeksi nosokomial dan juga tentang cara cuci tangan, kemudian dilanjutkan dengan penjelasan dan diselingi dengan menanyakan pemahaman peserta tentang materi yang disampaikan. Kemudian dilakukan pendemostrasian mengenai 6 langkah mencuci tangan yang benar.

C. Evaluasi 1. Evaluasi Struktur

 Kegiatan dilaksanakan di Sembilan ruang rawat inap RB2B yaitu kamar III 3 , III 4 , II 4 , III 5 , II 5 , III 6 , II 6 , III 7 dan II 7  Penyuluhan dimulai pukul 09.00 WIB selama 30 menit dan diakhiri pada pukul 09.30 WIB.  Media yang digunakan berupa leaflet. Universitas Sumatera Utara 222 2. Evaluasi Proses  Penyuluhan dimulai sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya. Durasi waktu penyuluhan sesuai dengan yang direncanakan yaitu 30 menit.  Kesiapan peserta baik dalam mengikuti penyuluhan dimana peserta antusias dalam mengikuti penyuluhan. 3. Evaluasi Hasil  Seluruh peserta menyatakan mendapat pengetahuan yang lebih jelas tentang pengendalian infeksi.  Peserta dapat menjawab pertanyaan yang diajukan 80 dengan benar.

D. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan Penyuluhan pengendalian infeksi dilakukan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Kegiatan penyuluhan berlangsung secara kondusif dan peserta dapat mengikuti penyuluhan dengan baik. Peserta dapat menjawab pertanyaan 80 dengan benar dan dapat mengulangi kembali 6 langkah cuci tangan yang benar. 2. Saran Sebaiknya pasien dan keluarga diingat setiap hari tentang 6 langkah mencuci tangan yang benar, sehingga pasien dan keluarga dapat mengingat serta melakukannya setiap hari. Universitas Sumatera Utara 223 SATUAN ACARA PENYULUHAN SAP MANAGEMENT NYERI PAIN MANAGEMENT

A. TUJUAN

1. Tujuan Instruksional Umum Setelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit, diharapkan keluarga dan pasien mengerti dan memahami tentang manajemen nyeri. 2. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti penyuluhan selama 15 menit, peserta penyuluhan akan dapat: 1. Pasien dan keluarga dapat menjelaskan defenisi manajemen nyeri 2. Pasien dan keluarga dapat menyebutkan faktor yang mempengaruhi nyeri 3. Pasien dan keluarga dapat menjelaskan cara mengkaji persepsi Nyeri 4. Pasien dan keluarga dapat menjelaskan dan mendemonstrasikan cara mengatasi nyeri

B. Pokok Bahasan

Manajemen Nyeri

C. Sub Pokok Bahasan

1. Menjelaskan pengertian manajemen nyeri Universitas Sumatera Utara 224 2. Menyebutkan faktor yang mempengaruhi nyeri 3. Menjelaskan cara mengkaji persepsi Nyeri 4. Menjelaskan cara mengatasi nyeri

D. Sasaran Penyuluhan

Keluarga dan pasien yang di rawat di ruang RB2 B RSUP Haji Adam Malik Medan

E. Waktu dan tempat

 Haritanggal : Rabu, 13 Juni 2012  Waktu : 15 Menit  Tempat : Ruang RB2 B RSUP Haji Adam Malik Medan

F. Metode

 Ceramah  Demonstrasi  Tanya Jawab

G. Media dan alat

 Leaflet Universitas Sumatera Utara 225

I. Kegiatan Penyuluhan

Tahap Kegiatan Penyuluhan Metode Kegiatan sasaran Media dan alat Pendahuluan 2. Memberi salam pembuka 2. Memperkenalkan diri 3. Menjelaskan pokok bahasan dan tujuan penyuluhan Ceramah Menjawab salam Memperhatikan Memperhatikan Leaflet Penyajian 1. Menjelaskan pengertian manajemen nyeri 2. Menyebutkan faktor yang mempengaruhi nyeri 3. Menjelaskan cara mengkaji persepsi Nyeri 4. Menjelaskan cara mengatasi nyeri Ceramah Dan demonstrasi Memperhatikan Memperhatikan Memperhatikan Demonstrasi Leaflet Penutup 3. Memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya 4. Memberikan pertanyaan kepada pasien serta keluarga Diskusi Umpan balik Leaflet

J. Evaluasi

1. Struktur  Kesiapan mahasiswa memberikan materi penyuluhan  Media dan alat memadai  Setting sesuai dengan kegiatan 2. Proses  Pelaksanaan pre planning sesuai dengan alokasi waktu Universitas Sumatera Utara 226  Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dengan aktif  Peserta penyuluhan menanyakan tentang hal-hal yang diajukan oleh penyuluh pada saat diskusi 3. Hasil  Peserta penyuluhan mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh penyuluh pada saat evaluasi.

