101 Pelajaran dari Pengalaman Proyek Pesisir 1997 - 2000
stakeholder,
•
diseminasi profil melalui lokakarya, media massa koran, majalah setiap dua minggu sekali, serta melalui pembentukan Pusat Data dan Informasi
untuk memperoleh masukan dari stakeholder dan masyarakat luas;
•
pelaksanaan kajian-kajian teknis secara rinci terhadap isu- isu yang diprioritaskan oleh stakeholder dalam lokakarya proses perencanaan 26-
28 Oktober 1999 di Balikpapan. Masukan-masukan dari masyarakat luas, lokakarya stakeholder dan hasil kajian teknis digunakan sebagai bahan-
bahan untuk menyusun draf rencana pengelolaan oleh Tim Khusus yang ditentukan oleh para stakeholder dalam lokakarya tersebut.
Kemudian hasil kerja Tim Khusus ini akan dipresentasikan dan didiskusikan dalam lokakarya
stakeholder berikutnya untuk menghasilkan draf akhir
rencana pengelolaan. Draf akhir ini akan disampaikan
kepada Kepala Pemerintah Daerah untuk diketahui dan
diajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
untuk mendapat persetujuan. Setelah diketahui dan
disetujui, maka draf tersebut akan disahkan secara resmi oleh Kepala Pemerintahan Daerah sebagai Rencana
Pengelolaan Teluk Balikpapan.
Rencana pengelolaan sumberdaya pesisir melalui pendekatan kawasan teluk secara partisipatif ini merupakan contoh perencanaan yang pertama
di Indonesia, sehingga diharapkan menjadi teladan pengelolaan teluk yang terbaik untuk diadopsi atau direplikasi di kawasan teluk lainnya di Indone-
sia. Pada bulan Oktober tahun 2000 diharapkan draf Rencana Pengelolaan Teluk Balikpapan selesai disusun dan disetujui. Diantara proses perencanaan
sampai pengesahan itu ada suatu kegiatan yang disebut pelaksnaan awal early action yang dibutuhkan untuk mendapat dukungan stakeholder yang akan
membantu proses-proses yang terjadi secara teknis di lapangan. Informasi penting yang akan dimuat dalam Rencana Pengelolaan
adalah: 1 penggunaan sumberdaya alam yang berkelanjutan, 2 koordinasi antar program pengembangan sumberdaya alam, 3 partisipasi kelembagaan
stakeholder, 4 keterlibatan masyarakat, 5 dukungan terhadap kesejahteraan sosial-ekonomi masyarakat, 6 penggunaan teknologi baru yang dibutuhkan,
dan 7 data ilmiah tentang kondisi sosial-ekonomi yang terbaru.
6. PELAJARAN LESSONS LEARNED YANG DIPETIK DARI
PROSES PROFILING TELUK BALIKPAPAN
1 Bagaimana mendorong keterlibatan dan partisipasi stakeholder
secara luas dalam proses profiling?
Stakeholder dari berbagai kalangan telah terlibat dan berpartisipasi dalam proses penyusunan profil Teluk Balikpapan. Strategi yang diterapkan oleh
PP KALTIM untuk mendorong partisipasi stakeholer ini adalah dengan cara:
•
menciptakan kesan bahwa Proyek Pesisir adalah baik dan bermanfaat bagi stakeholder dengan memberikan pengertian bahwa proyek pesisir bukan
pengawas lingkungan;
•
menyamakan persepsi dan visi stakeholder terhadap perencanaan dan pengelolaan Teluk Balikpapan,
•
membangun kemitraan dengan stakeholder dalam setiap proses profiling;
•
diseminasi dan sosialisasi hasil yang diperoleh dalam setiap proses agar setiap stakeholder
m e n g e t a h u i kemajuan yang
telah dicapai.
P e n d e k a t a n yang sukses dilakukan
oleh PP KALTIM dalam membangun
partisipasi stakeholder dalam proses profiling
adalah meningkatkan
Langkah-langkah selanjutnya
setelah profiling :
1. Sosialiasi profil kepada stakeholder. 2. Penyebarluasan profil melalui lokakarya,
media massa dan Pusat Data dan Informasi.
