Pelajaran dari Pengalaman Proyek Pesisir 1997 - 2000 ix
15. Metode partisipasi apa yang dipakai dalam pendirian DPL-BM dan mengapa?
Partisipasi masyarakat harus difasilitasi dengan pendekatan formal dan informal. Pendekatan formal dilakukan melalui pertemuan masyarakat,
diskusi dan presentasi melalui lembaga formal yang ada di desa, termasuk sekolah, organisasi keagamaan, arisan, dll. Pendekatan secara informal
dilakukan melalui diskusi tatap muka perorangan, dari rumah ke rumah, di tepi pantai dan jalan, dan keterlibatan dalam kegiatan sosial seperti
dalam pesta kawin, ulang tahun, kematian maupun dalam kegiatan ekonomi seperti saat menangkap ikan, panen dan lain-lain.
16. Seberapa penting metode partisipatif informal tersebut? Metode atau pendekatan informal memiliki nilai yang sama dan bahkan
lebih penting dari pendekatan formal. Namun metode informal memerlukan waktu yang lebih panjang tetapi kadangkala lebih efektif
daripada pendekatan formal.
17. Apa yang dapat dipelajari dari pengalaman pendirian pengelolaan berbasis masyarakat di Indonesia?
Pendekatan berbasis masyarakat seperti DPL-BM dapat diadaptasikan untuk pengelolaan pesisir terpadu di Indonesia, seperti sudah diterapkan
oleh Proyek Pesisir di Sulawesi Utara. Ciri berbasis masyarakat ini sejalan dengan semangat reformasi serta sesuai dengan UU No 221999. Oleh
karena itu pengelolaan pesisir dengan pendekatan berbasis masyarakat ini akan lebih mudah dan cepat diadaptasikan untuk diterapkan di Indo-
nesia.
B. PROSES PENGEMBANGAN TAMBAK RAMAH LINGKUNGAN DAN REHABILITASI MANGROVE
BERBASIS MASYARAKAT DI DESA PEMATANG PASIR, LAMPUNG SELATAN
1. Apa yang dimaksud dengan tambak ramah lingkungan?
• suatu kegiatan pertambakan yang tidak mengejar produksi dalam skala besar;
• sesuai dengan daya dukung lingkungan dan sumberdaya alam; • teknologinya bisa dilakukan oleh masyarakat;
• tidak menggunakan bahan-bahan yang akan mencemari lingkungan; • kegiatannyadapatberkesinambungan.
2. Apa yang dimaksud dengan berbasis masyarakat?
Masyarakat memainkan peran utama dalam setiap tahapan pengelolaan namun tetap melakukan koordinasi dan keterpaduan dengan stakeholder
lainnya, seperti instansi pemerintah yang terkait.
3. Apa dasar pemikiran dari pengembangan tambak ramah lingkungan dan rehabilitasi mangrove berbasis masyarakat?
• keberlanjutan sustainability baik dari sisi sosial-ekonomi maupun sisi lingkungan hidup;
• bersifat merakyat, dimana contoh dan bentuk-bentuk kegiatan didasarkan pada kebutuhan, kemampuan dan kesepakatan masyarakat
yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan yang ada.
4. Apa tujuan dari program ini?
• mengembangkan suatu bentuk pengelolaan pesisir terpadu dimana masyarakat menjadi pelaku utama subyek dalam pemanfaatan lahan
mangrove sebagai areal pertambakan secara berkelanjutan; • menumbuhkan dan mengembalikan tanggung jawab kepada masyarakat
dengan meningkatkan kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam menjaga dan melestarikan sumberdaya alam di lingkungan mereka.
Pelajaran dari Pengalaman Proyek Pesisir 1997 - 2000 x
5. Bagaimana strategi yang digunakan dalam mencapai tujuan dari program ini?
• Mengembangkan tambak dengan teknik-teknik yang tidak mengejar produksi dalam skala besar padat penebaran benih 10.000 benur
ha. Pengembangan tambak ini lebih mengarah pada kesinambungan usaha sesuai dengan potensi dan daya dukung sumberdaya alam dan
sumberdaya manusia yang ada dengan cara tetap menjaga fungsi dan kelestarian lingkungan disekitarnya;
• Membangun suatu mekanisme rehabilitasi dan perlindungan mangrove berbasis masyarakat.
6. Apa sasaran yang hendak dilakukan dalam mewujudkan strategi diatas?
Pengembangan teknik dan pola tambak yang tepat guna serta rehabilitasi mangrove berbasis masyarakat
7. Apa hasil outcome yang diharapkan dari pengembangan pro-
gram ini? • Meningkatkan kepedulian dan kesadaran akan arti penting hutan man
grove dalam menunjang keberlanjutan usaha pertambakan • Meningkatkan kemampuan dalam menggali potensi dan masalah yang
dihadapi, dan mengangkatnya sebagai program yang baik; • Meningkatkan kemampuan dalam memberikan pendapat dan
argumentasi secara aktif dan berani; • Meningkatkan kemampuan dalam bermusyawarah dan negosiasi untuk
mencapai kesepakatan penyempurnaan program bersama; • Meningkatkan kemandirian dan kemampuan dalam menyusun,
mengembangkan, menerapkan dan membudayakan program-program yang sustainable dan ramah lingkungan ke dalam praktek kehidupan
sehari-hari.
8. Mengapa peran masyarakat dalam program ini dianggap penting?
• menumbuhkan rasa kepercayaan masyarakat; • menumbuhkan rasa memiliki dari masyarakat terhadap kegiatan-
kegiatan yang akan dilakukan; • menghilangkan kecurigaan masyarakat terhadap intervensi luar.
9. Kapan tepatnya masyarakat mulai dilibatkan dalam program ini?
Semakin awal masyarakat dilibatkan akan semakin baik. Namun dalam hal penggalian informasi ataupun studi yang bersifat cepat dan partisipatif
seperti penerapan metode participatory rapid appraisal PRA harus didahului dengan sosialisasi yang jelas mengenai dari tujuan studi dan
serta telah ada rasa percayaan masyarakat terhadap tim survey ataupun fasilitator.
10. Mengapa pendekatan yang baik terhadap masyarakat dianggap penting?
Pendekatan yang baik dalam pencarian informasi dari masyarakat, khususnya dengan metode PRA yang hanya memiliki waktu singkat,
sangat diperlukan agar informasi yang diberikan akurat. Pendekatan yang salah akan menimbulkan rasa curiga sehingga informasi yang
diberikan lebih mengarah pada penyelamatan diri, bukan untuk menjelaskan keadaan yang sebenarnya.
11. Mengapa keterlibatan dan partisipasi pemerintah daerah sejak awal dianggap penting?
Semakin awal pemerintah setempat mengetahui dan terlibat dengan pro- gram ini akan mempermudah untuk mendapatkan dukungan dan
komitmen pemerintah dalam pelaksanaan program. Dukungan dan komitmen pemerintah ini akan menumbuhkan semangat, komitmen dan
kepercayaan masyarakat.