Listrik Gas dan Air Bersih Perdagangan Perhotelan dan Restoran

Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK Asdep Urusan Penelitian UKM 46 Tabel 4-15. Nilai Tambah Bruto dan Peranan Sektor Pertambangan dan Penggalian di Kabupaten Belu Tahun 2000 — 2005 Tahun Nilai Tambah Bruto Rp.juta Peranan 01 02 03 2000 5.901,66 1,29 2001 8.758,61 1,15 2002 10.132,85 1,11 2003 12.084,39 1,06 2004 20.278,84 1,06 2005 29.384,35 1,03 Sumber : Indikator Ekonomi Kab.Belu 2004 dan Belu Dalam Angka 2006. Keterangan : Kolom 2 = Nilai Atas Dasar Harga Berlaku. Kolom 3 = Terhadap PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000.

g. Listrik Gas dan Air Bersih

Kegiatan pada sektor listrik, gas dan air bersih di Kabupaten Belu terus meningkat dari tahun ke tahun, walaupun peranannya masih kecil yaitu sekitar 0,25 pada tahun 2005; sedangkan pada tahun 2004 sebesar 0,24. Pada Tabel 4-21. terlihat bahwa peranan sektor listrik, gas dan air bersih di Labupaten Belu dalam kurun waktu 6 tahun terakhir 2000-2005 lebih banyak disumbangkan oleh sub- sektor listrik yaitu berkisar antara 0,21 - 0,25; sedangkan sub-sektor air bersih berkisar antara 0,02 - 0,05 Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK Asdep Urusan Penelitian UKM 47 Tabel 4-16. Distribusi Prosentase Nilai Tambah Bersih NTB Listrik, Gas, dan Air Bersih Terhadap PDRB Kabupaten Belu Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2004-2009 No Lapangan Usaha 2004 2005 2006 2007 2008 2009 01 02 03 04 05 06 07 08 1 Listrik, Gas, Air Bersih : 0,27 0,28 0,24 0,23 0,23 0,25 - Listrik 0,22 0,25 0,22 0,20 0,21 0,22 -Gas - - - - - - - Air Bersih 0,05 0,03 0,02 0,03 0,03 0,03 Sumber : PDRB Kabupaten Belu 2009 dan Belu Dalam Angka 2009.

h. Perdagangan Perhotelan dan Restoran

Peranan sektor ini terhadap PDRB Kabupaten Belu pada 6 tahun terakhir 2004-2009 sebagian besar disumbangkan oleh sub-sektor perdagangan besar dan eceran. Sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 2009 peranan sektor ini sebagian besar disumbang sub-sektor perdagangan besar dan eceran adalah yang terbesar yaitu sebesar 16,68 2009; sementara peranan sub-sektor perhotelan hanya 0,04 2009 dan sub-sektor restoranrumah makan sebesar 0,16 . 2009. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4- 17, Tabel 4-17. Distribusi Prosentase Nilai Tambah Bersih NTB Sektor Perdagangan, Restoran dan Hotel Terhadap PDRB Kabupaten Belu Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2004-2009. Lapangan Usaha 2004 2005 2006 2007 2008 2009 01 02 03 04 05 06 07 Wigan, Restoran dan Hotel: 16,47 18,60 16,27 15,94 15,71 15,92 Pedagang Besar Eceran 16,03 18,15 15,88 15,56 15,42 15,68 Perhotelan 0,04 0,04 0,03 0,03 0,06 0,07 Restoran,Rumah Makan 0,40 0,38 0,36 0,35 0,23 0,16 Sumber : Indikator Ekonomi Kab.Belu 2008 dan Belu Dalam Angka 2009 Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK Asdep Urusan Penelitian UKM 48 Sedangkan banyaknya perusahaanusaha yang mendukung di sektor perdagangan menurut jenis usaha per kecamatan diperlihatkan pada Tabel 4-18. Tabel 4-18. Banyaknya PerusahaanUsaha Sektor Perdagangan Menurut Jenis Usaha dan Kecamatan di Kabupaten Belu , Tahun 2009 No Kecamatan Perdagan gan Besar Perdaga ngan Meneng ah Swalaya nSuper market Perdaga ngan Kecil Rumah makan Restor an Hote l Los men Jumlah 01 02 03 04 05 06 07 08 09 1 Malaka Barat - 27 - 35 - - 62 2 Rinhat - 2 - 3 - - 5 3 Wewiku - - - 1 - - 1 4 Weliman - - - - - - - 5 Malaka Tengah - 43 - 107 5- 3 158 6 Sasitamean - 1 - 7 - - 8 7 Malaka Timur - 13 - 22 - - 35 8 Laenmanen - - - 1 - - 1 9 Raimanuk - - - 1 - - 1 10 Kobalima - 3 - 13 - - 16 11 Tasifeto Barat - 17 - 61 4 - 82 12 Kakulukmesak - 14 - 29 - - 43 13 Kota Atambua 19 394 - 499 50 12 974 14 Tasifeto Timur - 9 - 18 - - 27 15 Raihat - - - 33 - - 33 16 Lasiolat - - - - - - - 17 Lamaknen - 5 - 22 - - 27 Kab. Belu 19 528 - 852 59 15 1.473 Sumber : Belu Dalam Angka 2009.

