PENUTUP Learning Team Proceeding 2000
Pelajaran dari Pengalaman Proyek Pesisir 1997 - 2000 7 0
DAFTAR PUSTAKA
CRMP. 1998a. Penyelidikan geologi daerah pesisir pantai Propinsi Lampung. Technical Report CRMP Lampung, Bandar Lampung.
CRMP. 1998b. Profil perikanan tangkap Propinsi Lampung. Technical Report CRMP Lampung, Bandar Lampung.
CRMP. 1998c. Profil habitat pertanian pantai Propinsi Lampung. Technical Report CRMP Lampung, Bandar Lampung.
CRMP. 1998d. Kesesuaian dan arahan pengembangan lahan pertanian dan pesisir Lampung. Technical Report CRMP Lampung, Bandar Lampung.
CRMP. 1998e. Sumber-sumber pencemaran wilayah pesisir Propinsi Lampung. Technical Report CRMP Lampung, Bandar Lampung.
CRMP. 1998f . An analysis of aquaculture in the coastal areas of Lampung, evolution, status, and potential. Technical Report CRMP Lampung, Bandar
Lampung. CRMP. 1998g. Significant coastal habitats, wildlife and water resources in Lampung.
Technical Report CRMP Lampung, Bandar Lampung. CRMP. 1998h. Profil wisata bahari di kawasan pesisir Teluk Lampung. Technical
Report CRMP Lampung, Bandar Lampung. CRMP. 1998i. Kondisi oseanografi perairan pesisir Lampung. Technical Report
CRMP Lampung, Bandar Lampung. CRMP. 1998j. Oseanografi dan kualitas perairan Teluk Lampung. Technical
Report CRMP Lampung, Bandar Lampung. Mahi, A.K. dan B. Wiryawan. 1999. Potensi dan arahan pengembangan lahan
pertanian di wilayah pesisir Lampung. Jurnal Pesisir dan Lautan 22: 29-43. Sondita, M.F.A., N.P. Zamani, B. Haryanto, A. Tahir dan Burhanuddin. 1999.
Proses kerja Learning Team pada tahun 19981999 dalam kegiatan pendokumentasian Proyek Pesisir. Dalam Sondita M.F.A.,
N.P.Zamani,B.Haryanto, A.Tahir dan Burhanuddin editor. Kerjasama PKSPL dengan CRC-URI.
Wiryawan, B., B. Marsden, H.A. Susanto, A.K. Mahi, M. Ahmad, H. Poespitasari editors. 1999. Atlas sumberdaya wilayah pesisir Lampung.
Pemerintah Propinsi Lampung, Proyek Pesisir CRC-URI, PKSPL-IPB, Bandar Lampung. 109 pp.
Wiryawan, B., B. Marsden, I.M. Dutton. 1999. Atlas sumberdaya wilayah pesisir Lampung: suatu hasil dan proses. Jurnal Pesisir dan Lautan 23:27-
41.
7 1 Pelajaran dari Pengalaman Proyek Pesisir 1997 - 2000
Lampiran 1. Sumber data sekunder yang digunakan dalam penyusunan atlas
Jenis informasi yang terkumpul
Badan Pertanahan Nasional Propinsi Lampung Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Propinsi
Lampung Dinas Perikanan tingkat propinsi dan kabupaten
Dinas Kehutanan dan Kanwil Kehutanan Dinas Pekerjaan Umum Pengairan dan Kanwil
Pekerjaan Umum Kanwil Perhubungan
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Gabungan Pengusaha Perikanan Indonesia
GAPPINDO dan Asosiasi Pengusaha Pembenihan Udang APPU
KUD Mina TNI Angkatan Laut Satuan Keamanan Laut Kanwil
Perhubungan Perguruan tinggi Universitas Lampung dan Institut
Pertanian Bogor Lembaga swadaya masyarakat
Lembaga Bantuan Hukum
Sumber informasi
Peta penggunaan lahan, hutan, perikanan, pertanian 1977, 1987, 1997; statistik pertanahan; proses kepemilikan lahan; permasalahan
Peta tata-ruang propinsi RUTRW 1977,1987,1997; peraturan daerah Statistik perikanan, penggunaan lahan, produksi tingkat propinsi dan kabupaten tahun 1977,1987, 1990-1997;
kondisi sosial ekonomi; konflik penggunaan perairan; prosedur perijinan; permasalahan Hutan mangrove; rencana pengembangan silvo-fishery; program reboisasi; perubahan penggunaan lahan 1977,
1987 dan 1987; permasalahan Penggunaan lahan; jaringan jalan; pelabuhan dan bangunan pantai; erosi dan reklamasi
Konflik penggunaan perairan laut; kegiatan pengerukanan dan kegiatan pekerjaan umum yang lain Pencemaran; polutan industri dan Prokasih; hot-spots polusi; permasalahan
Perusahaan perikanan; produksi, 1977, 1987, 1990-1997; pemasaran domestik dan internasional; status stok ikan; permasalahan
Permasalahan Pelabuhan dan fasilitasnya; permasalahan; konflik penggunaan perairan.
Hasil-hasil penelitian Pusat Studi Lingkungan, proyek-proyek, survei sosial-ekonomi, studi AMDAL dan aktivitas advokasi
Konflik sosial-ekonomi dan penyelesaiannya; permasalahan lingkunganhukum. Kasus konflik penggunaan lahan
Keterangan: : hasil pertemuan Tim Proyek Pesisir September 1998.
Pelajaran dari Pengalaman Proyek Pesisir 1997 - 2000 7 2
PENYUSUNAN PROFIL SUMBERDAYA PESISIR OLEH MASYARAKAT DESA: PENGALAMAN DAN PELAJARAN DARI UPAYA PENGELOLAAN BERBASIS MASYARAKAT DI MINAHASA, SULAWESI UTARA
Oleh: M. Fedi A. Sondita, Burhanuddin, Brian R. Crawford, Johnnes Tulungen,
Christovel Rotinsulu, Asep Sukmara, Meidi Kasmidi, Maria T. Dimpudus, Noni Tangkilisan, Fadilla Kesuma, Andi Agus, Christie Saruan, Edwin Ngangi dan Sesilia Dajoh
ABSTRAK
Proyek Pesisir Sulawesi Utara sejak tahun 1997 telah merintis atau memperkenalkan dan menerapkan contoh pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir di 3 desa lokasi proyek, yaitu desa Bentenan-Tumbak, Blongko dan Talise. Di setiap lokasi tersebut masyarakat diharapkan mampu melaksanakan pengelolaan sumberdaya setempat.
Sebelum menyusun rencana pengelolaan, masyarakat perlu mengetahui gambaran permasalahan atau isu-isu sumberdaya pesisir yang ada. Kegiatan untuk mengetahui dan menyajikan gambaran isu-isu tersebut dalam sebuah dokumen dinamakan kegiatan penyusunan profil sumberdaya pesisir.
Dalam makalah ini disajikan proses penyusunan profil sumberdaya pesisir oleh masyarakat desa. Secara umum kegiatan ini terdiri dari tahapan yang mencakup: 1 perangkuman isu-isu yang diidentifikasi dalam studi-studi dan diskusi, 2 kegiatan pelaksanaan awal, 3 identifikasi anggota dan pembentukan kelompok inti, 4 pembentukan
tim pendukung teknis, 5 pelatihan bagi kelompok inti dan tim pendukung teknis, 6 penyusunan draft profil isu desa oleh kelompok inti, dan 7 pengkajian review draft profil isu oleh masyarakat desa dan tim teknis, kemudian 8 pengesahan dan pencetakannya.
Kegiatan penyusunan profil ini memberikan manfaat besar karena membangun dukungan serta partisipasi masyarakat dalam mewujudkan upaya pengelolaan sumberdaya, menyediakan informasi dasar yang dapat dijadikan acuan untuk penyusunan rencana pengelolaan, dan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang lingkungannya.
Melalui partisipasi aktif dalam kegiatan penyusunan profil, masyarakat mengetahui isu-isu masalah dan peluang, penyebab isu, akibat yang ditimbulkan dan mengetahui strategi penanganan isu-isu tersebut.
Selain proses penyusunan, dalam makalah ini disajikan pula hasil-hasil pembelajaran lessons learned berupa saran-saran atau rekomendasi sebagai bahan pertimbangan jika seseorang akan menyusun suatu profil sumberdaya pesisir untuk pengelolaannya. Beberapa faktor yang mendukung kelancaran pelaksanaan penyusunan profil perlu
diperhatikan dengan seksama. Salah satunya adalah mempersiapkan kelompok inti dan masyarakat agar mereka memiliki kapasitas untuk melaksanakan kegiatan ini, yaitu melalui kegiatan penyuluhan dan pelatihan.
Kata kunci: profil sumberdaya desa pesisir; partisipasi masyarakat; community-based management.
7 3 Pelajaran dari Pengalaman Proyek Pesisir 1997 - 2000
ABSTRACT
In 1997 in North Sulawesi, Proyek Pesisir started to introduce examples of coastal management in three village level sites, Bentenan-Tumbak, Blongko and Talise. The community of each site are expected to be capable to manage their local resources they depend on. Before developing a management
plan, community needs to understand existing issues in their area. Activities to identify and to describe these issues in a document of profil are called development of coastal resources profile or profiling activities.
This paper presents the process of profiling activities conducted by local community with the help of Proyek Pesisir. In general, profiling activities consisted of: 1 summarizing issues identified from technical studies, consultative meetings, 2 early actions, 3 identification members and establishment
of core team responsible for profile development, 4 establishment of technical support team, 5 trainings for core team and technical support team, 6 development of profile draft by the core team, 7 review of the draft by local community and technical support team, 8 approval, printing and
distribution. Impact of profiling is not limited to the production of the profiles because it also develops community participation to implement resource management,
provides basic information for development of management plan, improves their knowledge on environment and resources available in their village. By actively involved in profiling activities, community members can identify resources management issues, their causes, impacts if the issues are not handled
properly and understand how to handle them. This paper also presents some lessons learned from experience of Proyek Pesisir in facilitation this activity. These lessons are important to anyone
interested to develop issue-based coastal profile. Several factors promoting the efficiency of profiling activities need careful attention. One of them is capacity development of core team and community to execute this activity through outreach and training programs.
Keywords: coastal village resources profile; community participation, community-based management
Pelajaran dari Pengalaman Proyek Pesisir 1997 - 2000 7 4