111 Pelajaran dari Pengalaman Proyek Pesisir 1997 - 2000
bagi daerah untuk menyusun aturan-aturan yang sifatnya bottom-up. Oleh karena itu UU ini dapat menjadi kendala bagi pelajaran yang diperkenalkan.
7. Boyke Mahasiswa SPL IPB
Di dalam membangunan kapasitas capacity building, masyarakat jangan sampai berpartisipasi hanya selama proyek berlangsung. Apa yang
dilakukan Proyek Pesisir agar masyarakat memiliki kapasitas kemandirian sehingga upaya yang diperkenalkan proyek dapat diterapkan seterusnya
walaupun masa proyek sudah berakhir?
· Skenario apa yang akan dibangun oleh Proyek Pesisir dalam waktu 5-6 tahun ke depan.
8. Bob Wenno Yayasan KEHATI
Community-based management CBM sudah merupakan program yang sudah umum. Praktek CBM sudah diterapkan oleh sebagian masyarakat, seperti
di Maluku dengan penghargaan Kalpataru-nya. Namun sampai saat ini upaya penyebarluasan aplikasi atau up-scaling CBM di tempat masih sulit.
Apa upaya yang perlu dilakukan agar program up-scaling ini dapat dengan mudah diadopsi secara formal dalam program pemerintah?
B. TANGGAPAN-TANGGAPAN Fedi Sondita
Learning Team
Di dalam masyarakat sudah ada inisiatif-inisiatif pengelolaan yang perlu dikaji lebih lanjut agar inisiatif tersebut tetap berlangsung. Kalau “sasi”
dianggap sebagai inisiatif pengelolaan, perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang dapat menggoyahkannya sehingga mudah mengantisipasinya.
Pada dasarnya public discussion yang formal dalam masyarakat sudah ada dan pada puncaknya ada pada lembaga perwakilan, yaitu Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah. Untuk mendalami karakteristik mobilitas masyarakat dibutuhkan referensi
antroplogis. Proyek Pesisir membangun kapasitas masyarakat hingga mereka siap
mengimplementasikan programnya. Strategi Proyek Pesisir adalah pengurangan intervensi proyek secara bertahap dengan menarik penyuluh
lapangan dari lokasi proyek dan menempatkannya di kantor proyek. Sementara itu asisten penyuluh lapangan yang memang anggota
masyarakat desa proyek sudah disipakan untuk menjalankan fungsi-fungsi penyuluh lapangan bersama masyarakat.
Meskipun Proyek Pesisir melaksanakan kegiatan langsung di lapangan, sebelum pelaksanaan setiap program Proyek Pesisir melakukan pendekatan
dan konsultasi lebih awal dengan instansi pemerintah lewat forum Pro- vincial Working Group ataupun Kabulaten Task Force.
Kunci keberhasilan Proyek Pesisir sangat tergantung pada persiapan yang dilakukan, yaitu adanya komitmen luas dari masyarakat dan pemerintah,
peningkatan kapasitas, dan dukungan dari luar. Karena hal ini sangat penting, maka kegiatan Proyek Pesisir pada tahun pertama lebih banyak
bersifat konsultatif dalam bentuk petemuan, rapat dan sosialisasi untuk meyakinkan masyarakat dan staf instansi pemerintah bahwa program
pengelolaan pesisir adalah program mereka. Persetujuan pemerintah terhadap penerapan contoh pengelolaan yang
diperkenalkan dan dicoba masyarakat sangat penting untuk scaling-up. Mungkin perlu semacam peraturan daerah Perda.
Johnnes Tulungen PP SULUT
Saat ini PP SULUT sudah memiliki strategi intervensi terhadap masyarakat dalam mengembangkan Proyek Pesisir, namun belum terdokumentasi
dengan baik dalam makalah yang disajikan, sehingga perlu diuraikan lebih rinci dalam makalah.
