Populasi dan Sampel Teknik dan Alat Penggumpulan Data

Jika , maka soal tersebut tidak valid Setelah dilakukan uji validitas, dari 7 butir soal yang diujicobakan pada 38 siswa dengan semua soal valid diperoleh 7 butir soal lampiran 12.

2. Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keterpercayaan hasil tes. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Rumus yang digunakan untuk mengukur reliabilitas suatu tes yang berbentuk uraian adalah dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach, yaitu: 56                 2 2 11 1 1 t i n n r   dengan ∑ ∑ Keterangan: = reliabilitas instrumen = banyaknya butir soal item ∑ = jumlah varians skor tiap-tiap item = varians total = skor tiap soal Kriteria koefisien reliabilitas adalah sebagai berikut: 57 Tabel 3.3 Klasifikasi Indeks Reliabilitas Soal Kisaran Koefisien Reliabilitas Tafsiran 0,90 1,00 Derajat reliabilitas sangat baik 0,70 0,90 Derajat reliabilitas baik 0,40 0,70 Derajat reliabilitas cukup 0,20 0,40 Derajat reliabilitas rendah 0,00 0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah Berdasarkan kriteria koefisien reliabilitas, nilai = 0,71 berada diantara kisaran 00,70 0,90, maka dari 7 butir soal yang valid, memiliki derajat reliabilitas baik lampiran 14. 56 Ibid, h. 108-109. 57 Erman, Evaluasi Pembelajaran Matematika, Bandung: UPI, 2003, h. 139.

3. Taraf Kesukaran

Cara mengetahui apakah soal tes yang diberikan tergolong mudah, sedang, atau sukar, yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 58 ∑ Keterangan: = indekstingkat kesukaran ∑ = jumlah skor yang diperoleh siswa = skor maksimum = jumlah peserta tes Kriteria yang digunakan untuk menafsirkan tingkat kesukaran adalah: Tabel 3.4 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal Kisaran Indeks Kesukaran Tafsiran Soal sukar Soal sedang Soal mudah Berdasarkan uji taraf kesukaran diperoleh 5 butir soal dengan kriteria sedang, yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 7, dan terdapat 2 butir soal dengan kriteria sukar, yaitu soal nomor 5 dan 6 lampiran 16.

4. Daya Pembeda

Perhitungan daya pembeda soal dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana soal yang diberikan dapat menunjukkan siswa yang mampu dan yang tidak mampu menjawab soal. Untuk mengetahui daya pembeda tiap butir soal digunakan rumus: 59 58 Sumarna Surapranata, Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, h. 12. 59 Ibid., h. 31. ∑ ∑ Keterangan: = Daya pembeda ∑ = Total skor peserta kelompok atas ∑ = Total skor peserta kelompok bawah = Total keseluruhan nilai peserta kelompok atas = Total keseluruhan nilai peserta kelompok bawah Kriteria yang digunakan untuk menafsirkan indeks daya beda sebagai berikut: Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda Soal Kisaran Indeks Daya Pembeda Tafsiran Sangat jelek Jelek Cukup Baik Sangat baik Instrumen tes kemampuan berpikir logis matematis yang telah diujikan, dianalisis dengan perhitungan statistika. Hasilnya terdapat 3 soal dengan daya pembeda jelek, yaitu nomor 5, 6, dan 7. Soal dengan daya pembeda cukup ada 3 soal, yaitu soal nomor 1, 3, 4, dan satu soal dengan daya beda baik yaitu nomor 2 lampiran 18. Rekapitulasi hasil uji instrumen penelitian disajikan dalam tabel berikut: Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen Penelitian No. Soal Validitas Daya Pembeda Taraf Kesukaran Keterangan 1 Valid Cukup Sedang Digunakan 2 Valid Baik Sedang Digunakan 3 Valid Cukup Sedang Digunakan 4 Valid Cukup Sedang Digunakan 5 Valid Jelek Sukar Digunakan