Kemampuan Berpikir Logis Matematis Siswa Berdasarkan Indikator

B. Analisis Data

1. Hasil Pengujian Persyaratan Analisis

1 Uji Normalitas Tes Kemampuan Berpikir Logis Matematis Siswa Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, uji normalitas yang digunakan adalah uji Chi-kuadrat yang diukur pada taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu. Hasil perhitungan uji normalitas pada kelas eksperimen, diperoleh nilai , sedangkan dari tabel harga kritis uji Chi-Square dengan derajat kebebasan 3 diperoleh untuk jumlah sampel 40 pada taraf signifikansi =5 adalah 7,82. Hasil dari kurang dari sama dengan , maka ditarik kesimpulan bahwa H diterima, artinya data yang terdapat pada kelas eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal lampiran 25. Perhitungan yang sama dilakukan pada kelas kontrol, diperoleh nilai , sedangkan dari tabel harga kritis uji Chi-Square dengan derajat kebebasan 3 diperoleh untuk jumlah sampel 42 pada taraf signifiknasi adalah 7,81. Hasil dari kurang dari , maka H diterima, artinya data yang terdapat pada kelas eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal lampiran 26. Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan uji normalitas antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut. Tabel 4.5 Uji Normalitas Kemampuan Berpikir Logis Matematis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas N Taraf Signifikan   hitung    tabel Kesimpulan Eksperimen 40 0,05 4,73 7,82 Berdistribusi Normal Kontrol 42 0,05 7,73 7,82 Berdistribusi Normal Berdasarkan Tabel 4.5,   hitung pada kedua kelas kurang dari   tabel maka dapat disimpulkan bahwa data sampel kedua kelas berasal dari populasi berdistribusi normal. 2 Uji Homogenitas Tes Kemampuan Berpikir Logis Matematis Siswa Setelah dilakukan uji normalitas dan diperoleh kesimpulan bahwa kedua sampel data berasal dari populasi yang berdistribusi normal, selanjutnya perlu dilakukan uji homogenitas data. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua varians sampel memiliki varians yang homogen atau tidak. Uji homogenitas yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan uji Fisher. Hasil perhitungan diperoleh nilai F hitung = 1,52 dan F tabel = 1,69 pada taraf signifikansi dengan derajat kebebasan pembilang 39 dan derajat kebebasan penyebut 41. Hasil dari uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut. Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Kelas Jumlah Sampel Varians s 2 F hitung F tabel Kesimpulan α=0,05 Eksperimen 40 147,67 1,52 1,69 Homogen Kontrol 42 223,90 Mengacu pada kriteria pengujian yang telah ditetapkan, karena nilai hitung kurang dari tabel , maka dapat disimpulkan bahwa H diterima, artinya data pada kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang homogen lampiran 27.

2. Hasil Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil pengujian prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan homogenitas kedua kelas, diperoleh kesimpulan bahwa kedua kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis dengan uji-t. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata kemampuan berpikir logis matematis siswa yang diajarkan menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis masalah dengan teknik scaffolding lebih tinggi secara signifikan dibandingkan rata-rata kemampuan berpikir logis matematis siswa yang diajarkan secara konvensional. Setelah melakukan perhitungan dengan menggunakan uji-t untuk sampel yang homogen, maka diperoleh t hitung = 4,59 lampiran 28. Menggunakan tabel distribusi t pada taraf signifikansi 5 atau diperoleh harga t tabel = 1,99. Hasil perhitungan uji hipotesis disajikan pada Tabel 4.7 berikut ini. Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis t hitung t tabel α = 0,05 Kesimpulan 4,59 1,99 Tolak H Hasil perhitungan seperti yang disajikan dalam tabel menunjukkan bahwa hitung lebih besar dari tabel , maka mengacu pada kriteria pengujian yang telah ditentukan dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H 1 diterima dengan taraf signifikansi . Gambaran kurva uji perbedaan dua rata-rata pada kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam gambar 4.3 berikut. Gambar 4.3 Kurva Uji Perbedaan Rata-Rata Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol  = 0,05 1,99 4,59 Berdasarkan Gambar 4.3, nilai hitung lebih dari nilai tabel , sehingga nilai hitung berada pada daerah penolakan H daerah kritis. Hal ini dapat diartikan bahwa kemampuan berpikir logis matematis siswa yang diajarkan menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis masalah dengan teknik scaffolding lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan kemampuan berpikir logis matematis yang diajarkan secara konvensional.

3. Hasil Pengujian Hipotesis Berdasarkan Indikator Berpikir Logis

Matematis Untuk memperkuat data yang menunjukkan bahwa kelas eksperimen memperoleh rata-rata yang lebih tinggi dari kelas kontrol, dilakukan pengujian hipotesis setiap indikatornya. Pengujian hipotesis dengan uji Mann-Whitney, dengan kriteria pengujian yaitu: jika harga mempunyai kemungkinan yang lebih kecil atau sama dengan , maka tolak H dan terima H 1 , sedangkan jika harga mempunyai kemungkinan yang lebih besar dari harga harga maka H diterima dan H 1 ditolak, pada taraf signifikasi . Berikut uraian pengujian hipotesis untuk masing-masing indikator.

a. Mengidentifikasi hubungan antar fakta dalam menyelesaikan masalah

Hasil pengujian kelas eksperimen diperoleh nilai   hitung = 12,30, sedangkan kelas kontrol dengan   hitung = 19,51. Pada taraf signifikasi dengan derajat kebabasan dk = 3, diperoleh tabel nilai kritis uji chi-square   tabel = 7,82. Dapat dilihat bahwa   hitung lebih besar dari   tabel pada kedua kelas, maka H ditolak yang artinya data yang terdapat pada kelas eksperimen dan kontrol berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. Hasil dari uji normalitas antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat dari tabel berikut.