Kemampuan Berpikir Logis Matematis Siswa Kelas Kontrol
berpikir logis matematis pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan indikator disajikan dalam Tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Perbandingan Kemampuan Berpikir Logis Matematis Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No. Indikator
Skor Ideal
Eksperimen Kontrol
Skor Siswa
̅ Skor
Siswa ̅
1 Mengidentifikasi
hubungan antar fakta dalam menyelesaikan
masalah 12
300 7,5
62,5 265
6,31 52,58
2 Menyelesaikan
permasalahan dengan memberikan alasan
8 267
6,68 83,44 223
5,31 66,37
3 Membuat kesimpulan
berdasarkan keserupaan dua proses
8 220
5,5 68,75
191 4,55 56,85
Perbedaan skor ideal dari masing-masing indikator disebabkan oleh perbedaan jumlah soal yang mewakili setiap indikator. Indikator pertama, yaitu
mengidentifikasi hubungan antar fakta dalam menyelesaikan masalah diwakili oleh 3 soal, sehingga dengan skor maksimum tiap butir soal bernilai 4, maka skor
ideal untuk indikator pertama adalah 12. Indikator kedua, yaitu menyelesaikan permasalahan dengan memberikan alasan, dan indikator ketiga membuat
kesimpulan berdasarkan keserupaan dua prsoses, masing-masing diwakili oleh 2 soal sehingga skor ideal bernilai 8.
Mengidentifikasi hubungan antar fakta dalam menyelesaikan masalah pada indikator pertama diperoleh presentase skor rata-rata 62,5 pada kelas
eksperimen, dan 52,58 pada kelas kontrol. Untuk indikator kedua, yaitu kemampuan siswa menyelesaikan permasalahan dengan memberikan alasan,
persentase skor rata-rata siswa kelas eksperimen sebesar 83,44, skor ini lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol 66,37. Presentase skor rata-rata siswa untuk
indikator ketiga yaitu kemampuan membuat kesimpulan berdasarkan keserupaan
10 20
30 40
50 60
70 80
90
Mengidentifikasi Memberikan
alasan Membuat
Kesimpulan eksperimen
kontrol
indikator
dua proses kelas eksperimen sebesar 68,75, sedangkan kelas kontrol sebesar 56,85. Hal ini menunjukan kelas eksperimen lebih mampu membuat kesimpulan
dari permasalahan yang diberikan. Indikator yang mendapat pencapaian tertinggi baik pada kelas eksperimen
maupun kelas kontrol adalah indikator menyelesaikan permasalahan dengan memberikan alasan. Presentase skor yang dicapai kelas eksperimen sebesar
83,44, sedangkan nilai yang dicapai kelas kontrol sebesar 66,37. Terdapat selisih yang cukup besar antara pencapaian kedua kelas yaitu sebesar 17,07.
Selisih ini menunjukkan bahwa meskipun pencapaian kedua kelas pada indikator ini adalah yang tertinggi dibanding indikator lain, namun terdapat perbedaan
kemampuan siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam memberikan alasan. Perbedaan tersebut tidak terlepas dari perbedaan perlakuan selama pembelajaran
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diterapkan pendekatan pembelajaran berbasis masalah dengan teknik scaffolding yang
memfasilitasi siswa untuk dapat mengemukakan alasan pada jawaban yang mereka berikan.
Secara lebih jelas presentase skor rata-rata siswa berdasarkan indikator kemampuan berpikir logis matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
disajikan dalam diagram berikut ini.
Gambar 4.2 Presentase Skor Kemampuan Berpikir Logis Matematis Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator Berpikir Logis