Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK Asdep Urusan Penelitian UKM
89
2. Karakteristik Hubungan UMKM
Karakteristik hubungan Usaha Mikro Kecil dan Menengah merupakan gambaran mengenai bagaimana UMKM di lokasi kajian memanfaatkan jaringan yang dimiliki. Adanya jaringan hubungan
antara pelaku usaha dapat mempermudah penyusunan model pengembangan UMKM di lokasi kajian. Untuk mengetahui gambaran karakteristik hubungan UMKM di lokasi kajian dapat dikemukakan
sebagai berikut :
2.1 Karakteristik Hubungan UMKM di Kabupaten Belu
Pada Kabupaten Belu terdapat usaha mikro, kecil dan menengah, sebagai penggerak ekonomi masyarakat, yang memberi kontribusi cukup signifikan bagi pendapatan daerah dan
memegang peranan penting dalam pertumbuhan perekonomian dan penyerapan tenaga kerja. Adapun jenis usaha yang menggerakan perekonomian Kabupaten Belu dapat dapat dilihat
pada tabel berikut : Tabel 5-3. PerusahaanUsaha dan Tenaga Kerja menurut Skala Usaha di Kabupaten Belu
Skala Usaha PerusahaanUsaha
Tenaga Kerja 01. Mikro
28 461 51 174
02. Kecil 1 452
6 583 03. Menengah
67 686
04. Besar 16
244 05. Tidak dapat diklasifikasikan
6 24
J u m l a h 30 002
58 711
Sumber : Sensus Ekonomi 2006, BPS Dari tabel di atas menunjukkan bahwa usaha mikro dan usaha kecil sangat dominan,
disamping usaha menengah dan besar dalam perekonomian Kabupaten Belu. Bagaimana karakteristik hubungan UMKM di Kabupaten Belu akan dilihat dari sisi hubungan usaha mikro
dengan UKM dan hubungan UMKM dengan berbagai instansi Pembina. Berdasarkan data yang ditunjukkan Tabel 5-3, dapat diidentifikasi bahwa usaha mikro dalam hal ini kelompok
petani dan petani lainnya, serta kelompok peternak dan peternak lainnya sudah barang tentu memiliki hubungan dengan UKM yang bergerak dibidang pertanian dan peternakan. Adapun
Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK Asdep Urusan Penelitian UKM
90
karakteristik hubungan kelompok tanipeternak dengan UKM dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 5.3. Karakteristik UMKM di sektor pertanian dan peternakan Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa untuk UKM yang bergerak di sektor peternakan
memperoleh pasokan dari peternak masyarakat Kabupaten Belu. Masyarakat merupakan supply hasil ternak yaitu sapi yang di distribusikan ke Surabaya, Kalimantan, NTT, Sulawesi,
Timor Leste dan Jakarta. Untuk UKM yang bergerak dalam usaha komoditi Jagung dan dalam hal ini bertindaj sebagai pengumpul, agen dan distrubutur juga memperoleh pasokan dari
Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK Asdep Urusan Penelitian UKM
91
petani Jagung, kemudian mereka distribusikan ke Surabaya, Kalimantan, NTT, Sulawesi, Timor Leste dan Jakarta. Dalam konteks ini bias dikatakan bahwa petani dan peternak sudah
memiliki pangsa pasar dan infrastruktur pendukung yang jelas. Selain jejaringan dengan pemasok dan konsumen yang telah tercipta, UMKM juga membina
jejaring dengan berbagai instansi terkait. Dari observasi yang telah dilakukan, ternyata UMKM sebagian besar pernah memiliki dan membina jejaring dengan Perguruan Tinggi, dan instansi-
instansi pemerintah seperti Departemen danatau Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi, danatau dengan berbagai asosiasi UMKM, dengan perbankan, dan juga pernah
behubungan dengan BUMN seperti : PLN dan Jasa Raharja. Selain itu, UMKM juga mempuyai jejaringan dengan biro perjalanan, hotel, atau restoran yang terkait dengan aktivitas
kepariwisataan. Manfaat yang diperoleh dari jejaring tersebut lebih banyak dirasakan UMKM seperti : Bank
dan BUMN memberikan manfaat dalam permodalan atau memberikan bantuan dalam mendukung permodalan UMKM. Pemerintah dan LSM yang memberikan manfaat berupa
informasi, publikasi, keikutsertaan dalam pameran, pemasaran, dan pelatihan. Perguruan Tinggi memberikan manfaat berupa pelatihan dalam rangka peningkatan mutu dan
managemen usaha dan manfaat tidak langsung lainnya dari berbagai kegiatan mahasiswa seperti Kuliah Lapang, dan praktek-praktek sehubungan dengan kegiatan ekstra kulikuler yang
melibatkan UMKM. Selain itu, kelompok Asosiasi UMKM memberikan manfaat seperti berbagai informasi pasar dan peningkatan kapasitas produksi untuk merespon order melalui sub-kontrak
dan sharing persediaan bahan baku. Adapun karakteristik hubungan UMKM yang bergerak dalam bidang usaha peternakan Sapi dan pertanian Jagung dengan instansi terkait di
Kabupaten Belu berdasasrkan hasil obserpasi terhadap UMKM dapat dilihat pada grafik.
Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK Asdep Urusan Penelitian UKM
92
Grafik 5.10. Karakteristik hubungan UMKM dengan instansi terkait di Kabupaten Belu Memperhatikan grafik di atas, dapat diketahui bahwa 45 dari UMKM telah pernah
berhubungan dengan instansi pemerintah, 37 dengan asosiasi UMKM, 12 dengan Bank dan 5 dengan BUMN seperti PLN dan Jasa Raharja.
2.2 Karakteristik Hubungan UMKM di Kabupaten Sanggau