TANGGAPAN-TANGGAPAN Johnnes Tulungen PP SULUT
Pelajaran dari Pengalaman Proyek Pesisir 1997 - 2000 108
Fedi Sondita Learning Team
Di Sulawesi Utara, isu-isu yang teridentifikasi dalam dokumen profil sebenarnya adalah perspektif masyarakat lokal yang juga sudah
dikonfirmasi oleh para peneliti. Banyak kejadian di desa lokasi proyek sebenarnya adalah isu namun masyarakat setempat belum tentu
mengetahui atau menyadarinya. Setelah berbagai kejadian setempat tersebut dikaji oleh peneliti dan hasilnya disajikan kepada masyarakat,
masyarakat kemudian menentukan isu-isu tersebut. Untuk menyadarkan masyarakat bahwa sesuatu permasalahan merupakan
suatu isu, serangkaian penyuluhan-penyuluhan dilaksanakan dengan menerapkan metode yang informatif agar masyarakat mudah mengerti
melalui penyajian visual, seperti foto-foto dan gambar-gambar. Proses penyadaran masyarakat terhadap suatu isu juga dilakukan dengan melatih
dan melibatkan masyarakat dalam monitoring kondisi lingkungan. Misalnya, masyarakat menyadari bahwa erosi adalah isu penting bagi
mereka setelah masyarakat memahami perubahan garis pantai berdasarkan hasil pengukuran garis pantai yang mereka lakukan.
Johnnes Tulungen PP SULUT
Kesadaran masyarakat akan pentingnya isu-isu setempat terbentuk melalui proses yang terdiri dari pelaksanaan studi teknis oleh peneliti, pemaparan
hasil studi kepada masyarakat, keterlibatan masyarakat dalam pengumpulan data, dan pertemuan peneliti dan masyarakat untuk merangkum data dan
menyimpulkan isu–isu tersebut. Sebagai contoh adalah isu bahwa Crown of Thorns CoT atau sasanay merusak terumbu karang. Pada mulanya
masyarakat tidak mengetahui bahwa CoT merupakan isu penting di laut dekat desa namun setelah penyajian hasil studi CoT oleh tim peneliti kepada
masyarakat setempat dalam bentuk gambar-gambar dan video, masyarakat kemudian mengambil keputusan untuk membersihkan CoT di sekitar
perairan yang terdapat terumbu karang.
Christovel Rotinsulu PP SULUT
Bukan hanya masyarakat yang tidak mengetahui isu-isu tersebut, tetapi juga pemerintah setempat. Pemerintah baru menyadari adanya isu-isu
tersebut setelah masyarakat menyajikan isu-isu yang dihadapinya kepada perangkat pemerintah setempat. Tanggapan pemerintah setempat
terhadap adanya isu-isu pengelolaan pesisir dan laut di daerahnya sangat positif. Hal ini terlihat dari tindakan pemerintah setempat untuk
memasukan isu-isu sebagai permasalahan yang perlu ditangani dan komitmen untuk menanganinya.
Budy Wiryawan PP Lampung
Di Lampung, penentuan isu tidak berangkat setelah adanya atlas, tetapi atlas merupakan produk fisik dari profiling. Penentuan isu dilakukan
seperti lokasi proyek lainnya, yaitu dengan melibatkan stakeholder setempat. Updating atlas akan dilakukan oleh Bappeda sebagai pengelola pusat data
karena profiling yang dilakukan bersama stakeholder merupakan upaya pengenalan bagi Bappeda tentang bagaimana menyusun profil wilayah
pesisir dan lautan. Atlas adalah dokumen yang dinamis, maka perlu adanya revisi dan
pembaharuan data profil secara cepat manakala terjadi perbedaan dan perubahan kondisi.
Perhatian para antropolog dan sosiolog terhadap permasalahan di wilayah pesisir perlu ditingkatkan sehingga kapasitas sosial masyarakat terbina dan
informasi tentang aspek sosial ini dapat terangkat dalam profil pesisir. Percontohan tambak yang diperkenalkan bukan hanya ramah lingkungan
tetapi juga ramah sosial, yaitu memperhatikan kondisi sosial dan penerimaannya oleh masyarakat setempat. Pendokumentasian secara
lengkap dapat dilakukan terhadap penerapan tambak ramah lingkungan yang sudah baik.
109 Pelajaran dari Pengalaman Proyek Pesisir 1997 - 2000
Ramli Malik PP KALTIM
Perbedaan dalam proses penentuan isu-isu pengelolaan pesisir di antara ketiga lokasi Proyek Pesisir terutama disebabkan oleh skala atau cakupan
wilayah lokasi kegiatan identifikasi isu. Cakupan wilayah PP SULUT adalah pada skala desa, PP KALIN adalah pada skala kawasan teluk dan PP
Lampung adalah skala propinsi. Namun persamaan di antara ketiga lokasi tersebut adalah pada proses penentuan isu yang melibatkan stakeholder.
Isu yang ada dalam profil ketiga lokasi tersebut meliputi potensi dan masalah pengelolaan pada masing-masing sumberdaya pesisir dan lautnya.
Fedi Sondita Learning Team
Untuk menerapkan konsep DPL di lokasi lain perlu dilakukan secara hati- hati mengingat kondisi Blongko belum tentu sama dengan kondisi umum
semua lokasi di Indonesia. Penyesuaian dengan kondisi lokal harus dilakukan jika diperlukan. Namun kriteria-kriteria pemilihan yang dipakai
oleh masyarakat desa Blongko seyogyanya dapat diterapkan di tempat lain.
Christo Hutabarat YABSHI
Peta seyog yanya memiliki kekuatan hukum yang bisa dipertanggungjawabkan. Peta yang disusun berdasarkan pandangan
masyarakat pada prinsipnya secara eksplisit menunjukkan cara pandang masyarakat terhadap ruang misalnya kawasan konservasi. Cara pandang
suatu masyarakat atau budaya tertentu terhadap ruang dapat berbeda dari masyarakat lain. Oleh karena itu dalam penyusunannya, pandangan
masyarakat terhadap ruang atau kawasan perlu diperhatikan. Istilah “penyuluhan” sebaiknya diganti dengan “pendampingan”.
PENUTUP oleh Dietriech G. Bengen
Prinsip atlas bersifat dinamis sehingga tidak bisa digunakan untuk selamanya, oleh karena itu perlu pembaharuan data updating.
Setiap kawasan pesisir di Indonesia memiliki karakteristik yang spesifik walaupun ada kesamaan umumnya. Oleh karena itu penerapan suatu
konsep pengelolaan dapat berbeda sesuai dengan karakteristik lokasi. Sehingga contoh pengelolaan di suatu lokasi tidak bisa begitu saja
diterapkan pada semua lokasi tanpa penyesuaian.
BAGIAN KEDUA A. PERTANYAAN, KOMENTAR, MASUKAN