Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
3
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek saham, obligasi, valuta asing, deposito oleh manajer
investasi. Bagi investor yang berniat melakukan investasi melalui reksadana serta
menginginkan perolehan keuntungan yang bisa dipertanggungjawabkan secara Islami, bisa beralih pada reksadana yang sering disebut dengan reksadana
syariah atau Islamic Investment fund. Pada dasarnya, reksadana syariah sama dengan reksadana konvensional, yang bertujuan untuk mengumpulkan dana dari
masyarakat, yang selanjutnya dikelola oleh manajer investasi untuk kemudian diinvestasikan pada instrumen-instrumen pasar modal dan pasar uang. Hanya
saja perbedaan yang paling menonjol antara reksa dana syariah dan reksa dana konvensional adalah dalam reksa dana syariah terdapat proses screening atau
filterisasi atas intrumen investasi berdasarkan pedoman syariah dan proses cleansing untuk membersihkan pendapatan yang dianggapdiperoleh dari
kegiatan yang haram menurut pedoman syariah.
4
Sampai akhir tahun 2005 jumlah reksa dana syariah telah berkembang menjadi sebanyak 16 buah dengan nilai emisi sebesar Rp. 2 triliun atau sekitar
2 dari seluruh emisi reksa dana yang beredar di pasar keuangan dengan NAB Nilai Aktiva Bersih sebesar Rp. 567,7 miliar. Di Indonesia, tercatat telah
4
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Kencana, 2009, h. 173.
4
terjadi pertumbuhan yang konsisten sepanjang tahun 2004 hingga akhir 2007 yang meningkat dari 11 Reksa Dana menjadi 24 Reksa Dana diterbitkan dengan
basis Syariah. Sedangkan dari sisi nilai dana kelolaan, telah tejadi kenaikan yang sangat signifikan dari hanya sekitar Rp. 650 miliar pada tahun 2006 menjadi Rp.
Sekitar 2,2 triliun di akhir tahun 2007.
5
Berbicara tentang investasi, tentu tidak ada satupun investasi yang bebas dari resiko. Demikian pula dengan reksa dana yang mempunyai hasil return
dan resiko risk tertentu, yang tergantung dari kebijakan investasi yang dilakukan oleh manajer investasi dalam mengalokasikan investasinya atau
melakukan diversifikasi investasi. Beberapa jenis resiko investasi yang mungkin terjadi, yang harus
diperhitungkan manajer investasi dalam membuat keputusan investasi dikategorikan ke dalam 7 jenis resiko, yaitu: risiko berkurangnya nilai unit
penyertaan, risiko likuiditas, risiko politik dan ekonomi, risiko pasar, risiko inflasi, risiko nilai tukar, dan risiko spesifik.
Menengok kebelakang sejenak,yaitu peristiwa pada tahun 2005 dimana terjadi penurunan Kinerja Reksa dana yang ditandai dengan menurunnya Nilai
5
Fadlul, “saham berbasis syariah vs saham non syariah “. Artikel diakses pada 8 Februari 2010 dari http:fadlul.blog.friendster.com200609
5
Aktiva Bersih NAB sejak bulan Maret 2005. Penurunan ini seiring dengan kondisi perekonomian Indonesia yang kurang mendukung.
Kenaikan harga BBM sebesar 80 telah menyebabkan ekspektasi inflasi semakin meningkat dan mengakibatkan tingkat inflasi naik tajam, kenaikan
harga BBM ini berdampak pada kenaikan harga biaya produksi dan ongkos biaya transportasi yang mengkibatkan kenaikan harga barang-barang.
Akibatnya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.1, bahwa tingkat inflasi tahun 2005 mencapai 17,11 yang merupakan angka tertinggi setelah krisis
tahun 1997-1998. Pada tahun 2008, inflasi kembali mengalami kenaikan signifikan menyentuh angka 2 digit yaitu mencapai angka 11,06 sebagai
akibat dari guncangan krisis keuangan global.
Gambar1.1 : Inflasi yoy Nasional Tahun 1999-2008
2.01 9.35
12.55 10.03
5.06 6.4
17.11
6.6 6.59
11.06
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 P
e rs
e nt
a se
Inflasi
Inflasi Tahun 1999-2008
Sumber:Badan Pusat Statistik, data diolah.
6
Gambar 1.2: Perkembangan Total NAB Reksa Dana Di Indonesia Tahun 2000-2008
Sumber: Bapepam, data diolah.
Gambar 1.2 menunjukkan bahwa tahun 2005 merupakan tahun terpuruknya industri reksa dana yang telah tumbuh pesat dalam dua tahun terakhir. Menurut Pusat
Informasi Reksa Dana Bapepam, NAB bersih reksa dana merosot dari Rp.110 triliun diawal 2005 hingga tinggal menjadi Rp.28 triliun di akhir tahun.
6
Secara garis besar fluktuasi yang terjadi dipasar modal akan terkait dengan perubahan yang terjadi
pada variabel ekonomi makro.
K
enaikan inflasi yang beriringan dengan merosotnya NAB reksa dana menjelaskan bahwa kenaikan inflasi yang berdampak pada naiknya harga bahan
baku, pada akhirnya akan menyebabkan menurunnya daya saing terhadap
6
Wahzary Wardaya, dkk., Creating Value 32 Tahun Danareksa, Jakarta:PT Danareksa Persero, 2008, h.135.
