69
2. Analisa Situasi 1
. Planning Strenght
Weakness Opportunity
Threatened
• Memiliki visi, misi, dan falsafah ruangan yang dijadikan sebagai
pedoman dalam memberikan pelayanan kesehatan.
• Memberikan pelayanan pada pasien Askes, jamkesmas, JKA, dan
umum. • Sudah adanya format dokumentasi
yang terintergrasi catatan integrasi yang digunakan sebagai
dokumentasi semua tenaga medis. • Ruangan rindu B2 B telah
difasilitasi dengan SAK dan SOP • Diadakannya pertemuan berkala
minimal 2xhari untuk membicarakan pelaksanaan kegiatan
di ruangan • Sudah terdapat format pengkajian
sistem checklist di ruang rindu B2 B namun belum dipergunakan
secara maksimal. • Pendokumentasian asuhan
keperawatan pasien belum sesuai dengan standar asuhan
keperawatan yang terdapat di ruangan rindu B2 B.
• Sudah terdapat format pendidkan kesehatan kepada pasien tetapi
pelaksanaannya belum optimal. • Perawat masih banyak yang
belum memahami standar apa yang harus dilakukan perawata
sejak tiba di ruangan RB 2B • Pencatatan atau pendataan ulang
kondisi alat-alat inventaris belum berjalan optimal.
• Penempatan alat-alat atau obat- obat emergensi belum tersusun
rapi. • Adanya mahasiswa
yang sedang praktek belajar di RSUP HAM
Medan. • Adanya kesempatan
bagi perawat untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
. • Adanya tuntutan
masyarakat yang tinggi untuk mendapatkan
pelayanan yang lebih professional.
• Rumah sakit lain yang mempunyai SDM yang
lebih baik dan berkualitas.
• Era globalisasi yang menuntut adanya
pelayanan keperawatan yang berkualitas dan
bermutu.
• Anggapan masyarakat bahwa rumah sakit
merupakan rumah sakit pendidikan, yang
menjadikan pasien sebagai lahan praktek.
Universitas Sumatera Utara
70
2. Organizing
Strenght Weakness
Opportunity Threatened
• Memiliki struktur organisasi yang jelas dan melakukan pendelegasian sesuai
alur struktur. • Ruang rindu B2 B memiliki ketetapan
yang sudah jelas dalam penempatan katim, CI, dan perawat pelaksana
berdasarkan jenjang pendidikan. • Di setiap shift baik pagi, sore, dan malam
sudah ditetapkan perawat penanggungjawab
• Jadwal dinas disusun setiap bulan secara jelas dan fleksibel
• Deskripsi tugas perawat tersusun dengan jelas.
• Metode penugasan adalah metode tim, tetapi belum
dilakukan secara optimal karena masih ada metode
fungsional dimana adanya pembagian perawat pelaksana
yang khusus seperti petugas luar.
• Sistem pendelegasian tugas yang dilakukan secara lisan
dapat menimbulkan resiko penyalahgunaan wewenang.
• Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan pada
tanggal 15 juni 2012 menyatakan belum adanya
orang yang tepat menjabat sebagai katim 2 karena belum
ada yang memenuhi kriteria yaitu pengalaman kerja,
keterampilan, tanggung • Adanya
pedoman uraian tugas
yang mengacu pada
Depkes RI. • Adanya tuntutan
akan pelayanan yang lebih baik
Universitas Sumatera Utara
71
3. Staffing