42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian mengenai kemampuan berpikir logis matematis siswa ini dilakukan di SMP Al-Hasra Bojongsari, Depok, yaitu kelas VII-3 sebagai kelas
eksperimen dan kelas VII-4 sebagai kelas kontrol. Pada penelitian ini kelas eksperimen yang terdiri dari 40 orang siswa diajarkan dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran berbasis masalah dengan teknik scaffolding, sedangkan kelas kontrol yang terdiri dari 42 orang siswa diajarkan dengan pembelajaran
konvensional. Penelitian ini mengambil fokus pada materi Segitiga. Berikut ini disajikan
data hasil perhitungan tes kemampuan berpikir logis matematis siswa setelah pembelajaran dilaksanakan.
1. Kemampuan Berpikir Logis Matematis Siswa Kelas Eksperimen
Data hasil tes kemampuan berpikir logis matematis siswa kelas eksperimen yang pada proses pembelajaran menggunakan pendekatan PBM
dengan teknik scaffolding disajikan dalam Tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Kemampuan Berpikir Logis Kelas Eksperimen
No. Interval
Frekuensi Frekuensi
Kumulatif f
i
f
1 43-51
4 10
4 2
52-60 3
7,5 7
3 61-69
9 22,5
16 4
70-78 14
35 30
5 79-87
7 17,5
37 6
88-96 3
7,5 40
Jumlah 40
100
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata post test kelas eksperimen sebesar 70,85 dengan nilai tertinggi 96 dan nilai terendah 43. Dari
total 40 siswa yang ada pada kelas eksperimen, jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar atau sama dengan nilai rata-rata kelas adalah 24 siswa atau sekitar
60. Artinya jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar atau sama dengan nilai rata-rata kelas lebih banyak dibanding siswa yang mendapat nilai di bawah
nilai rata-rata kelas.
2. Kemampuan Berpikir Logis Matematis Siswa Kelas Kontrol
Data hasil post test kemampuan berpikir logis matematis siswa yang diperoleh dari kelas kontrol yang pembelajarannya dilakukan secara konvensional
dengan strategi ekspositori disajikan dalam Tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2 Kemampuan Berpikir Logis Kelas Kontrol
No. Interval
Frekuensi Frekuensi Kumulatif
f
i
f
1 29-37
4 9,52
4 2
38-46 9
21,43 13
3 47-55
7 16,67
20 4
56-64 7
16,67 27
5 65-73
7 16,67
34 6
74-82 8
19,05 42
Jumlah 42
100
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata post test kemampuan berpikir logis matematis siswa kelas kontrol sebesar 57 dengan nilai
tertinggi 82 dan nilai terendah 29. Sebanyak 22 siswa atau sekitar 52,39 dari total 42 siswa di kelas kontrol memperoleh nilai lebih besar dengan nilai rata-rata
kelas, sedangkan 47,61 lainnya masih memperoleh nilai di bawah nilai rata-rata kelas.
Untuk lebih memudahkan dalam melihat perbedaan yang di peroleh dari hasil tes kemampuan berpikir logis matematis, perbandingan siswa antara kelas
eksperimen dengan kelas kontrol dapat kita lihat pada Tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3 Perbandingan Kemampuan Berpikir Logis Matematis Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Statistik Deskriptif
Kelas Eksperimen
Kontrol
Jumlah Siswa 40
42 Nilai Maksimum Xmaks
96 82
Nilai Minimum Xmin 43
29 Mean
̅ 70,85
57 Median Me
72,07 56,79
Modus Mo 73,25
43,93 Varians S
2
147,67 223,90
Simpangan Baku S 12,15
14,96 Tingkat kemiringan
-0,20 0,87
Ketajaman Kurtosis 0,216
0,328 Berdasarkan Tabel 4.3 terlihat perbedaan statistika baik pada kelas
eksperimen maupun kelas kontrol. Nilai rata-rata yang diperoleh kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol dengan selisih 14,06, begitu pula
dengan nilai median Me serta nilai modus Mo, yaitu pada kelas eksperimen memperoleh nilai lebih tinggi dibandingkan pada kelas kontrol. Berdasarkan
perolehan koefisien kemiringan, pada kelas eksperimen yang bernilai negatif yaitu sebesar -0,20 yang berarti distribusi data miring negatif atau landai kiri, dengan
kata lain kecenderungan data mengumpul di atas rata-rata. Pada kelas kontrol koefisien kemiringan sebesar 0,87 yang berarti distribusi data miring positif atau
landai kanan, sehingga dapat dikatakan data cenderung mengumpul di bawah rata- rata.
Secara visual perbandingan penyebaran data di kedua kelas yaitu kelas yang diterapkan pembelajaran dengan pendekatan PBM dengan teknik scaffolding