3. Kajian-kajian teknis secara detail tentang isu-isu prioritas.
4. Penyusunan Rencana Pengelolaan Teluk Balikpapan
Pembelajaran dari profiling Teluk Balikpapan
1. Keterlibatanpartisipasi stakekholder yang luas dalam proses profiling
2. Penggunaan metode yang efektif dalam pengumpulan informasi.
3. Melakukan kajian-kajian teknis yang berbasis isu- isu.
4. Penggunaan dokumenproses profiling sebagai acuan utama dalam proses perencanaan Teluk
Balikpapan 5. Penggunaan media massa dalam proses profiling.
Pelajaran dari Pengalaman Proyek Pesisir 1997 - 2000 102
atau memperbanyak interaksi perorangan dan kelompok melalui pertemuan, dan menggunakan tokoh kunci key person yang tepat dari instansi atau
organisasi yang mempunyai kepentingan dan perhatian terhadap pengelolaan pesisir. Untuk melibatkan lembaga swadaya masyarakat LSM dalam proses
profiling, strategi dan pendekatan yang diterapkan adalah pendekatan infor- mal dalam sosisalisasi PP KALTIM, keterbukaan terhadap data dan informasi
yang dimiliki PP KALTIM kepada LSM, melibatkan LSM secara aktif dalam setiap proses profiling seperti pertemuan, lokakarya, survei dan penelitian,
memperlakukan LSM sama seperti stakeholder lainnya, dan memberdayakan LSM melalui program pelatihan, internmagang dan relawan.
Strategi dan pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan keterlibatan dan koordinasi antar instansi dalam proses profiling adalah: a
membuat daftar stakeholder dan menentukan stakeholder kunci berdasarkan kesamaan tugas yang dipikul, program, dan kepentingan yang berkaitan dalam
proses; b membentuk forum komunikasi dan koordinasi seperti Provincial Task Force dan Provincial Steering Committe yang terdiri dari berbagai stake-
holder; c melibatkan lembaga terkait secara bersama-sama dalam proses pro- filing; dan d memberikan kemudahan dalam perolehan data dan informasi
yang dimiliki oleh PP KALTIM.
2 Bagaimana penggunaan metode pengumpulan dan verifikasi data secara efektif ?
Untuk mengumpulkan dan memverifikasi informasidata dalam proses profiling yang diperlukan sebagai bahan acuan rencana pengelolaan Teluk
Balikpapan, PP KALTIM menerapkan strategi yang dinilai efektif, yaitu dengan: a membuat spesifikasi data yang dibutuhkan sebelum melakukan
pengumpulan data; b melibatkan stakeholder atau tokoh kunci key person yang tepat dalam pengumpulan dan verifikasi data; c melakukan
perbandingan dan pemeriksaan silang cross-check terhadap data yang diperoleh dari instansi-instansi sumber data; d membina hubungan baik
secara formal maupun informal.dengan stakeholder pemilik data atau informasi.
3 Bagaimana menggunakan hasil-hasil kajian-kajian teknis yang berbasis isu dalam proses
profiling?
PP KALTIM melakukan kajian-kajian teknis yang digunakan sebagai alat dalam memverifikasi dan validasi isu yang teridentifikasi. Jenis kajian
teknis untuk mengidentifikasi dan analisis isu ditentukan berdasarkan hasil kajian teknis yang dilakukan oleh perguruan tinggi dan konsultan.
Penggunaan kajian teknis untuk mengindentifikasi dan menganalisis isu dilakukan dengan cara: a mengikuti rekomendasi konsultan dan tenaga ahli
untuk memperdalam analisis isu dan masalah; b mendapatkan input masukan dari pertemuandiskusilokakarya yang membahas kajian teknis
untuk menganalisis isu dan masalah; c menggunakan ringkasan-ringkasan kajian teknis dan d menggunakan foto gambar peta sebagai data
pendukung kajian teknis.
4 Bagaimana proses profiling digunakan untuk memulai proses
perencanaan yang bersifat partisipatif dan integratif ?
Dokumen profiling digunakan sebagai data dasaracuan dalam penyusunan Rencana Pengelolaan Teluk Balikpapan, sumber data dasar
kepada berbagai stakeholder, arahan perencanaan yang tepat; d menggalang konsesus dan komitmen dari berbagai stakeholder dalam proses perencanaan
pengelolaan Teluk Balikpapan.
5 Media apa yang digunakan dalam proses profiling?
Untuk membangun kesan positif masyarakat terhadap kegiatan termasuk profiling Teluk Balikpapan dan pengelolan pesisir secara umum,
PP KALTIM menggunakan media elektronik TVRI dan media cetak koran, majalah, tabloid dan jurnal.