Bagaimana proses penyusunan profil dilakukan oleh Proyek Pesisir?

Pelajaran dari Pengalaman Proyek Pesisir 1997 - 2000 xiv persiapan yang dilakukan adalah: a merangkum isu-isu yang teridentifikasi dalam kajian teknis dan diskusi-diskusi yang melibatkan anggota masyarakat desa, b identifikasi calon anggota yang dilanjutkan dengan pembentukan kelompok inti yang akan berperan besar dalam penyusunan profil sumberdaya pesisir desa, c pembentukan tim pendukung teknis, dan d pelatihan bagi kelompok inti dan tim pendukung teknis untuk mempersiapkan kemampuan yang diperlukan dalam penyusunan profil sumberdaya desa. Tahap pelaksanaan berupa bebragai hingga penyusunan draft profil sumberdaya desa dilakukan oleh kelompok inti. Pengakuan atau perimaan terhadap isu-isu permasalahan pengelolaan sumberdaya pesisir yang tertulis dalam draft profil dilakukan setelah draft tersebut dikaji secara seksama oleh masyarakat desa dan tim teknis. Setelah itu draft profil diperbaikani berdasarkan kajian tersebut. Setelah isi draft tersebut disetujui oleh masyarakat desa, profil sumberdaya pesisir desa dicetak dan disebarluaskan. Dokumen profil desa ini dikirim instansi-instansi pemerintah, desa-desa lokasi proyek, desa-desa tetangga dan pihak-pihak lainnya. 8. Apa saja perbedaan-perbedaan dalam proses profiling di ketiga propinsi lokasi proyek? Perbedaan proses penyusunan profil pesisir di antara ketiga propinsi lokasi proyek wilayah desa pantai, kawasan teluk dan tingkat propinsi adalah mekanisme partisipasi stakeholders, tenaga ahli yang terlibat dan jumlahnya, jenis informasi yang disajikan, penguatan kelembagaan, metode penyusunan profil dan waktu yang diperlukan untuk penyusunan profil. Mekanisme partisipasi masyarakat lokal Dalam penyusunan profil sumberdaya pesisir di tingkat desa di Sulawesi Utara, partisipasi masyarakat diwujudkan dalam pertemuan-pertemuan atau acara tatap muka penduduk desa. Termasuk dalam jenis pertemuan ini adalah kunjungan anggota kelompok inti ke rumah-rumah penduduk door-to- door approach. Dalam penyusunan profil sumberdaya wilayah pesisir Lampung, partisipasi masyarakat desa diwakili oleh tokoh-tokoh masyarakat desa key persons, staf pemerintahan desa dan perwakilan pengguna sumberdaya. Sedangkan dalam penyusunan profil Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, partisipasi masyarakat desa juga diwakili oleh wakil-wakil wilayah desa atau kelurahan yang dipilih pemilihannya berdasarkan berdasarkan kriteria tertentu. Jenis dan jumlah tenaga ahli yang terlibat dalam penyusunan profil Jenis keahlian dari konsultan yang diperlukan ditentukan oleh jenis permasalahan atau isu khusus yang ada di lokasi proyek. Untuk Sulawesi Utara 5 jenis, Lampung 11 orang, Kalimantan Timur 9 jenis. Sedangkan, jumlah tenaga ahli atau konsultan ditentukan cakupan luas wilayah, selain oleh jenis permasalahan atau isu dan informasi yang akan disajikan. Ada 8 orang terlibat untuk profil desa di Sulawesi Utara; 26 orang untuk profil pesisir Propinsi Lampung dan 14 orang untuk profil Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur. Persiapan tim yang akan bertanggungjawab dan terlibat dalam penyusunan profil Untuk mempersiapkan tim dan pihak-pihak setempat yang akan terlibat dalam penyusunan profil, Proyek Pesisir mengadakan kegiatan pelatihan dan sejumlah kegiatan lainnya yang sifatnya untuk meningkatkan kapasitas individu dan kelompok. Sesuai dengan skala geografi dan cakupan wilayah administratif, pendekatan yang diterapkan dalam penguatan kelembagaan tersebut berbeda antar lokasi proyek. Materi dan strategi pelatihan disesuaikan dengan karakteristik partisipan kegiatan profiling. Metode pengumpulan informasi dan data Pada prinsipnya metode pengumpulan informasi dan data di antara ketiga propinsi lokasi proyek adalah sama, yaitu dengan melakukan kajian seksama terhadap informasi atau data sekunder, survei lapangan, perbandingan antara temuan dari survei dan data sekunder, validasi data dan informasi melalui konsultasi dengan pihak-pihak sumber data. Namun strategi pengumpulan data dan informasi tersebut berbeda di antara lokasi proyek karena adanya Pelajaran dari Pengalaman Proyek Pesisir 1997 - 2000 xv perbedaan skala geografi dan wilayah administrasi yang tercakup dalam profil ada perbedaan nyata di antara ketiga lokasi proyek. Pengumpulan data dan informasi untuk profil skala desa Sulawesi Utara dilakukan secara intensif . Sedangkan untuk profil skala propinsi Lampung, pengumpulan data dan informasi yang lebih rinci difokuskan di lokasi yang tingkat permasalahannya relatif tinggi hot-spots. Untuk profil Teluk Balikapapan Kalimantan Timur, pendekatan yang dilakukan dalam pengumpulan data dan informasi merupakan kombinasi pendekatan yang dilakukan oleh Proyek Pesisir di Sulawesi Utara tingkat desa dan Lampung wilayah administrasi yang lebih luas, tapi tidak sampai skala propinsi. Lama waktu penyusunan profil Cakupan luas wilayah dan tingkat kerincian data atau informasi yang diperlukan, kesiapan tim yang akan bertanggungjawab dan proses validasi untuk mencapai kesepakatan terhadap informasi yang terkandung dalam profil. Selain itu, lama waktu yang diperlukan juga ditentukan oleh tingkat kesibukan dan kapasitas proyek, seperti terjadi dengan Proyek Pesisir Sulawesi Utara yang memfasilitasi penyusunan 3 tiga buah profil desa. Proses validasi yang melibatkan masyarakat dan berbagai pihak memerlukan perhatian besar mengingat profil ini memuat kesepakatan tentang kondisi saat ini dan persoalan yang akan ditangani oleh suatu rencana pengelolaan manage- ment plan. Waktu yang diperlukan untuk menyusun profil desa di Sulawesi Utara dan profil Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur masing-masing 2 dua tahun sedangkan untuk profil sumberdaya pesisir Propinsi Lampung sekitar 1 satu tahun. 9. Bagaimana cara proyek mendorong partisipasi masyarakat dan stakeholders dalam proses penyusunan profil? Strategi yang diterapkan untuk merangsang masyarakat atau stakeholders berpartisipasi dalam proses penyusunan profil secara umum adalah melalui kegiatan penyuluhan dengan bahan yang diperoleh dari lingkungan setempat, kegiatan pelaksanaan awal early actions, membangun kemitraan dengan stakeholder lain, bekerjasama dengan tokoh kunci key persons, terlibat dan memposisikan proyek sebagai salah satu stakeholder dari program lembaga atau instansi lain. Dalam melakukan kontak dengan masyarakat dan stakeholders, proyek menyediakan waktu yang cukup untuk komunikasi, mendengarkan masyarakat dan stakeholder. Pada prinsipnya, proyek lebih bersifat akomodatif terhadap keinginan masyarakat. Proyek selalu mencoba menerapkan cara terbaik dalam menjelaskan suatu ide namun dengan tetap menerapkan toleransi yang tinggi terhadap perbedaan pendapat. Bentuk dan strategi ini disesuaikan dengan forum dan partisipan dari pertemuan yang diselenggarakan. Untuk masyarakat di lingkungan desa, contoh-contoh visual cukup intensif digunakan dalam pertemuan umum. Pertemuan dalam bentuk seminar dan lokakarya banyak dilakukan untuk pertemuan yang melibatkan staf instansi pemerintahan dan perusahaan swasta serta lembaga swadaya masyarakat. 10. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi dalam penyusunan profil? Kendala yang dihadapi dalam penyusunan profil teluk di Kalimantan Timur dan profil pesisir Propinsi Lampung adalah akurasi data sekunder yang rendah, cakupan wilayah geografis yang luas, sarana pembuatan profil yang terbatas seperti GIS, kapasitas stakeholder dalam pengelolaan pesisir dan lautan masih terbatas, waktu yang tersedia terbatas dan kecurigaan beberapa pihak terhadap kegiatan ini serta pihak-pihak yang apatis dan menempatkan diri sebagai oposisi terhadap kegiatan ini. Secara umum kendala yang ditemukan dalam penyusunan profil desa di Sulawesi Utara adalah sama dengan di tempat lain. Namun luasan wilayah dan sarana GIS bukan merupakan kendala karena profil pesisir desa luasannya kecil dan penyusunannya tidak memerlukan sarana canggih.

11. Bagaimana stategi yang baik untuk mendorong partisipasi stake-

holder dalam kegiatan penyusunan profil? Pendekatan dan strategi yang digunakan untuk mendorong partisipasi