K. Materi Penyuluhan Pengertian Nyeri

Nyeri adalah pengalaman sensoris dan emosional yang tidak mnyenangkan yang disertai oleh kerusakan jaringan secara potensial dan aktual. Nyeri adalah suatu perasaan menderita secara fisik dan mental atau perasaan yang bisa menimbulkan ketegangan. Faktor yang mempengaruhi nyeri : 1. Usia 2. Jenis Kelamin 3. Kebudayaan 4. Makna Nyeri 5. Perhatian 6. Ansietas 7. Keletihan 8. Pengalaman Sebelumnya 9. Gaya Koping Universitas Sumatera Utara 227 10. Dukungan Keluarga dan Sosial Cara Mengkaji Persepsi Nyeri a. Intensitas nyeri  Individu dapat diminta untuk membuat tingkatan nyeri pada skala verbal,0 -10  0 = tidak ada nyeri,  1-3 nyeri ringan dan pasien dapat berkomunikasi dengan baik  4-6 nyeri sedang, secara langsung masih bisa mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mengikuti perintah dengan baik  7- 10 = nyeri hebat, dimana tidak dapat mengeikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, tidak dapat dilatasi dengan nafas dalam dan pengalihan perhatian, dan tidak mampu untuk berkomunikasi. b. Karakteristik nyeri. c. Faktor-faktor yang meredakan nyeri misalnya gerakan, kurang bergerak, pengerahan tenaga, istirahat, obat-obat bebas d. Efek nyeri terhadap aktifitas kehidupan sehari- hari misalnya tidur, nafsu makan, konsentrasi, interaksi dengan orang lain, gerakan fisik, bekerja, dan aktivitas-aktivitas santai. e. Kekhawatiran individu tentang nyeri. Cara mengatasi nyeri: a. Teknik latihan pengalihan  Menonton TV  Berbincang-bincang dengan orang lain Universitas Sumatera Utara 228 b. Stimulasi kulit  Menggosok secara halus pada daerah nyeri  Menggosok punggung  Menggunakan air hangat dan dingin  Mendengarkan music c. Teknik relaksasi  Menganjurkan pasien untuk menarik napas  Mengisi paru-paru dengan udara, menghembuskannya secara perlahan, melemaskan otot-otot tangan, kaki, perut, dan punggung. d. Kompres hangat atau dingin  Caranya gunakan handuk yang telah dibasahi air hangat atau air dingin kemudian ditempelkan pada area yang nyeri. e. Imajinasi terbimbing  Yaitu dengan mengarahkan pasien membayangkan sesuatu yang dapat membuatnya nyaman membayangkan sesuatu tempat yang memberikan dirinya tenang, seperti sawah yang terhampar luas dengan hijaunya dedauanan padi. f. Posisi tidur yang nyaman Dapat mengurangi stress penekanan pada luka, dengan cara:  Beri bantal tambahan untuk menyokong tubuh  Atur posisi tempat tidur  Atur posisi tubuh mikamiki. Universitas Sumatera Utara 229 Daftar Pustaka Daniel, R. 2004 nursing fundamentals: caring clinical desicion making. Clifton par,NY: Delmar Learning Ross, E.L2004. Hot topic pain management.philadelphia, pennsylavania: hanley Belfus, INC Universitas Sumatera Utara 230 Lampiran 12 LAPORAN HASIL PELAKSANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN “MANAJEMEN NYERI”

A. Persiapan

Persiapan kegiatan penyuluhan manajemen nyeri dilakukan mahasiswa Profesi Ners Keperawatan USU dengan sebelumnya berkoordinasi dengan kepala ruangan dan juga Clinical Instructur dalam hal pengadaan penyuluhan di ruang RB2 B. Kemudian mahasiswa Profesi Ners Keperawatan USU mempersiapkan materi yang akan disampaikan melalui media leaflet. Materi penyuluhan yang dipersiapkan disesuaikan dengan susunan materi yang telah disusun dalam satuan acara pengajaran SAP yaitu pengertian manajemen nyeri, faktor yang mempengaruhi nyeri, cara mengkaji persepsi nyeri, cara mengatasi nyeri. Materi dipersiapkan dalam bentuk leaflet.