Pada awalnya PP SULUT memperkuat dan memberdayakan lembaga yang sudah ada di masyarakat, yaitu LKMD. Namun mekanisme ini berjalan
tidak efektif. Lalu masyarakat berinisiatif untuk membentuk Badan Pengelola. Ditinjau dari struktur dan komponennya, badan ini pada
Pelajaran dari Pengalaman Proyek Pesisir 1997 - 2000 112
prinsipnya sama dengan LKMD, namun berbeda proses pemilihan dan personil yang terlibat. Anggota badan ini adalah orang-orang baru, bukan
pengurus LKMD. Kelompok inti yang dibentuk dalam pembentukan DPL tidak dibuat
berdasarkan Surat Keputusan. Tetapi anggota-anggotanya dipilih secara demokratis oleh masyarakat. Meskipun kelompok ini tidak legal, namun
kelompok ini memiliki legitimasi dan anggotanya memiliki komitmen yang kuat untuk melaksanakan tugasnya.
Memadukan ciri-ciri community-based management dengan manajemen mod- ern seyogyanya diserahkan kepada masyarakat karena masyarakatlah yang
akan menentukan model yang menurut meraka paling baik. Aturan tentang pengelolaan DPL dibuat oleh masyarakat kemudian Sknya
dibuat oleh Kepala Desa dan diketahui oleh Camat. Apabila terjadi pelanggaran oleh pihak luar, maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan
yang terdapat dalam aturan tersebut. Prosentasi KK yang terlibat dalam setiap proses partispasi sangat besar.
Strategi pendekatan yang digunakan adalah melibatkan seluruh instansi pemerintah, mulai dari tingkat propinsi sampai kabupaten.
Neviaty P. Zamani Learning Team
Perlu tidaknya suatu aturan dijadikan Surat Keputusan pada kasus-kasus tertentu merupakan polemik. Sebagai contoh anggota Steering Committee
yang berasal dari instansi pemerintahan mengusulkan perlunya sebuah Surat Keputusan sementara anggota yang berasal dari lembaga swadaya
masyarakat berpendapat bahwa SK tidak diperlukan. Masyarakat Pematang Pasir adalah masyarakat pendatang dari berbagai
daerah sehingga dampaknya mungkin baru bisa diketahui sekitar 3-4 tahun ke depan.
Hermawati PP Lampung
Pendekatan yang diterapkan di Pematang Pasir adalah pendekatan ke tokoh masyarakat dan masyarakat yang memiliki tambak. Untuk memberikan
gambaran dan wawasan tentang pentingnya pengelolaan tambak berwawasan lingkungan mereka diikut-sertakan dalam kegiatan studi wisata
study tour ke Jawa Timur. Dengan kegiatan ini mereka melihat secara langsung manfaat dari kegiatan rehabilitasi mangrove, baik untuk
kepentingan tambak maupun untuk perlindungan abrasi pantai.
Budy Wiryawan PP Lampung
Model pengelolaan tambak di Pematang Pasir pada dasarnya adalah konservasi. Tekanan yang dialami oleh pesisir Lampung bersumber dari
pemerintah dan masyarakat. Tekanan yang bersumber dari pemerintah seperti adanya kebijakan untuk mengejar target Program Peningkatan
Ekspor Perikanan PROTEKAN sehingga banyak masyarakat membuka tambak.
Hal-hal yang positif dari pengalaman PP SULUT dalam memperkenalkan model pengelolaan akan diadopsi oleh PP Lampung dengan melakukan
modifiksi yang diperlukan sesuai dengan karakteristik pesisir, masyarakat dan pemerintah Lampung. Dengan demikian, PP Lampung tidak perlu
memulai suatu kegiatan awal.
Christovel Rotinsulu PP SULUT
Komitmen Pemda Sulawesi Utara untuk mendukung Program proyek Pesisir sangat kuat, hal ini terlihat dari adanya program-program
pemerintah untuk mendukung program Proyek Pesisir, seperti alokasi anggaran pembangunan daerah untuk membangun jalan ke desa-desa
lokasi lapang proyek Pesisir dan alokasi dana sebesar Rp. 20.000.000,- dua puluh juta untuk satu desa yang proposalnya disetujui.