4.1.1.3 Kawasan Prioritas Pembangunan

Untuk melaksanakan pembangunan kedepan, pemerintah daerah telah menetapkan kawasan prioritas yang dituangkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah. Menurut RTRW Kabupaten Belu kawasan ini ditetapkan berdasarkan kriteria berikut: 1 Kawasan yang berpotensi tumbuh cepat dengan sasaran agar dapat segera berperan sebagai pendorong pemerataan dan memacu pertumbuhan Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK Asdep Urusan Penelitian UKM 49 wilayah sekitarnya.; 2 Kawasan yang mempunyai nilai strategis danatau berperan dalam menunjang perkembangan sektor-sektor strategis; 3 Kawasan terbelakang, terpencil dan terisolir dengan keterbatasan sumber daya; 4 Kawasan kritis yang perlu dipelihara dan atau ditingkatkan fungsi lindungnya guna menghindari danatau memperbaiki kerusakan lingkungan. Atas dasar kriteria seperti tersebut di atas; maka kawasan-kawasan di Kabupaten Belu yang diprioritaskan pengembanganpengelolaannya, mencakup : 1. Kawasan Prioritas A Kawasan Prioritas A merupakan kawasan yang berpotensi tumbuh cepat karena besarnya potensi sumber daya yang dimilikinya, dengan sasaran dapat segera berperan sebagai pendorong pemerataan pembangunan dan dapat memacu pertumbuhan wilayah sekitamya. Kawasan ini merupakan kawasan pendorong pemerataan pembangunan Kecamatan Malaka Barat, Malaka Tengah, Malaka Timur, Tasifeto Barat, Kota Atambua. Pengembangan kegiatan industri dan pertambangan di kawasan ini perlu didukung oleh penyediaanpengembangan prasarana dan sarana pendukungnya, serta peningkatan kualitas sumber daya manusianya. 2. Kawasan Prioritas B Kawasan Prioritas B merupakan kawasan yang mempunyai nilai strategis tinggi danatau berperan dalam menunjang perkembangan sektor-sektor strategis. Kawasan ini mencakup wilayah yang berbatasan dengan Timor leste, yaitu meliputi Kecamatan Kakuluk Mesak motaain, raihat Haekesak dan Kecamatan kobalima Motamauk. Pengembangan kawasan Prioritas B bertujuan untuk mengurangi kesenjangan dengan wilayah Sarawak, di samping untuk menjaga stabilitas keamanan kawasan perbatasan. Sesuai dengan letakposisi strategisnya, kegiatan potensial yang dapat dikembangkan di kawasan ini adalah kegiatan pariwisata dan perdagangan, yang pengembangannya perlu didukung oleh peningkatanpengembangan prasarana dan sarana pendukungnya, serta fasilitas pendukung bagi peranannya sebagai pintu gerbang lintas negara. 3. Kawasan Prioritas C Merupakan kawasan yang masih terbelakang, terpencil dan terisolir dengan keterbatasan sumber daya. Kawasan ini mencakup Kecamatan Jangkang dan Kecamatan Noyan. Pengembangan Kawasan Prioritas C ini perlu diarahkan pada pelaksanaan program in-migrasi Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK Asdep Urusan Penelitian UKM 50 atau pengisianpenambahan penduduk, yang penempatannya perlu didukung dengan penyediaanpengembangan prasarana dan sarana wilayah yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat perdesaan, dengan tujuan guna merangsang bagi timbul dan berkembangnya kegiatan usaha ekonomi yang berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat, sekaligus mempercepat perkembangan wilayahnya. 4. Kawasan Prioritas D Merupakan kawasan kritis yang perlu dipelihara danatau ditingkatkan fungsi Iindungnya guna mengantisipasi dan memperbaiki kerusakan lingkungan. Pengembangan Kawasan Prioritas D yang termasuk dalam kawasan lindung ini diarahkan pada peningkatan fungsi lindung dari kawasan tersebut, untuk mengantisipasi terjadinya lahan kritis yang umumnya disebabkan oleh kegiatan penebanganpengambilan kayu secara tidak terkendali, dan pembukaan wilayah untuk konversi lahan. Selain melalui pengelolaan hutan, pengembangan perkebunan juga berperan dalam mencegah timbulterjadinya lahan kritis.

