44
didasarkan oleh syariah ajaran Islam yang penetapannya dilakukan oleh DSN-MUI melalui fatwa.
4
Instrument di pasar modal syariah sudah diperkenalkan kepada masyarakat, misalnya saham yang berprinsip syariah dimana kriteria saham syariah adalah saham
yang dikeluarkan perusahaan yang melakukan usaha yang sesuai dengan syariah. Industri pasar modal khususnya pada instrumen saham dilakukan berdasarkan
penilaian atas saham yang diterbitkan oleh masing-masing perusahaan, karena instrumen saham secara natural telah sesuai dengan prinsip syariah mengingat sifat
saham dimaksud bersifat penyertaan. Para ahli fiqih berpendapat bahwa suatu saham dapat dikatergorikan memenuhi prinsip syariah apabila kegiatan perusahaan yang
menerbitkan saham tersebut tidak tercakup pada hal-hal yang dilarang dalam syariah islam, seperti :
a. Alkohol b. Perjudian
c. Produksi yang bahan bakunya berasal dari babi d. Pornografi
e. Jasa keuangan yang bersifat konvensional f. Asuransi yang bersifat konvensional
5
.
4
Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 40DSN-MUIX2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Syariah di Bidang Pasar Modal, Himpunan Fatwa Dewan Syariah
Nasional, Ed. II, Jakarta: PT Intermasa, 2003, h. 272.
45
B. Reksadana Syariah
1. Pengertian Reksadana Syariah
Kata Reksa Dana Berasal dari istilah Mutual Fund. Fund berarti dana dan mutual
berarti saling menguntungkan. Di Indonesia kemudian dipilih kata “dana” dan “reksa”, kalau digabung menjadi danareksa. Tetapi kemudian dipilih Reksa Dana
untuk menghindari kerancuan arti dengan perusahaan danareksa yang sudah memasyarakat sekarang ini.
6
Sedangkan, dilihat dari asal kosa katanya, Reksa Dana terdiri dari dua kosa kata, yaitu reksa yang berarti jaga atau pelihara dan kata dana yang berarti kumpulan
uang. Dengan demikian Reksa Dana dapat diartikan sebagai kumpulan uang yang dipelihara bersama untuk suatu kepentingan.
7
Sementara itu, menurut UU Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, Pasal 1 Ayat 27, Reksadana adalah suatu wadah yang
dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi yang telah mendapat izin
dari Bapepam.
8
Sedangkan menurut fatwa Dewan Syariah Nasional DSN No. 20DSN- MUIIV2001, reksadana syariah adalah reksadana yang beroperasi menurut
5
Ngapon. “Pasar Modal Syariah Bagian 1”. Artikel diakses pada 12 Oktober 2009 dari
asuransi-syariah.blogspot.com
6
Sunariyah, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2003, h. 209.
7
Muhammad, Lembaga-Lembaga Keuangan Umat Kontemporer, Yogyakarta: UII Press, 2000, h. 92.
8
Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995.
46
ketentuan dan prinsip syariah, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta shahibul maal dengan manajer investasi sebagai wakil shahibul maal,
maupun antara manajer investasi dengan pengguna investasi. Dalam sumber lain disebutkan, bahwa reksa dana syariah atau islamic
investment fund merupakan salah satu bentuk pengelolaan reksa dana yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan kelompok investor yang menginginkan atau memperoleh
pendapatan investasi
dari sumber
dan cara
yang bersih
yang dapat
dipertanggungjawabkan secara religius, yang mana sejalan dengan prinsip-prinsip syariah.
9
2. Dasar Hukum Reksa Dana Syariah
10
a. Firman Allah SWT, antara lain:
Artinya:
“…dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...” QS. al-Baqarah [2]: 275.
9
Achsien, Iggi H., Investasi Syariah Di Pasar Modal; Menggagas Konsep dan Praktek Manajemen Portofolio Syariah, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000, h. 83.
10
Fatwa DSN-MUI No. 20DSN-MUIIV2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah.
47
Artinya: “Hai orang yang beriman Janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di
antara kamu,…” QS. al-Nisa’ [4]: 29.
Artinya: “Hai orang yang beriman Penuhilah akad-akad itu…” QS. al-
Ma’idah [5]: 1.
Artinya:
“…kamu tidak boleh menganiaya dan tidak pula dianiaya” QS. al-Baqarah [2]: 279.
Artinya:
“…Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia dari Tuhanmu …” QS. al-Baqarah [2]: 198.
b. Hadis Nabi SAW, antara lain: