KONSEP PROGRAM TAMBAK RAMAH LINGKUNGAN DAN REHABILITASI MANGROVE

4 1 Pelajaran dari Pengalaman Proyek Pesisir 1997 - 2000 Program ini bertujuan untuk: √ meng embangkan suatu bentuk pengelolaan pesisir terpadu dimana masyarakat menjadi pelaku utama dalam pemanfaatan lahan mangrove sebagai areal pertambakan secara berkelanjutan; √ menumbuhkan tanggung jawab masyarakat dengan cara meningkatkan kepedulian dan partisipasi mereka dalam menjaga dan melestarikan sumberdaya alam di lingkungan mereka. Dua strategi telah dikembangkan untuk mencapai tujuan tersebut, yaitu: mengembangkan dan mencari teknik-teknik tepat guna yang tidak mengejar produksi dalam skala besar, namun lebih mementingkan kesinambungan usaha pertambakan dengan mempertimbangkan potensi, daya dukung dan kelestarian sumberdaya alam serta kemampuan sumberdaya manusia. membangun suatu mekanisme rehabilitasi dan perlindungan mangrove berbasis masyarakat dengan cara perbaikan dan rehabilitasi jalur hijau coastal green belt yang saat ini sudah beralih fungsi menjadi tambak-tambak rakyat. Hal ini dilakukan dalam rangka menjaga keseimbangan ekosistem sekaligus menjaga keberlanjutan usaha tambak yang merupakan keinginan masyarakat. Adapun keluaran dari kegiatan ini adalah terciptanya suatu contoh pola pengelolaan tambak ramah lingkungan dan kawasan jalur hijau berbasis masyarakat secara terpadu, yang merupakan aplikasi dari konsep pengelolaan pesisir terpadu berbasis masyarakat. Contoh pola pengelolaan ini diharapkan dapat diterapkan di kawasan lain di Lampung atau tempat yang memiliki sumberdaya alam dengan karakteristik hampir sama komunikasi pribadi, Tim PSC, Juni 1999. Dengan diselenggarakannya program ini, beberapa hasil yang diharapkan dari program ini adalah: peningkatan kepedulian dan kesadaran masyarakat akan arti penting hutan mangrove dalam menunjang keberlanjutan usaha pertambakan mereka; peningkatan kemampuan masyarakat dalam menggali potensi dan memahami isu serta permasalahan yang dihadapinya kemudian mengangkat hal tersebut sebagai teladan baik; peningkatan kemampuan masyarakat dalam memberikan pendapat dan argumentasi secara aktif dan berani; peningkatan kemampuan masyarakat dalam bermusyawarah dan bernegosiasi untuk mencapai kesepakatan-kesepakatan dalam penyempurnaan program bersama; peningkatan kemandirian dan kemampuan masyarakat dalam menyusun, mengembangkan, menerapkan dan membudayakan program-program yang bersifat sustainable berkelanjutan dan ramah lingkungan ke dalam praktek kehidupan mereka sehari-hari; peningkatan kondisi kesejahteraan masyarakat yang sejahtera melalui pemanfaatan sumberdaya alam secara berkelanjutan di lingkungan yang baik sesuai dengan fungsi-fungsinya.

4. TAHAPAN KEGIATAN

Proses kegiatan ini berkaitan erat dengan kegiatan Proyek Pesisir di tahun pertama yang diawali dengan kegiatan penyusunan profil sumberdaya wilayah pesisir Lampung penyusunan atlas pesisir yang mencakup identifikasi permasalahan atau isu dan stakeholders, penentuan prioritas masalah, perumusan konsep ICM, mencari peluang kerjasama dengan instansidinas dan membangun kerjasama dengan LSM. Pada tahun kedua, pelaksanaan program ini difokuskan pada kegiatan pemilihan lokasi dan pelaksanaan awal early actions. Kegiatan pelaksanaan awal ini mencakup pembentukan dan penyamaan persepsi anggota Tim Pantai Timur, sosialisasi kegiatan dan penggalian potensi dan kendala yang ada di lokasi, pelatihan PRA bagi anggota TPT dan studi banding. Pada tahun berikutnya tahun ketiga, kegiatan-kegiatan sebelumnya diharapkan dapat ditindaklanjuti REHABILITASI MANGROVE BERBASIS MASYARAKAT Kegiatan penghijauan kembali jalur hijau pantai yang terlaksana atas inisiatif masyarakat berdasarkan kesepakatan mereka mulai dari penentuan lokasi, pelaksanaan penghijauan, pemeliharaan dan pengawasannya. Kesepakatan mereka tercakup dalam kesepakatan atau keputusan desa. Pelajaran dari Pengalaman Proyek Pesisir 1997 - 2000 4 2 dengan kegiatan penyusunan rencana pengelolaan, pelaksanaan kegiatan, monitoring dan evaluasi program.

4.1 Pemilihan desa lokasi percontohan

Proses pemilihan lokasi dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap pemilihan wilayah, tahap survei desa dan tahap penentuan desa. Berdasarkan hasil identifikasi isu-isu dan potensi sumberdaya alam pesisir yang diperoleh dari kegiatan penyusunan profil, maka wilayah pesisir Lampung dibedakan menjadi 4 kelompok wilayah utama, yaitu Pantai Barat, Pantai Timur, Teluk Semangka dan Teluk Lampung. Dengan mempertimbangkan skala degradasi habitat mangrove dan tingkat kegiatan ekonomi cukup tinggi, Pantai Timur dipilih sebagai wilayah untuk lokasi percontohan. Selanjutnya, wilayah di antara Tanjung Penet dan Ketapang dipilih karena di sepanjang pantainya kegiatan tambak cukup padat. Di wilayah tersebut terdapat 9 desa dari dua kabupaten, Kabupaten Lampung Timur Desa Karya Makmur, Karya Tani, Pasir Sakti, Purworejo, Mulyosari, dan Labuhan Ratu dan Kabupaten Lampung Selatan Desa Bandar Agung, Ber undung dan Pematang Pasir. Setelah penentuan wilayah, serangkaian survei dilakukan dengan tujuan khusus untuk mengidentifikasi status pemilikan tambak dan kondisi dari kesembilan desa tersebut. Mengingat ada keterbatasan waktu, survei tersebut dilaksanakan dengan menerapkan metode partisipatory rapid appraisal PRA. Kajian umum terhadap aspek-aspek ekologi, potensi sumberdaya alam dan sosial-ekonomi telah dilakukan oleh sejumlah peneliti dan konsultan proyek dalam kegiatan penyusunan profil wilayah pesisir Lampung Wiryawan et al., 1999. Dalam survei ini masyarakat desa yang disurvei turut aktif dalam pengidentifikasian status pemilikan tambak. Tim survei bersama masyarakat membuat peta pemilikan lahan bersama masyarakat dalam kurun waktu yang singkat Gambar 1. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari survei dan kriteria yang telah ditentukan, akhirnya dua desa terpilih untuk diusulkan untuk menjadi lokasi percontohan. Kedua desa tersebut adalah Desa Karya Tani, Kecamatan Labuhan Maringgai dan Desa Pematang Pasir, Kecamatan Penengahan. Keterangan yang lebih rinci mengenai kedua desa tersebut dapat dilihat dalam Lampiran 1. Kedua desa tersebut kemudian diusulkan dalam pertemuan Tim Pengarah Propinsi Provincial Steering Committee ~ PSC untuk memilih satu desa yang akan dijadikan lokasi percontohan. Dalam pertemuan tersebut terpilih Desa Pematang Pasir berdasarkan komitmen, kesiapan dan keinginan Pemerintah Daerah untuk pengembangan pengelolaan wilayah secara terpadu. Skema proses pemilihan lokasi dapat dilihat dalam Gambar 2. T e r a k h i r diketahui bahwa pelaksanaan survei dalam rangka m e n d a p a t k a n informasi penting KRITERIA PEMILIHAN DESA LOKASI PERCONTOHAN Sebagian besar tambak dimiliki oleh penduduk desa; Tambak yang ada menerapkan teknologi ekstensif danatau semi intensif PMILIHAN DESA CALON LOKASI Ada beberapa kesamaan di antara kedua desa calon lokasi percontohan, yaitu 90 lahan tambak dimiliki oleh penduduk desa, persentase pemilik hak garap penduduk asli desa tertinggi dan mereka menerapkan teknik budidaya tradisional plus. Adapun perbedaan di antara kedua terletak pada luasan tambaknya: luas tambak Desa Karya Tani sekitar tiga setengah kali luas tambak Desa Pematang Pasir. Kedua desa ini diusulkan untuk dipilih oleh Tim Pengarah Propinsi pada tanggal 30 Juni 1999. Dalam pertemuan yang dihadiri oleh Bupati Lampung Selatan dan Sekwilda Lampung Timur, Bupati Lampung Selatan nampak sangat antusias dan sangat mengharapkan kegiatan ini dilaksanakan di wilayahnya dan berjanji akan memberikan dukungan penuh. Pada akhir diskusi ini Tim Pengarah Propinsi menentukan Desa Pematang Pasir sebagai lokasi kegiatan Proyek Pesisir, mengingat kesiapan Kabupaten Lampung Selatan baik dalam aspek organisasi pemerintah daerah maupun aspek pendanaan. Hal-hal lain yang juga menjadi bahan pertimbangan adalah telah terbentuknya kelompok petambak dan koperasi di Desa Pematang Pasir sehingga diharapkan akan memudahkan untuk membina kerjasama anggota. Kurangnya sosialisasi dan penjelasan pada masyarakat dalam survei yang menerapkan metoda PRA dapat menimbulkan kecurigaan dari masyarakat sehingga informasi yang diberikan tidak akurat karena mereka mencoba menghindari hal-hal yang tidak diinginkan