Pengertian Pendidikan Karakter KAJIAN TEORI

12 Memberikan saran dan masukan kepada sekolah untuk menyempurnakan dan meningkatkan kualitas pelaksanaan pendidikan karakter. b. Bagi Guru Meningkatkan keterampilan guru dalam mengembangkan nilai-nilai karakter yang diintegrasikan dalam proses pembelajaran c. Bagi Peneliti Menambah wawasan dan pengalaman mengenai pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah karena kelak peneliti akan terjun dalam suatu sekolah.

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian Pendidikan Karakter

Ahmad D. Marimba dalam Syamsul Kurniawan 2013:26 merumuskan pendidikan sebagai bimbingan atau didikan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan anak didik, baik jasmani maupun ruhani, menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Sementara itu, menurut Ki Hadjar Dewantara seperti dikutip Abu Akhmadi dan Nur Ukhbiyati dalam Syamsul Kurniawan 2013:27 mendefinisikan pendidikan sebagai tuntutan segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar mereka kelak menjadi manusia dan anggota masyarakat yang dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. 13 Selanjutnya, H. Mangun Budiyanto dalam Syamsul Kurniawan 2013:27 berpendapat bahwa pendidikan adalah mempersiapkan dan menumbuhkan peserta didik atau individu manusia yang prosesnya berlangsung secara terus menerus sejak ia lahir sampai ia meninggal dunia. Sementara itu, Carter V. Good 1977 dalam Hamid Darmadi 2009:2 menyatakan pendidikan adalah proses perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan perilaku yang berlaku dalam masyarakatnya. Proses sosial dimana seseorang dipengaruhi oleh sesutau lingkungan yang terpimpin khususnya di sekolah sehingga ia dapat mencapai kecakapan sosial dan mengembangkan kepribadiannya. Selanjutnya, Godfrey Thomson 1977 dalam Hamid Darmadi 2009:3 menyatakan pendidikan adalah pengaruh lingkungan atas individu untuk menghasilkan perubahan yang tetap di dalam kebiasaan tingkah lakunya, pikirannya dan perasaannya. Senada dengan pendapat tersebut, Masnur Muslich 2010:69 Pendidikan adalah proses internalisasi budaya ke dalam diri seseorang dan masyarakat sehingga membuat orang dan masyarakat jadi beradab. Pendidikan bukan merupakan sarana transfer ilmu pengetahuan saja, tetapi lebih luas lagi yaitu sebagai sarana pembudayaan dan penyaluran nilai. Dari pendapat para ahli di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pendidikan adalah bimbingan yang dilakukan secara sadar oleh pendidik kepada peserta didik agar terjadi proses perubahan dalam diri peserta didik kearah yang lebih positif berupa tingkah laku, pikiran, dan perasannya melalui 14 suatu proses yang berlangsung secara terus menerus sehingga dapat menjadi pribadi yang beradab. Karakter menurut pusat Bahasa Depdiknas dalam Pupuh Fathurrohman dkk 2013:17 adalah bawaan, hati, jiwa, kepribadian, karakter dan akhlak mulia, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak. Senada dengan itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008:623 dalam Pupuh Fathurrohman, dkk 2013:18 yang dimaksud karakter ialah sifat-sifat kejiwaan; akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain; tabiat; watak. Selanjutnya, Syamsul Kurniawan 2013:29 menyatakan bahwa karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan YME, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hokum, tata karma, budaya dan adat istiadat. Sementara, Dharma Kesuma, dkk 2011:11 berpendapat bahwa karakter berasal dari nilai tentang sesuatu. Suatu nilai yang diwujudkan dalam bentuk perilaku anak itulah yang disebut karakter. Jadi suatu karakter melekat dengan nilai dari perilaku tersebut. Kemudian, Masnur Muslich 2010:84 menyatakan bahwa karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan 15 berdasarkan norma-norma agama, hokum, tata karma, budaya, dan adat istiadat. Dari pendapat para ahli di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa karakter adalah sesuatu hal yang diwujudkan dalam bentuk pikiran, perasaan, perkataan dan perbuatan oleh seorang peserta didik di lingkungan sekolah baik kepada sesama teman, guru, warga sekolah,maupun kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dapat membedakan antara peseta didik yang satu peserta didik yang lainnya. Pupuh Fathurrohman, dkk 2013: 16 menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Senada dengan pendapat di atas, T. Ramli 2003 dalam Pupuh Fathurrohman, dkk 2013:15 berpendapat bahwa pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik. Adapun kriteria manusia yang baik, warga masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik bagi suatu masyarakat atau bangsa, secara umum adalah nilai-nilai sosial tertentu, yang banyak dipengaruhi oleh karakter masyarakat atau bangsanya. Oleh karena itu, hakikat dari pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah pendidikan nilai, yaitu pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari karakter bangsa Indonesia itu sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda. Selanjutnya, Pendidikan karakter menurut, Ratna Megawangi 2004:95 dalam Dharma Kesuma, dkk 2011:5 adalah sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya. Definisi lainnya 16 dikemukakan oleh Fakry Gaffar 2010:1 dalam Dharma Kesuma, dkk 2011:5 pendidikan karakter merupakan sebuah proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang iru itu. Dalam definisi tersebut, ada tiga ide pikiran penting, yaitu: 1 proses transformasi niali-nilai, 2 ditumbuhkembangkan dalam kepribadian, dan 3 menjadi satu dalam perilaku. Kemudian, Kevin Ryan dan Bohlin 2001 dalam Pupuh Fathurrohman, dkk 2013: 17 pendidikan karakter adalah sebagai upaya sungguh- sungguh untuk membantu seseorang memahami, peduli, dan bertindak dengan landasan inti nilai-nilai etis. Selanjutnya ia menambahkan, “Character so conceived has threeinterrelated parts: m oral knowing, moral feeling, and moral behavior”. Karakter mulia good character meliputi pengetahuan tentang kebaikan, lalu menimbulkan komitmen niat terhadap kebaikan, dan akhirnya benar-benar melakukan kebaikan. Dengan kata lain karakter mengacu kepada serangkaian pengetahuan cognitives , sikap attitudes , dan motivasi motivations , serta perilaku behaviors , dan keterampilan skills . Senada dengan hal diatas, Dharma Kesuma, dkk 2011:5-6 dalam konteks kajian P3, kami mendefinisikan pendidikan karakter dalam seting sekolah sebagai “Pembelajaran yang mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah.” Definisi ini mengandung makna: 1 Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang terintegrasi dengan pembelajaran yang terjadi pada semua mata pelajaran; 2 Diarahkan pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh. Asumsinya anak merupakan organisme manusia yang memiliki potensi untuk dikuatkan dan dikembangkan; 3 Penguatan dan pengembangan perilaku didasari oleh nilai yang dirujuk sekolah lembaga. 17 Dari pendapat para ahli di atas, peneliti dapat menyimpulkan pendidikan karakter adalah suatu proses pembelajaran yang menguatkan dan mengembangkan perilaku ke dalam diri peserta didik yang didasari oleh visi dan misi yang ingin dicapai oleh sekolah sehingga sekolah dapat membentuk peserta didik yang berkontribusi secara positif terhadap lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, nusa dan bangsa.

B. Konsep Pendidikan Karakter di Indonesia Saat Ini