B. Pelaksanaan

Adapun tujuan umum dari pelaksanaan penyuluhan adalah keluarga akan dapat memahami penanganan dan mendemonstrasikan manajemen nyeri, Adapun penyuluhan tentang manajemen nyeri dilakukan pada: Hari Tanggal : Kamis, 14 Juni 2012 Waktu : 10.00-10.30 WIB Tempat : Ruang RB2 B Kamar II.4 Universitas Sumatera Utara 231 Dan dilaksanakan oleh: Penyuluh : Nuraidar, S.Kep Penyuluhan dimulai setelah melakukan operan bed to bed bersama kepala ruangan. Penyuluhan diberikan kepada Ny. R dan keluarga yang berada di kamar II.4 RB2 B. Materi disampaikan dengan baik. Penyuluhan dilakukan diawali dengan menanyakan kepada peserta tentang pengetahuan keluarga dan pasien mengenai manajemen nyeri, kemudian dilanjutkan dengan penjelasan dan diselingi dengan menanyakan pemahaman peserta tentang materi yang disampaikan.

C. Evaluasi 1. Evaluasi Struktur

 Kegiatan dilaksanakan di ruang rawat inap RB2 B yaitu kamar II.4  Penyuluhan dimulai pukul 10.00 WIB selama 20 menit dan diakhiri pada pukul 10.20 WIB.  Peserta penyuluhan berjumlah 2 orang  Media yang digunakan berupa leaflet. 2. Evaluasi Proses  Penyuluhan dimulai sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya. Durasi waktu penyuluhan sesuai dengan yang direncanakan yaitu 20 menit. Universitas Sumatera Utara 232  Kesiapan peserta baik dalam mengikuti penyuluhan dimana peserta antusias dalam mengikuti penyuluhan. 3. Evaluasi Hasil  Seluruh peserta menyatakan mendapat pengetahuan yang lebih jelas tentang manajemen nyeri  Peserta dapat mengulangi kembali bagaimana cara mengatasi nyeri.

D. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan Penyuluhan manajemen nyeri dilakukan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Kegiatan penyuluhan berlangsung secara kondusif dan peserta dapat mengikuti penyuluhan dengan baik. Peserta dapat menjawab pertanyaan 80 dengan benar dan dapat mengulangi bagaimana cara mengatasi nyeri yang dirasakan oleh Ny R. 2. Saran Pendidikan kesehatan sangat penting bagi pasien dan keluarga untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang penyakitnya dan dapat mengambil langkah yang tepat dalam pengobatan. Perawat harus mempunyai pengetahuan yang cukup dalam memberikan pendidikan kesehatan bagi pasien dan keluarga, sehingga dapat membantu pasien dalam mengatasi masalah kesehatannya. Universitas Sumatera Utara 233 SATUAN ACARA PENGAJARAN SAP RANGE OF MOTION ROM

1. Tujuan Instruksional A. Umum

Dokumen yang terkait

Pengelolaan Pelayanandan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan : Stroke Haemoragik di Ruang Rindu A4 Neurologi RSUP H Adam Malik Medan

6 105 189

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien : Pencegahan Komplikasi Diabetik dengan Foot Exercise (Senam Kaki) di Ruangan Rindu A2 RSUP H. Adam Malik Medan

10 123 217

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Endokrin : Diabetes Melitus di Ruangan Rindu A1 RSUP H. Adam Malik Medan

20 134 152

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Telinga Hidung dan Tenggorokan : Nasopharing Carcinoma (NPC) di Ruang Rindu A5 RSUP Haji Adam Malik Medan

4 50 227

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Pasien Kanker Serviks di Ruangan Rindu B1 Obgyn (Onkologi) RSUP H. Adam Malik Medan

8 80 167

Kolaborasi Perawat dengan Dokter di ruangan Rindu B RSUP Haji Adam Malik Medan.

10 61 69

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Perkemihan: Batu Ginjal (Urolithiasis) di Ruangan Rindu B2 B RSUP Haji Adam Malik Medan

4 4 63

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Perkemihan: Batu Ginjal (Urolithiasis) di Ruangan Rindu B2 B RSUP Haji Adam Malik Medan

3 4 61

LAPORAN PBLK Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Perkemihan: Batu Ginjal (Urolithiasis) di Ruangan Rindu B2 B RSUP Haji Adam Malik Medan Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Mata Ajaran Pengalaman Belajar Lapangan Kompr

1 3 12

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Telinga Hidung dan Tenggorokan : Nasopharing Carcinoma (NPC) di Ruang Rindu A5 RSUP Haji Adam Malik Medan

1 1 54