5134
Gambar 9. Grafik Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus II
Hasil tes belajar pada siklus II telah maksimal, hal ini terlihat dari 30 siswa yang mengikuti tes terdapat 27 siswa 90,00 yang telah mencapai ketuntasan belajar atau yang mencapai nilai lebih
besar atau sama dengan 68, sedangkan 3 siswa 10 tidak mencapai ketuntasan belajar.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian, setelah diberikan tindakan pada siklus I sampai siklus II melalui penerapan model pembelajaran Learning Community terjadi peningkatan aktivitas guru pada setiap
siklusnya. Dimana siklus I aktivitas guru hanya mencapai 62,50 dan pada siklus II aktivitas guru meningkat menjadi 83,33.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar diagram batang di bawah ini:
Gambar 10. Diagram Peningkatan Aktivitas Guru
Secara klasikal diperoleh peningkatan aktivitas belajar fisika siswa pada sklus I dan siklus II sebesar 2 mencapai 62,50 dan ppada siklus II aktivitas guru meningkat menjadi 83,33. siklus I = 62,50 dan
siklus II = 83,33. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram batang dan garis dibawah ini:
Gambar 11. Diagram Batang Untuk Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa
50 100
Tuntas Belum Tuntas
90 10
50 100
Aktivitas Guru
62,5
Siklus I
5 16
6 17
6 6
19 8
20
8 27
29 27
28
16
A-1 A-2
A-3 A-4
A-5 Pertemun I
perteman II pertemuan III
Pertemuan IV
5135 Dan untuk hasil belajar siswa setelah diberikan tindakan pada siklus I sampai siklus II melalui
pembelajaran Learning Community Masayarakat Belajar dapat dilihat peningkatan ketuntasan belajar siswa dari 40 pada siklus I menjadi 90 pada siklus II. Hal ini dapat dilihat pada pada diagram di bawah
ini:
Persentase Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa
Gambar 12. Diagram Batang Untuk Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Dari Siklus I Sampai Siklus II
Kesimpulan Dan Saran
A. Kesimpulan:
1. Model pembelajaran Learning Community Masyarakat Belajar dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa. 2.
Model pembelajaran pembelajaran Learning Community Masyarakat Belajar dapat meningkatkan hasil belajar siswa dimana persentase ketuntasan hasil belajar siswa
3. Model pembelajaran Learning Community Masyarakat Belajar dapat meningkatkan aktivitas guru B. Saran
1. Untuk siswa, agar mempelajari terlebih dahulu pokok materi fisika yang akan dipelajari di sekolah,
agar dapat lebih mudah dalam memahami konsep-konsep fiska
2. Untuk guru, agar lebih memperhatikan memvariasikan model pembelajaran yang sesuai dengan
materi yang ada pada mata pelajaran fisika
3.
Untuk Sekolah, agar dapat mensosialisasikan penggunakan berbagai model pembelajaran kepada guru-guru yang belumtidak memahami manfaat penggunaan model pembelajaran.
Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2005. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta: Jakarta.
-------------------------. 2011. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara Djamarah dan Zain, 2006. Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta: Jakarta
Hakim, Thursan. 2005. Belajar Secara Efektif. Puspa Swara: Jakarta. Hamid. A. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran . University Press : Surabaya
Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta Rosdiana. 2008. Pendidikan Suatu Pengantar. Cita Pustaka Media: Bandung.
Sabri, Ahmad. 2007. Strategi Belajar Mengajar Micro teaching. Quantum Teaching: Padang. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, PT Rineka Cipta: Jakarta.
Sudjana. 2002. Metoda Statistik. Penerbit Tarsito:Bandung Sudjana, Nana.2005. Penilaian Hasil Proses Mengajar. PT Rosdakarya : Bandung
Sutanto, Agus.2007. Sains Fisika SMP .Erlangga : Jakarta
20 40
60 80
100
Ketuntasan Belajar 40
90
Siklus I Siklus II
5136 Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisti. Prestasi
Pustaka:Jakarta ----------2009. Mendesain meodel Pembelajaran Inovatif- Progresif. Kencana : Surabaya
Usman, Uzer. 2004. Menjadi Guru Profesional. Penerbit Remaja Rosdakarya: Bandung
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN PEMAHAMAN KARAKTER BANGSA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA
Nurazizah
16
dan Nuraisyah Hasibuan
17
ABSTRAK
Model pembelajaran yang diterapkan pada sesi perkuliahan dan sesuai dengan mata kuliah yang diajarkan adalah salah satu faktor pendukung dalam meningkatkan semangat, minat dan
pemahaman mahasiswa terhadap materi perkuliahan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh model pembelajaran kooperatif dan pemahaman mahasiswa terhadap nilai-nilai karakter
bangsa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Target penelitian yang akan dicapai, mahasiswa fakultas Pertanian mampu mengenali dan memahami nilai-nilai pendidikan
karakter bangsa, mampu menerapkan nilai-nilai karakter tersebut dalam kehidupan sehari-hari, serta mampu meningkatkan prestasi belajar mereka. Metode penelitian yang akan digunakan adalah
membandingkan sebelum dan sesudah diadakan suatu upaya yaitu dengan metode penelitian kwantitatif dan menganalisis data dengan menggunakan metode paired t test pada SPSS 20 for
windows. Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif, Pemahaman Karakter Bangsa, Prestasi Mahasiswa.
