Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK Asdep Urusan Penelitian UKM
33
memadai. Pada tahun 2008 jumlah Taman Kanak-Kanak 24 unit dengan jumlah murid 1 066 siswa, jumlah sekolah SD 338 unit, SLTP 48 unit ,SLTA umum 21 unit dan kejuruan 11 unit. Dibandingkan
dengan tahun lalu, guru SD meningkat 6,89, guru SLTP 1,56 dan SLTA 1,37. Sementara untuk jumlah murid masing-masing jenjang pendidikan yaitu SD naik 3,85 SLTP turun 6,35, dan
SLTA meningkat 3,52. Dilihat dari tingkat pendidikan berdasarkan hasil Susenas 2008 memperlihatkan bahwa
sebanyak 68,79 penduduk umur 10 tahun ke atas berpendidikan paling tinggi cuma tamat SD. Sedangkan sisanya tamat SLTP 15,61, tamat SLTA 12,95, serta tamat akdemi dan perguruan
tinggi cuma 3,10. Sebagai perbandingan Sensus Penduduk 2000 menunjukkan bahwa penduduk umur 5 tahun keatas pada tahun 2000, sampai tingkat SD 82,62, tamat SLTP 8,68, tamat SLTA
7,54 , tamat akademi dan sarjana 1,15. Persentase penduduk umur 10 tahun keatas yang buta huruf pada tahun 2008 hanya 17,80, dimana lebih dari separuhnya adalah kaum perempuan. Ini
memperlihatkan bahwa pendidikan bagi kaum perempuan masih dianggap kurang perlu oleh sebagian besar masyarakat di Kabupaten Belu. Masih rendahnya tingkat pendidikan formal dari sebagian besar
penduduk Kabupaten Belu akan sangat mempengaruhi akselerasi pembangunan, dan kecepatan transformasi tenaga kerja dari sektor ekonomi tradisional ke sektor-sektor ekonomi modern.
g. Fasilitas Perdagangan dan Jasa
Kebijakan di sektor perdagangan selalu diarahkan untuk menjamin penyebaran serta ketersediaan berbagai barang kebutuhan secara lebih merata dengan harga yang dapat dijangkau
daya beli masyarakat. Fasilitas di sektor perdagangan merupakan sektor yang sangat strategis dalam mata rantai aktivitas ekonomi karena berperan sebagai mediator antara rumah-tangga konsumen dan
rumahtangga produsen. Sebagai jaringan distribusi yang melayani kebutuhan masyarakat baik untuk barang konsumtif maupun produktif. Fasilitas perdagangan antara lain pasar, kioswarung,
tokopertokoan, pusat perbelanjaan di kawasan dengan penduduk yang berjumlah 30.000 penduduk, pusat perbelanjaan niaga dengan 120.000 penduduk, pusat perbelanjaan niaga industri dengan
480.000 penduduk.
Pasar. Saat ini sudah terdapat beberapa unit pasar yang tersebar di kecamatan-kecamatan,
namun masih ada kecamatan yang belum memiliki pasar, terutama kecamatan yang baru dimekarkan. Umumnya pasar yang ada berupa pasar mingguan sedangkan pasar harian hanya terdapat di
Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK Asdep Urusan Penelitian UKM
34
beberapa kecamatan seperti Kecamatan Kota Atambua dan Kecamatan Malaka Tengah di Betun. Khususnya di kawasan perbatasan dengan Negara Timor Leste, dikembangkan pasar perbatasan
seperti pasar Motaain, Pasar Turiskain, Pasar Builalu, dan pasar Motamauk. Dalam perkembangan kedepan diharapkan pada setiap ibu kota kecamatan terdapat sebuah pasar harian.
KiosWarung. Fungsi utama yang diemban sebuah warungkios adalah tempat penjualan
barang-barang keperluan sehari-hari. Radius pelayanan maksimal 500 m ± 78,57 ha; sedangkan wilayah pelayanan minimal 7,5 ha, dengan jumlah penduduk pendukung untuk satu unitnya 250 jiwa.
Jumlah kebutuhan kioswarung di Kabupaten Belu pada akhir Tahun 2008 adalah sebanyak 2.143 unit yang menyebar di daerah permukiman di seluruh wilayah kecamatan.
TokoPertokoan. Fungsi utama sebuah unit tokopertokoan adalah pelayanan penjualan
barang-barang kebutuhan sehari-hari. Lokasinya dekat dengan pusat permukiman, di sekitar taman- taman atau lembaga pendidikan. Jumlah penduduk pendukung untuk keberadaan 1 unit toko adalah
2.500 orang; luas persil yang dibutuhkan minimal 1.200 m2, dengan building coverage 40 . Jumlah kebutuhan toko untuk melayani penduduk di Kabupaten Belu pada akhir tahun perencanaan 2016
sebanyak 214 unit toko, menyebar disetiap wilayah kecamatan dalam kawasan permukiman. Berdasarkan kriteria-kriteria sebagaimana disebutkan di atas maka pada tahun 2016 mendatang
dibutuhkan adanya fasilitas perdagangan seperti ditampilkan pada Tabel 4-4.
Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK Asdep Urusan Penelitian UKM
35
Tabel 4-4. Proyeksi Kebutuhan Fasilitas Perdagangan di Kabupaten Belu per Wilayah Kecamatan Tahun 2016
No. Kecamatan
Pasar Kios Warung
Toko
01 Malaka Barat
1 126
13 02
Rinhat 1
83 8
03 Wewiku
1 106
11 04
Weliman 1
113 11
05 Malaka Tengah
1 205
21 06
Sasitamean 1
129 13
07 Malaka Timur
1 60
6 08
Laen Manen 1
87 9
09 Raimanuk
1 80
8 10
Kobalima 1
137 14
11 Tasifeto Barat
1 140
14 12
Kakuluk Mesak 1
90 9
13 Tasifeto Timur
1 120
12 14
Raihat 1
86 9
15 Lasiolat
1 42
4 16
Lamaknen 1
118 12
17 Kota Atambua
1 401
40
Kab. Belu :
17 2.143
214
Sumber : Hasil analisis.
4.1.1.2 Perkembangan Sektor Sektor Produksi a.
Sektor Pertanian
Sawah banyak dimanfaatkan sebagai lahan pertanian tanaman pangan seperti tanaman padi, jagung kacang tanah, kacang kedele, dan kacang hijau. Lahan pertanian dibedakan menjadi lahan
basah dan lahan kering. dari seluruh lahan yang ada di Kabupaten Belu lahan basah sawah hanya mencakup 3,Bo ., sedangkan lahan keringnya mencapai 96,13. Tabel 4-6 berikut menampilkan luas
panen dan produksi tanaman pada di Kabupaten Belu. Pada tahun 2007 hingga tahun 2009 luas lahan ,panen terbesar terdapat di kecamatan Malaka Timur dan pada tahun 2008 lahan panen terluas berada
di kecamatan Tasifeto Timur sedangkan untuk produksi padi beras pada tahun 2007 hingga 2009 produksi tertinggi terdapat di Kecamatan Mataka Tengah, selanjutnya tahun 2008 produksi tertinggi
Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK Asdep Urusan Penelitian UKM
36
terdapat di Kecamatan Malaka Timur dan pada tahun 2008 antara Kecamatan Malaka Timur dan Laenmanen sama-sama memproduksi sebanyak 400 ton. Secara keseluruhan produksi tanaman
pangan menurun dari tahun 2007 hingga 2009. Tabel 4-5. Produksi Tanaman Pangan, Kabupaten Belu, Tahun 2007-2009 000 ton
No . Jenis Tanaman
2007 2008
2009 1
Padi 20,86
15,14 7,85
2 Jagung
49,88 52,72
48,24
3 Ubi kayu
39,33 38,05
4,17
4 Ubi jalar
1,64 2,30
0,36
5 Kacang tanah
0,68 0,62
0,32
6 Kacang kedele
0,16 -
- 7
Kacang hijau 3,70
4,18 3,54
8 Lain-lain
- -
0,16
Ju ml ah 116,25
113,01 64,64
Produksi tanaman pangan paling besar dalam arti tonasenya adalah tanaman jagung mencapai 48,24 ribu ton pada tahun 2009. Tingkat produksi ini lebih rendah bila dibanding dengan
produksi jagung pada tahun-tahun sebelumnya. Pada tabel 4.5 diatas terlihat bahwa kuantitas jagung paling dominan sedangkan produksi terendah oleh kacang tanah, bahkan untuk Kacang kedele
nampak tidak ada produksi pada tahun 2008 dan 2009. Sedangkan luas panen dan produksitanaman padi menurut kecamatan di Kabupaten Belu Tahun 2006-2009 dapat dilihat pada Table 4.6 berikut
Tabel 4-6. Luas Panen dan ProduksiTanaman Padi menurut Kecamatan di Kabupaten Belu Tahun 2006-2009
No Kecamatan
Luas Panen Ha Produksi Ton
2006 2007
2008 2009
2006 2007
2008 2009
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
1 Malaka Barat
1.086 799
803 70
3.896 258
1.296 336
2 Rinhat
32 -
- -
121 -
- -
3 Wewiku
- -
- -
- -
- -
4 Weliman
- -
- 49
- -
- 367
5 Malaka Tengah
832 653
658 146
2.918 2.048
1.028 371
6 Sasitamean
95 80
86 36
370 270
145 372
Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK Asdep Urusan Penelitian UKM
37
No Kecamatan
Luas Panen Ha Produksi Ton
2006 2007
2008 2009
2006 2007
2008 2009
7 Malaka Timur
862 775
798 4
3.362 262
1.357 400
8 Laenmanen
- -
- 5
- -
- 400
9 Raimanuk
- -
- 49
- -
- 367
10 Kobalima
232 205
220 444
843 646
340 370
11 Tasifeto Barat
715 450
463 163
2.086 1.521
787 370
12 Kakulukmesak
783 104
115 46
2.784 344
200 370
13 Kota Atambua
55 35
40 74
211 118
68 372
14 Tasifeto Timur
523 550
633 863
2.036 1.671
957 370
15 Raihat
451 560
562 236
1.759 1.903
956 371
16 Lasiolat
- -
- -
- -
- -
17 Lamaknen
125 420
419 325
477 142
712 370
Kab.Belu : 5.791
4.631 4.797
2510 20.863
9.183 7.846
5.206
Sumber : Indikator Ekonomi Kabupaten Belu 2006 2009.
Pertanian lahan kering, di Kabupaten Belu untuk luas panen padi ladang kering hanya 80 ha
dengan rata-rata produksi 1,89 tonha dan jumlah gabah kering giling yang dihasilkan hanya sebanyak 151 ton dan beras sebanyak 90 ton. Areal tanam padi ladang ini juga hanya terdapat di beberapa
kecamatan yaitu: Malaka Barat, Malaka Tengah, Kobalima, Tasifeto Barat, Tasifeto Timur, dan Lamaknen. Hal ini dimungkinkan karena kondisi tanah yang ada masih memungkinkan untuk ditanami
padi.
Hasil produksi tanaman lain, seperti tanaman jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah dan
kacang hijau yang juga menjadi andalan bagi pendapatan sebagian masyarakat di Kabupaten Belu menurut data per kecamatan dapat dilihat pada Tabel 4-7 berikut :
Tabel 4-7. Produksi Jagung, Ubi Kayu, Ubi Jalar, Kacang Tanah, dan Kacang Hijau per Kecamatan di Kabupaten Belu, Tahun 2008
Kecamatan Jagung
Ubi Kayu
Ubi Jalar
Kacang Tanah
Kacang Hijau
Malaka Barat 5.830
148 540
Rinhat 3.900
12.893 22
105 488
Wewiku 24
383 1.088
Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK Asdep Urusan Penelitian UKM
38
Kecamatan Jagung
Ubi Kayu
Ubi Jalar
Kacang Tanah
Kacang Hijau
Weliman 771
261 572
Malaka Tengah 2.873
1.276 176
246 Sasitamean
1.918 4.419
308 30
214 Malaka Timur
4.524 4.477
27 147
Laenmanen 20
563 80
4 Raimanuk
4 1.047
35 19
Kobalima 2.563
757 379
54 1.568
Tasifeto Barat 3.059
3.924 27
41 147
Kakulukmesak 518
664 187
16 8
Kota Atambua 137
180 27
4 20
Tasifeto Timur 1.096
1.605 1.083
74 862
Raihat 2.000
3.863 1.716
97 294
Lasiolat 9
16 Lamaknen
3.037 10.533
176 233
268
Jumlah 32.283
46.993 4.216
697 6.485
Sumber : Belu Dalam Angka 2009, BPS Kabupaten Belu Produksi jagung pada tahun 2008 mencapai 32.283 ton dengan produksi tertinggi dihasilkan di
Kecamatan Malaka Barat sebanyak 5.830 ton dan produksi terendah dihasilkan kecamatan Raimanuk yaitu sebanyak 4 ton. Untuk jenis tanaman ubi kayu, produksi pada tahun 2008 mencapai 46.993 ton
dengan daerah penghasil tertinggi Kecamatan Rinhat sebanyak 12.893 ton dan Kecamatan Lamaknen sebanyak 10.533 ton. Sedangkan produksi terendah ada di Kecamatan Malaka Barat yaitu sebanyak
148 ton. Untuk ubi jalar, produksi tertinggi dicapai Kecamatan Raihat sebanyak 1.716 ton dan terendah sebanyak 22 ton di Kecamatan Rinhat dengan total produksi ubi jalar sebanyak 4.216 ton selama tahun
2008. Tanaman kacang tanah merupakan komoditas yang memberikan hasil terendah dibandingkan
jenis tanaman Iainnya yaitu mencapai 697 ton selama tahun 2008. Jenis tanaman ini hanya dihasilkan di 11 kecamatan dengan produksi tertinggi di Kecamatan Lamaknen dan terendah di Kota. Atambua
dengan jumlah produksi masing-masing 233 ton dan 4 ton. Untuk komoditas kacang hijau, daerah penghasil terbanyak adalah Kecamatan Kobalima dengan hasil produksi mencapai 1.568 ton dan
terendah di Kecamatan Laenmanen sebanyak 4 ton.
Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK Asdep Urusan Penelitian UKM
39
b. Sub Sektor Perkebunan