4.1.1.4 KUMKM dalam Perekonomian di Kabupaten Belu

Koperasi merupakan salah satu pelaku ekonomi yang memperoleh legitimasi formal dalam konstitusi, karena itu secara konseptual koperasi harus mampu tampil sebagai penyelamat ekonomi rakyat dari ancaman badai ekonomi kapitalis yang mengandalkan kekuatan modal individual. Namun dalam perjalanannya lembaga koperasi terutama yang berada di pedesaan perkembangannya selalu tertinggal dan kalah bersaing dengan kegiatan usaha lainnya karena keterbatasan sumber daya manusia. Hal ini diperparah dengan ulah segilintir orangpengusaha swasta yang sering memperalat koperasi untuk melegitimasi aktivitas terselubung dalam mengeruk keuntungan pribadi. Pada tahun 2008 jumlah KUD dan non KUD di Kabupaten Belu sebanyak 118 unit, dimana semua telah berbadan hukum. Jumlah anggota KUD sebanyak 25 497 orang dengan total simpanan sebesar 54,486 milyar rupiah atau rata-rata tiap anggota mempunyai simpanan sebesar 2,135 juta rupiah. Dibandingkan dengan tahun lalu, jumlah simpanan anggota koperasi meningkat lebih dari 18 kali lipat. Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK Asdep Urusan Penelitian UKM 51 Tabel 4-19. Banyaknya Koperasi, Anggota, dan Simpanan di Koperasi Menurut Kecamatan di Kabupaten Belu 2008 Kecamatan Banyaknya Simpanan Ribuan Rupiah Koperasi Anggota 01. Malaka Barat 2 2 167 72 678 000 02. Rinhat 1 449 5 722 950 03. Wewiku - - - 04. Weliman - - - 05. Malaka Tengah 2 1 793 69 866 700 06. Sasita Mean 5 2 017 69 974 000 07. Io Kufeu - - - 08. Botin Leobele - - - 09. Malaka Timur 3 1 742 51 670 000 10. Laen Manen 1 46 5 470 000 11. Raimanuk 1 56 7 034 000 12. Kobalima 1 20 3 150 000 13. Kobalima Timur - - - 14. Tasifeto Barat 1 1 455 13 140 900 15. Kakuluk Mesak 3 749 54 147 700 16. Nanaet Dubesi - - - 17. Kota Atambua 6 6 017 53 742 050 239 18. Atambua Selatan 5 940 17 470 000 19. Atambua Barat 9 556 72 478 000 20. Tasifeto Timur 2 1 111 230 796 150 21. Raihat 3 87 15 670 000 22. Lasiolat - - - 23. Lamaknen 3 115 7 150 000 24. Lamaknen Selatan - - - Kabupaten Belu 118 25 497 54 486 468 639 Sumber : Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Belu Catatan : Termasuk kecamatan pemekaran Kondisi UMKM di Kabupaten Belu kontribusi terbesar dalam perekonomian daerah berasal dari sektor pertanian sebesar 48,01, sektor jasa-jasa memberikan kontribusi kedua sebesar 21,54. Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK Asdep Urusan Penelitian UKM 52 Secara parsial, pada sektor jasa-jasa didominasi oleh sub sektor pemerintahan umum yang memberikan share 16,06 sedangkan jasa swasta hanya 5,48 terhadap total PDRB. Kecilnya kontribusi jasa swasta mengindikasikan masih sangat terbatasnya aktivitas sektor jasa oleh kalangan swasta, sehingga apabila alokasi anggaran jasa pemerintah melalui DAU dan DAK mengalami goncangan maka dapat dipastikan akan sangat mempengaruhi aktivitas sektor jasa-jasa bahkan terhadap perekonomian secara keseluruhan lihat Tabel 11.3 Sektor berikutnya yang tidak kalah penting adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang memberikan share 11,34 pada tahun 2008, sementara pada tahun sebelumnya mencapai 11,42 Sektor perdagangan didominasi sub sektor perdagangan besar dan eceran. Sektor-sektor ekonomi lainnya yang memberikan kontribusi terhadap PDRB masing-masing sektor pengangkutan dan komunikasi 6,06 sektor konstruksi 5,52 setor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan 4,41 sektor penggalian 1,32 sektor industri 1,61 dan yang terendah adalah sektor listrik dan air minum sebesar 0,17

4.2. PROVINSI KALIMANTAN BARAT