Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK Asdep Urusan Penelitian UKM
76
SEKTOR KABUPATEN BELU HIT LQ
1. sosial kemasyarakatan social community services
0.62 2.
hiburan rekreasi amusement recreation services 1.51
3. perorangan RT personal household services
0.98
Dari hasil perhitungan, tampak hanya ada tiga sektor kegiatan pembangunan yang memiliki nilai Iebih besar dari 1 satu yaitu sektor pertanian 1.38, sektor pengangkutan dan komunikasi
1.17, serta sektor keuangan dan perbankan 1.29. Artinya masing-masing sektor tersebut selain mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di Kabupaten Belu juga memiliki peluang untuk
memenuhi kebutuhan wilayah lainnya.
1.3 Penentuan potensi berdasarkan Analisis AHP
Penghitungan potensi unggulan dengan menggunakan analisis AHP didasarkan pada hasil hitungan LQ yang didasarkan pada persepsi stakeholder daerah mulai dari dinas terkait, pelaku
usaha, tokoh masyarakat dan expert. Untuk skema penghitungan AHP dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 5.1. Skema penghitungan AHP di Kabupaten Belu Pada gambar 5.1. di atas menunjukkan stuktur hirarki dari kasus permasalahan yang ingin diteliti
yakni pemilihan alternative potensi potensialunggulan daerah dengan menggunakan kriteria bahan baku, pangsa pasar, SDM, pelaku usaha, pelayanan, dan nilai ekonomis. Kriteria tersebut
merupakan dasar pertimbangan dalam penentuan alternative potensi potensialunggulan daerah
Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK Asdep Urusan Penelitian UKM
77
yang bisa dikembangkan KUMKM. Penetapan kriteria yang berpengaruh didasarkan atas berbagai studi sebelumnya. Garis-garis yang menghubungkan kotak-kotak antar level
merupakan hubungan yang perlu diukur dengan perbandingan berpasangan dengan arah ke level yang lebih tinggi. Adapun penghitungan analisis AHP dengan menggunakan bantuan
software expert choice dapat dilihat pada gambar berikut :
Grafik 5.4. Penghitungan Potensi unggulan menggunakan Expert Choice di Kabupaten Belu Pada grafik 5.4 dapat dilihat bahwa berdasarkan justifikasi Tim terhadap potensi unggulan di
Kabupaten Belu dapat disimpulkan bahwa potensi peternakan yaitu Sapi merupakan potensi yang dianggap prioritas dan unggulan dengan nilai 43.2 , sedangkan alternative kedua yaitu
potensi jagung merupakan potensi pertanian yang juga diunggulkan dengan nilai sebesar 30.3, sedangkan sisanya adalah angkutan darat dengan bobot nilai 14.4, jasa perbankan
dengan bobot nilai 12. Kesemuanya diproses berdasarkan pada criteria bahan baku, pangsa pasar, SDM, pelaku usaha, pelayanan, dan nilai ekonomis. Dalam hal ini dapat disimpulkan
bahwa potensi prioritas atau unggulan untuk dikelola masyarakat atau KUMKM di Kabupaten
Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK Asdep Urusan Penelitian UKM
78
Belu adalah sapi dan jagung. Kedua komoditi tersebut merupakan potensi potensial yang harus diperhatikan untuk dikembangkan KUMKM.
2 Potensi Daerah Kabupaten Sanggau
Sebagaimana pengujian yang dilakukan di Kabupaten Belu, maka untuk melihat potensi potensial di Kabupaten Sanggau dilakukan dengan langkah yang sama. Pertama dilakukan
berdasarkan persepsi stakeholder, bardasarkan perhitungankalkulasi LQ, berdasarkan analisis AHP dan kemudian diuji dan dilengkapi berdasarkan diskusi terbatas pada lokasi kajian. Hasil dari pengujian
yang telah dilakukan dapat dikemukakan sebagai berikut :
2.1 Penentuan Berdasarkan Persepsi Stakeholder