1. Latar Belakang
Pendidikan karakter bangsa yang dicanangkan oleh Pemerintah dan meliputi 18 nilai, yang diharapkan dapat terwujud dan dimiliki oleh setiap warga negara Indonesia, perlu terus
diupayakan pelaksanaannya. Diawali dari orang tua atau keluarga sebagai tempat tumbuh dan berkembang anak, dilanjutkan pada sekolah sebagai tempat belajar dan upaya pendidikan secara
formal serta terus dikembangkan di tengah masyarakat, sehingga mendukung terpeliharanya norma-norma masyarakat yang madani.
16
Dosen Yayasan UMN Al Washliyah E-mail: Nurazizah-1967yahoo.co.id
17
Dosen Yayasan UMN Al Washliyah
5137
Pendidikan karakter bukanlah mata pelajaran, tetapi nilai-nilai yang bisa diintegrasikan dalam setiap mata pelajaran di sekolah, ataupun setiap pengembangan budaya positif di masyarakat
dan ditengah-tengah keluarga. Kita semua menyadari bahwa pendidikan karakter bangsa adalah bagian dari pembangunan watak yang sangat penting untuk mencapai peradaban yang unggul
dan mulia. Semua itu bisa terlaksana dengan masyarakat yang baik yakni manusia yang bermoral dan beretika sehingga bangsa Indonesia bisa bersaing dengan bangsa lain dengan cara yang
terhormat dan bermartabat. Pembangunan karakter dalam diri anak bangsa harus tetap memperhatikan dan berpedoman kepada sendi-sendi Negara Kesatuan Republik Indonesia
NKRI serta norma sosial yang berlaku dalam masyarakat. Hal ini mendorong penulis untuk meneliti bagaimana seandainya penulis sebagai dosen
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan PPKn menanamkan nilai-nilai karakter tersebut sejak semester I hingga semester II, apakah bisa terbentuk karakter yang penulis harapakan
dengan melihat sikap mereka sehari-hari dan mengevaluasi nilai mata kuliah mereka dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif.
Prinsip dasar dalam model pembelajaran Kooperatif menekankan adanya rasa tanggung jawab bersama kelompok atas segala sesuatu yang dikerjakan. Setiap mahasiswa harus
mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama. Setiap anggota kelompok harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.
Setiap anggota kelompok akan dikenai evaluasi. Setiap mahasiswa berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya. Setiap mahasiswa
akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Beberapa hal penting yang akan dikembangkan untuk mengintegrasikan nilai-nilai karakter pada pembelajaran model Kooperatif, sehingga diharapkan akan terbentuk nilai-nilai
karakter tersebut, diantaranya adalah : 1. Perhatian lebih pada anak yang bermasalah, dengan pendekatan heart to heart; 2. Penekanan kata-katanasehat pada hal-hal yang dianggap perlu
penting; 3. Dianjurkan untuk diperbuat sebelum dilaksanakan misal pada pembuatan tugas; 4. Diberikan motivasi untuk mendapatkan nilai yang baik; 5. Diberikan motivasi untuk kehidupan
yang lebih baik, di dunia maupun diakhirat dengan melakukan nilai-nilai karakter bangsa; 6 Rasa toleransi yang besar pada peserta didik diluar agama Islam, meski keberadaan mereka
terhitung kecil; 7. Rasa empati pada musibah yang terjadi, baik pada peserta didik atau musibah lainnya; 8. Sikap bersahabat di dalam maupun di luar sekolah dengan tidak menurunkan wibawa
sebagai orang yang digugu dan ditiru; 9. Menumbuhkan rasa percaya diri dengan ucapan-ucapan bahwa dia pasti bisa kalau dia mau; 10. Menghargai pendapat yang diberikan baik dalam
pembelajaran maupun percakapan meski pendapat itu salah, penulis membetulkannya dengan tidak menyinggung perasaan atau membuat malu pada teman-temannya; 11. Menciptakan
suasana yang menyenangkan dan tetap kondusif dengan selera humor yang terkendali; 12.Bersikap tegas pada keputusankebijakan yang telah dibuat atau disepakati; 13.
Mencontohkan untuk melakukan hal terbaik, seperti datang dan selesai mengajar tepat pada waktunya, berpenampilan yang pantas, tidak membuang sampah sembarangan, kondisi kesehatan
yang prima serta wajah yang murah senyum.
5138
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif dan pemahaman karakter bangsa terhadap prestasi belajar mahasiswa, yaitu membandingkan hasil
belajar di semester I dengan hasil belajar di semester II, maka metode yang sesuai dengan hal ini adalah metode kuantitatif.
2. Dasar Teori
A. Pengertian Karakter
Karakter adalah watak, sifat kejiwaan, akhlak, budi pekerti, kekuatan moral atau reputasi yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang. Karakter adalah evaluasi terhadap
kualitas moral individu atau berbagai atribut termasuk keberadaan kebajikan seperti integritas, keberanian, ketabahan, kejujuran, kesetiaan, prilaku atau kebiasaan yang baik. Karakter juga
dipahami sebagai seperangkat ciri prilaku yang melekat pada diri seseorang yang menggambarkan tentang keberadaan dirinya kepada orang lain. Penggambaran ini tercermin dari
prilaku ketika melaksanakan berbagai aktivitas apakah secara efektif melaksanakan dengan jujur atau sebaliknya, apakah dapat mematuhi hukum yang berlaku atau tidak Kurtus, 2009.
Walaupun prilaku sering dihubungkan dengan kepribadian, tetapi kedua kata ini mengandung makna yang berbeda. Kepribadian pada dasarnya merupakan sifat bawaan,
sedangkan karakter terdiri atas prilaku-prilaku yang diperoleh dari hasil belajar.
B. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter