107 Pelajaran dari Pengalaman Proyek Pesisir 1997 - 2000
masyarakat menyadari dan mengidentifikasi adanya isu di lokasinya? Bagaimana terjadinya proses pembentukan kapasitas sosial social capac-
ity, mekanisme kontrol dari masyarakat, dan proses pembentukan trust kepercayaan dari masyarakat?
Apa perbedaannya dalam proses memfasilitasi masyarakat antara versi pemerintah melalui petugas penyluh lapangan dengan versi PP SULUT?
Dalam kondisi yang bagaimana pengalaman proses pendirian DPL Blongko ini dapat diterapkan di lokasi lain mengingat tingginya keragaman
budaya masyarakat dan keragaman kapasitas pemerintahan antar lokasi di Indonesia. Tampaknya cukup sulit membuat generalisasi proses tersebut?
Istilah penyuluhan dan pelatihan sebainya diganti dengan “belajar bersama” karena kedua istilah pertama terkesan sebagai arahan dari atas untuk
dipatuhi oleh yang di bawah top down.
3. Jacub Rais Proyek Pesisir
Ingin meluruskan istilah saja bahwa “penyusunan profil bukan penggalian data dasar untuk menghasilkan informasi” tetapi “penyusunan
profil dilakukan untuk menghasilkan data dasar”.
B. TANGGAPAN-TANGGAPAN Johnnes Tulungen PP SULUT
Dalam SK Kepala Desa Blongko tentang DPL telah diatur mengenai zonasi, yaitu ada zona inti dan zona penyangga. Zona kedua mencakup
kawasan darat, yaitu hutan mangrove. SK tersebut dapat diubah tergantung dari kesepakatan masyarakat. Hal
ini konsisten dengan ciri dasar community-based bahwa perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan DPL ditetapkan atas kesepakatan masyarakat
setempat.
Christovel Rotinsulu PP SULUT
Proses penyusunan SK tersebut memakan waktu yang lama. Hal penting yang perlu diangkat dari pengalaman proses pendirian DPL ini adalah
pembangunan kepedulian dan kesadaran yang tinggi dari masyarakat setempat terhadap kelestarian sumberdaya alam setempat.
Hermawati PP Lampung
Produksi tambak merupakan salah satu pertimbangan utama dalam pembuatan contoh tambak ramah lingkungan di Pantai Pesisir Lampung.
Kondisi Pantai Timur saat ini sangat memprihatinkan dengan hilangnya sebagian besar hutan mangrove. Oleh karena itu langkah ke depan adalah
bagaimana mempertahankan kesinambungan pemanfaatan dan terjaganya kelestarian lingkungan, kriteria yang diambil berdasarkan ekolabeling
budidaya perikanan. Masyarakat telah melihat dan menyadari bahwa erosi pantai terjadi akibat hilangnya hutan mangrove, sangat mempengaruhi
usaha tambak mereka. Oleh karena itu masyarakat sepakat untuk mempertahankan kondisi adanya mangrove sambil mengusahakan
tambak. Sosialisasi ekolabeling kepada masyarakat dilakukan bersamaan dengan
introduksi percontohan tambak ramah lingkungan sebagai sarana belajar bersama.
Supomo PP Lampung
Produksi tambak udang di Pantai Timur Lampung sangat rendah sementara kondisi lingkungan pesisir sangat memprihatinkan dengan hilangnya hutan
mangrove di lokasi tersebut. Melihat kondisi ini masyarakat lokal sangat antusias untuk menangani masalah ini dan kemudian membentuk
kelompok peduli lingkungan. Percontohan tambak ramah lingkungan ini merupakan pesan penting bagi masyarakat setempat yang perlu
didokumentasikan.