7
produk barang yang dihasikan suatu perusahaan. Hal ini akan berdampak pada menurunnya prospek perusahaan dan akan berdampak buruk pada harga saham
perusahaan tersebut di pasar modal. Selain itu meningkatnya inflasi akan menaikkan biaya perusahaan yang mengakibatkan menurunnya profitabilitas
perusahaan-perusahaan yang mencatatkan sahamnya di bursa yang pada akhirnya akan memperkecil deviden yang diterima para pemegang saham.
Dengan demikian menurunnya pendapatan deviden yang diterima oleh para investor maka akan semakin menurunkan minat masyarakat investor
untuk berinvestasi dipasar modal. Dengan demikian inflasi memberikan pengaruh negatif terhadap investasi di pasar modal, atau bisa dikatakan inflasi
menyebabkan terjadinya “kelesuan usaha”.
7
Selain memperhatikan pengaruh variabel ekonomi makro terhadap perkembangan kinerja reksa dana, saat ini yang sering digunakan untuk melihat
kinerja reksadana adalah membandingkan kinerja reksadana tersebut dengan pembandingnya.Penentu pembanding portofolio sangat penting. Hal ini karena
merupakan sebuah pijakan yang menyatakan bahwa sebuah portofolio baik atau tidak. Sebagai contoh, untuk reksadana saham konvensional selalu digunakan
IHSG sebagai penbanding.
8
7
Boediono, Ekonomi Moneter, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2005, h. 164.
8
Adler Haymans Manurung, Lima Bintang Untuk Agen Penjual Reksadana, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002, h. 60-61
8
Sedangkan untuk menilai kinerja dari reksadana syariah, selain bisa berpatokan pada NAB nilai aktiva bersih, juga diperlukan suatu acuan, seperti
layaknya reksadana saham konvensional. Acuan yang diperlukan reksadana ini, sudah tentu haruslah berprinsip Islam.
9
Oleh karena itu, Pada tanggal 3 Juli tahun 2000 Bursa Efek Indonesia berkerjasama dengan PT. Danareksa
Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic Index JII. Indeks syariah atau biasa dikenal dengan Jakarta Islamic Index
merupakan
Indeks yang menggunakan 30 saham yang dipilih dari saham-saham yang masuk dalam kriteria syariah Daftar Efek Syariah yang diterbitkan oleh Bapepam-LK
dengan mempertimbangkan kapitalisasi pasar dan likuiditas.
10
Dengan hadirnya indeks tersebut, para pemodal telah disediakan saham-saham yang dapat
dijadikan sarana berivestasi dengan penerapan prinsip syariah. Walaupun secara resmi diluncurkan pada tahun 2000, Di Indonesia, perkembangan instrumen
syariah di pasar modal sudah terjadi sejak tahun 1997 diawali dengan lahirnya
9
Tedy Fardiansyah, Kiat dan Strategi Menjadi Investor Piawai: Kiat-kiat Investasi pada Deposito, Saham, Obligasi, Valas, Emas, eksadana, dan Derivatif Jakarta: PT. Elex Media Komputindo,
2002, h. 91
10
Indonesia Stock Exchange IDX , “Indeks Harga Saham”, Artikel diakses pada 26 Juli 2010
dari http:www.idx.co.idMainMenuEducationIndeksHargaSaham.
9
reksadana syariah
11
. Hal ini ditandai dengan peluncuran Danareksa Syariah pada 3 Juli 1997 oleh PT. Danareksa Investment Management
12
. Di Indonesia Reksa Dana yang berbasiskan agama, salah satunya adalah
Danareksa Syariah Berimbang yang dikelola oleh Fund Manager dari PT. Danareksa Investment Management. Danareksa Syariah Berimbang adalah salah
satu Reksa Dana yang termasuk kedalam jenis Reksa Dana campuran. Tolak ukur dari kinerja Danareksa Syariah Berimbang ini adalah Jakarta Islamic Index
JII dan Bonus Sertifikat Wadiah Bank Indonesia karena Dana Reksa Syariah Berimbang ini mengalokasikan portofolionya 50 pada efek ekuitas dan 50
pada Efek Pendapatan Tetap dan Pasar Uang Syariah. Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk membahas
berapa besar pengaruh inflasi dan seberapa kuat indeks Jakarta Islamic Index JII mempengaruhi penghasilan Nilai Aktiva Bersih suatu reksadana syariah,
dalam hal ini adalah NAB Danareksa Syariah Berimbang dari PT. Danareksa Investment Management. Pembahasan ini lebih lanjut akan dituangkan dalam
sebuah penelitian dan karya tulis yang berjudul: ”PENGARUH INFLASI DAN JAKARTA ISLAMIC INDEX JII TERHADAP TOTAL NILAI AKTIVA
11
Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi Pasar Modal Syariah, Jakarta: Kencana Prenada, 2007 h.55
12
Pasar Modal Syariah. Artikel diakses pada 7 Oktober 2009 dari www.idx.co.id
10
BERSIH NAB REKSADANA SYARIAH Studi Pada Danareksa Syariah
Berimbang dari PT. Danareksa Investment Management dari Tahun 2004-2008.