Pengondisian Lingkungan Hasil Penelitian

99 waktu. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti selama 14 kali kepala sekolah dan guru selalu datang ke sekolah tepat waktu, selain menjadi contoh keteladanan bagi para siswa hal tersebut juga merupakan contoh kedisiplinan guru di SD Negeri Glagah, hal ini juga menunjukkan adanya karakter disiplin yang dikembangkan di SD Negeri Glagah.

2. Pengondisian Lingkungan

Pengondisian lingkungan yang mendukung terhadap pengembangan karakter disiplin adalah dengan adanya jam dinding yang dipasang di setiap ruangan dan tata tertib siswa yang dijelaskan sebagai berikut.

a. Jam dinding

Jam dinding juga tersedia hampir di setiap ruangan di SD Negeri Glagah. Berdasarkan hasil dokumentasi berikut juga terlihat adanya beberapa jam dinding yang ada dalam ruangan. Hal ini berkaitan dengan disiplin terhadap waktu. 100 Gambar 12. Jam dinding di kelas V C Gambar 13. Jam dinding terletak di kantor guru

b. Tata Tertib

Tata tertib untuk siswa tidak di tempel di tempat yang strategis sehingga tidak mudah terbaca oleh siswa. 101 Gambar 14. Tata tertib untuk siswa di temple di dekat jalan yang mengarah ke WC sehingga sulit terbaca oleh siswa karena jarang dilalui untuk berkatifitas