Pelajaran dari Pengalaman Proyek Pesisir 1997 - 2000 108
Fedi Sondita Learning Team
Di Sulawesi Utara, isu-isu yang teridentifikasi dalam dokumen profil sebenarnya adalah perspektif masyarakat lokal yang juga sudah
dikonfirmasi oleh para peneliti. Banyak kejadian di desa lokasi proyek sebenarnya adalah isu namun masyarakat setempat belum tentu
mengetahui atau menyadarinya. Setelah berbagai kejadian setempat tersebut dikaji oleh peneliti dan hasilnya disajikan kepada masyarakat,
masyarakat kemudian menentukan isu-isu tersebut. Untuk menyadarkan masyarakat bahwa sesuatu permasalahan merupakan
suatu isu, serangkaian penyuluhan-penyuluhan dilaksanakan dengan menerapkan metode yang informatif agar masyarakat mudah mengerti
melalui penyajian visual, seperti foto-foto dan gambar-gambar. Proses penyadaran masyarakat terhadap suatu isu juga dilakukan dengan melatih
dan melibatkan masyarakat dalam monitoring kondisi lingkungan. Misalnya, masyarakat menyadari bahwa erosi adalah isu penting bagi
mereka setelah masyarakat memahami perubahan garis pantai berdasarkan hasil pengukuran garis pantai yang mereka lakukan.
Johnnes Tulungen PP SULUT
Kesadaran masyarakat akan pentingnya isu-isu setempat terbentuk melalui proses yang terdiri dari pelaksanaan studi teknis oleh peneliti, pemaparan
hasil studi kepada masyarakat, keterlibatan masyarakat dalam pengumpulan data, dan pertemuan peneliti dan masyarakat untuk merangkum data dan
menyimpulkan isu–isu tersebut. Sebagai contoh adalah isu bahwa Crown of Thorns CoT atau sasanay merusak terumbu karang. Pada mulanya
masyarakat tidak mengetahui bahwa CoT merupakan isu penting di laut dekat desa namun setelah penyajian hasil studi CoT oleh tim peneliti kepada
masyarakat setempat dalam bentuk gambar-gambar dan video, masyarakat kemudian mengambil keputusan untuk membersihkan CoT di sekitar
perairan yang terdapat terumbu karang.
Christovel Rotinsulu PP SULUT
Bukan hanya masyarakat yang tidak mengetahui isu-isu tersebut, tetapi juga pemerintah setempat. Pemerintah baru menyadari adanya isu-isu
tersebut setelah masyarakat menyajikan isu-isu yang dihadapinya kepada perangkat pemerintah setempat. Tanggapan pemerintah setempat
terhadap adanya isu-isu pengelolaan pesisir dan laut di daerahnya sangat positif. Hal ini terlihat dari tindakan pemerintah setempat untuk
memasukan isu-isu sebagai permasalahan yang perlu ditangani dan komitmen untuk menanganinya.
Budy Wiryawan PP Lampung
Di Lampung, penentuan isu tidak berangkat setelah adanya atlas, tetapi atlas merupakan produk fisik dari profiling. Penentuan isu dilakukan
seperti lokasi proyek lainnya, yaitu dengan melibatkan stakeholder setempat. Updating atlas akan dilakukan oleh Bappeda sebagai pengelola pusat data
karena profiling yang dilakukan bersama stakeholder merupakan upaya pengenalan bagi Bappeda tentang bagaimana menyusun profil wilayah
pesisir dan lautan. Atlas adalah dokumen yang dinamis, maka perlu adanya revisi dan
pembaharuan data profil secara cepat manakala terjadi perbedaan dan perubahan kondisi.
Perhatian para antropolog dan sosiolog terhadap permasalahan di wilayah pesisir perlu ditingkatkan sehingga kapasitas sosial masyarakat terbina dan
informasi tentang aspek sosial ini dapat terangkat dalam profil pesisir. Percontohan tambak yang diperkenalkan bukan hanya ramah lingkungan
tetapi juga ramah sosial, yaitu memperhatikan kondisi sosial dan penerimaannya oleh masyarakat setempat. Pendokumentasian secara
lengkap dapat dilakukan terhadap penerapan tambak ramah lingkungan yang sudah baik.