Pembelajaran Konvensional Landasan Teoritis
berpikir logis tidak akan bisa lepas dari penalaran, karena bisa dikatakan bahwa berpikir logis dan penalaran saling beririsan.
Berpikir logis berarti mendapat pemahaman dan pengetahuan dengan mempergunakan teknik berpikir yang telah ditetapkan dalam aturan logika
formal.
44
Logika formal adalah bidang ilmu yang membahas tentang pernyataan- pernyataan atau posisi dalam hubungannya dengan penalaran secara deduksi.
Proses deduksi, yaitu penarikan kesimpulan bersifat individual dari pernyataan kerangka berpikir logis yang bersifat umum. Bidang ilmu tertua yang menerapkan
deduksi berdasarkan logika formal adalah matematika.
45
Piaget mendefinisikan berpikir logis sebagai langkah-lagkah internal yang digunakan seseorang ketika suatu masalah terjadi. Sheehan berdasarkan teori
perkembangan kognitif Piaget mengembangkan tes kemampuan berpikir logis untuk mengklasifikasi siswa pada kelompok tahap operasional konkrit dan tahap
operasinal formal.
46
Pada tahap operasional konkrit umumnya anak-anak telah memahami operasi logis dengan bantuan benda-benda konkrit. Kemampuan ini
terwujud dalam memahami konsep kekekalan, kemampuan untuk mengklasifikasi dan serasi, mampu memandang suatu objek dari sudut pandang yang berbeda
secara objektif, dan mampu berpikir reversibel.
47
Pada tahap operasional formal, tahap ini mulai dialami oleh anak dalam usia belasan tahun saat pubertas, dan
terus berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik
kesimpulan dari informasi yang diberikan.
48
Menurut Albercht agar seseorang
44
Conny R. Semiwan, Dimensi Kreatif dalam Filsafat Ilmu, Bandung: Remadja Karya, 1988, h. 47.
45
Sudrajat, “Peranan Matematika dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,
disampaikan pada seminar sehari”, The Power of Mathematics for all Aplications, HIMATIKA- UNISBA : januari 2008.
http:pustaka.unpad.ac.idwp- contentuploads201008
peranan_matematika_dlm_perkembangan_iptek.pdf.
46
Utari Sumarmo, “Pendidikan Karakter dan Pengembangan Kemampuan Berpikir dan Disposisi Matematik Serta Pembelajarannya, Kumpulan Makalah Berpikir dan Disposisi
Matematik serta Pembelajarannya”, disajikan dalam Seminar Pendidikan Matematika di Kupang NTT 25 Februari 2012, h. 350.
47
Erman Suherman, Paradigma Baru Pembelajaran, Jakarta: Gaung Persada Press, 2011, Cet. 1, h. 42-43.
48
Wowo Sunaryo Kusuma, Taksonomi Bepikir, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011, h. 158.
sampai pada berpikir logis, dia harus memahami dalil logika yang merupakan peta verbal yang terdiri dari tiga bagian dan menunjukan gagasan progresif, yaitu: 1
Dasar pemikiran atau realitas tempat berpijak, 2 Argumentasi atau cara menempatkan dasar pemikiran bersama, dan 3 Simpulan atau hasil yang dicapai
dengan menerapkan argumentasi pada dasar pemikiran.
49
Dari beberapa penjelasan teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa berpikir logis adalah kegiatan berpikir menurut suatu pola tertentu sehingga mampu
menyimpulkan hasil yang diperoleh dengan menerapkan argumen pada dasar pemikiran.
Contoh soal kemampuan berpikir logis yang di modifikasi oleh Utari Sumarmo:
Untuk membuat dua gelas jeruk diperlukan lima buah jeruk segar. Jawablah pertanyaan berikut dan sertakan sifat matematik apa yang digunakan
a. Berapa buah jeruk segar yang harus disediakan untuk membuat lima gelas jus
jeruk? b.
Berapa gelas jus jeruk dapat dibuat dari 30 buah jeruk?