c. Karakter Peduli Sosial

Karakter peduli sosial dikembangkan melalui pembiasaan spontan dan pembiasaan rutin. 1. Pembiasaan Spontan Pembiasaan spontan yang dilakukan oleh kepala sekolah maupun guru di SD Negeri Glagah menunjukan adanya sikap peduli sosial terhadap perilaku siswa yang kurang baik hal tersebut ditunjukkan dengan pemberian teguran, nasehat dan sanksi kepada siswa yang berpeilaku kurang baik, selain guru kepala sekolah juga sudah melakukan teguran, nasehat dan sanksi ketika melihat guru atau siswa yang melakukan pelanggaran. Hal ini diketahui dari hasil wawancara berikut. Peneliti : “Pernahkah ibu memberikan nasehat atau saran kepada siswabapak ibu guru yang melanggar peraturan?” Kepala Sekolah : ”Oh sering, kalau bagi guru sekiranya itu sudah keterlaluan saya panggil yang kedua saya akan memberikan masukan supaya merubah yang seharusnya tidak dilakukan untuk siswa juga, banyak permasalahan siswa yang dihadapi karena dirumah kurang mengawasi 102 putranya sehingga banyak kejadian seharusnya tidak terjadi ya sering saya panggil sampai ke orang tuanya.” Kamis, 28 Mei 2015 Berdasarkan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah sering memberikan nasehat atau saran kepada bapakibu guru jika sekiranya itu sudah keterlaluan kepala sekolah memberikan masukan supaya merubah yang seharusnya tidak dilakukan, tidak hanya guru, untuk siswa juga seperti itu karena banyak permasalahan siswa yang dihadapi banyak kejadian seharusnya tidak terjadi dan terjadi dan kepala sekolah memanggil siswa. Selain pembiasaan yang dilakukan oleh kepala sekolah hal ini juga merupakan salah satu peran warga sekolah sebagai kepala sekolah melakukan pengawasan dan tindak lanjut terhadap perilaku guru ataupun siswa yang melanggar terhadap peraturan. Guru juga memberikan pembiasaan spontan kepada siswa seperti teguran, nasehat dan sanksi. Sanksi yang diberikan oleh guru dalam masing-masing kelas berbeda-beda, tetapi sebagian besar sudah mempunyai kesadaran untuk memberikan sanksi kepada siswanya. Adapun sanski yang diberikan oleh guru yaitu jika ada siswa yang tidak mengerjakan PR guru memberikan sanksi untuk mengerjakannya dua kali, ada juga guru yang menghukum siswanya yang tidak mengerjakan PR atau gaduh di dalam kelas dengan piket dan sholat dhuha, ada juga yang di berikan sanksi untuk membaca surat-surat pendek, ada juga yang diminta untuk memunguti sampah daun-daun 103 kering di sekitar sekolah. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara sebagai berikut. Peneliti: “BapakIbu itu langsung menasehati siswa atau tidak jika siswa tidak mengerjakan PR, melaksanakan piket, membuang sampah sembarangan atau berperilaku tidak baik? ” If : “Terbiasa pertama kali mengatakan say hello kemudian sedikit ceramah entah itu menyentuh religiusnya atau kebiasaanya di rumah seperti apa besok ketika kamu dewasa harus seperti ini lo, nanti jika kamu dewasa akan menjadi kebanggaan tersendiri buat kamu.” Sabtu, 09 Mei 2015 Aw : “Anak dipanggil kemudian dinasehati.” Senin, 11 Mei 2015 Ar : “Diberi teguran dan pembinaan, tidak asal menyalahkan kamu salah, ditunjukkan salahnya bagaiman kemudian dinasehati.” Selasa, 12 Mei 2015 Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa guru telah mampu mengintegrasikan pendidikan karakter dalam kehidupan sehari-hari siswa melalui berbagai macam hal salah satunya adalah pembiasaan spontan. Pembiasaan spontan yang dilakukan guru adalah langsung menegur dan menasehati jika ada perilaku siswa yang tidak sesuai. Guru bukan hanya melakukan pembiasaan spontan kepada siswa dalam kehidupan sehari-hari akan tetapi guru juga mampu berperan membangun pendidikan karakter sebagai warga sekolah melalui nasehat yang diberikan. Berdasarkan hasil observasi dalam proses pembelajaran guru juga telah mampu mengintegrasikan pendidikan karakter melalui sebuah pembiasaan spontan yang terangkum dalam observasi. Pada saat kelas III B sedang latihan soal guru memberi nasehat tidak boleh melihat jawaban teman, karena jika kamu melihat nanti kamu yang akan susah sendiri pada saat UKK. Jum’at, 15 Mei 2015. Hal ini diperkuat 104 dengan hasil dokumentasi berikut ini suasana kelas III B pada saat latihan mengerjakan UKK. Gambar 15. Suasana siswa yang tenang saat mengerjakan latihan UKK setelah dinasehati oleh guru untuk tidak mencontek. Pembiasaan spontan berupa hukuman juga telah diberlakukan guru kepada siswa dengan berbagai macam hukuman seperti piket, sholat, memungut sampah kering. Hal ini diketahui dari hasil wawancara dengan guru dan siswa sebagai berikut. Peneliti : “Bentuk hukuman seperti apa yang biasa ibu berikan kepada siswa? ” If : “Kalau saya biasanya saya suruh piket kalau tidak ya sholat dhuha.” Sabtu, 09 Mei 2015 St : “Kalu mencontek saya suruh minta maaf dan membaca istighfar, jika mengucapkan kata kotor mengucap istighfar 10 kali dan janji tidak akan mengulangi lagi saya suruh minta ttd orang tua.” Rabu, 13 Mei 2015 Rn : “Hukuman yang saya berikan itu biasanya piket.” Jumat, 15 Mei 2015 La : “Saya biasanya memberi hukuman piket.” Sabtu, 28 Mei 2015 Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pemberian sanksi oleh guru bermacam-macam yaitu ada yang tidak mengerjakan PR guru meberikan sanksi untuk mengerjakannya dua kali, ada juga guru yang menghukum siswanya yang tidak mengerjakan PR atau gaduh di dalam kelas dengan piket dan sholat dhuha, ada juga yang di berikan sanksi untuk membaca istighfar 10 105 kali jika mengucapkan kata kotor. Kesimpulan tersebut juga dikonfirmasi dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa bahwa mereka memang pernah mendapatkan hukuman tersebut dari guru sebagai berikut. Peneliti: “Bentuk hukuman seperti apa yang pernah kamu peroleh dari guru? ” Ar : “Hukumannya piket sama sholat dhuha.” Selasa, 26 Mei 2015 Hn : “Biasanya, suruh memunguti daun kering untuk membantu tugas tukang kebun, suruh piket seminggu kalau gak piket.” Selasa, 02 Juni 2015 Ay : “Piket selama 1 minggu.”Selasa, 02 Juni 2015 Berdasarkan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa siswa pernah mendapat hukuman piket, sholat dhuha dan memunguti sampah kering, tetapi sebagian besar jawaban yang diperoleh dari siswa adalah piket, hal ini berarti hukuman yang berlaku secara umum di SD tersebut adalah piket. Guru sudah tegas dalam memberikan hukuman kepada siswa yang melanggar karena jika mendiamkan siswa melakukan pelanggaran berarti sama halnya dengan membolehkan siswa melanggar peraturan. Pemberian sanksi oleh guru terlihat dalam proses pembelajaran di kelas IV C dan kelas V C. Siswa yang ramai di kelas IV C diberi hukuman untuk piket sepulang sekolah Observasi Proses Pembelajaran, Jum’at, 29 Mei 2015. Siswa kelas V C juga pada saat proses pembelajaran ramai dan guru langsung memberi hukuman untuk piket sepulang sekolah. Observasi Proses Pembelajaran, Sabtu, 30 Mei 2015. Pemberian hukuman piket tersebut juga diperkuat dari dokumentasi sebagai berikut. 106 Gambar 16. Suasana kelas V C saat mengerjakan piket, disitu juga nampak salah seorang siswa di depan yang mendapat hukuman piket dari gurunya.

2. Pembiasaan Rutin Kegiatan rutin dalam kaitannya dengan pengembangan karakter