Uji Hipotesis 1 Uji Signifikansi Simultan Uji F

36 1 Jika nilai r 0 artinya telah terjadi hubungan yang linier positif, yaitu makin besar nilai variabel X independen makin besar pula nilai variabel Y dependen, atau makin kecil nilai variabel X independen maka makin kecil pula nilai variabel Y dependen. 2 Jika nilai r 0 artinya telah terjadi hubungan yang linier negatif, yaitu makin kecil nilai variabel X independen maka makin besar nilai variabel Y dependen, atau makin besar nilai variabel X independen maka makin kecil nilai variabel Y dependen. 3 Jika nilai r = 0 artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel X independen dengan variabel Y dependen. 4 Jika nilai r = 1 atau r = - 1 telah terjadi hubungan linier sempurna yaitu berupa garis lurus, sedangkan untuk nilai r yang makin mengarah ke angka 0, maka garis makin tidak lurus. Untuk menghitung koefisien korelasi, rumus yang digunakan adalah r- product moment, yaitu: r xy = n Σ XiYi – ΣX iΣYi √n ΣXi 2 – ΣXi 2 √nΣYi 2 – ΣYi 2 Untuk mengetahui tingkat kekuatan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat, dipergunakan tabel interpretasi r-product moment. 37 Tabel 1.1 Tabel Interpretasi r-product moment 43 Interval koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,00 Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat Sumber: Ali Mauludi, 2006

e. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi R 2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu. Bila nilai koefisien determinasi sama dengan 0 R 2 = 0, artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali. Sementara bila nilai koefisien determinasi sama dengan 1 R 2 = 1, artinya variasi Y secara keseluruhan dapat diterangkan oleh X. 44 Dalam kenyataannya nilai koefisien determinasi dapat bernilai negatif walaupun dikehendaki harus bernilai positif. Menurut Gujarati, jika dalam uji 43 Ali Mauludi, Statistika I, Jakarta: PT. Prima Heza Lestari, 2006, h. 107. 44 Nachrowi dan Hardius Usman, Pendekatan Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan, Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2006, h.20.

Dokumen yang terkait

Pengaruh pendaftaran nilai aktiva bersih (NAB) portofolio produk unit link campuran terhadap tingkat pendapatan nasabah pada PT. BNI Life Insurance divisi Syariah (priode Januari 2008-Juni 2010)

0 5 122

Analisis pengaruh harga komoditas dunia terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), indeks LQ 45, dan Jakarta Islamic Index (JII) di BEI

0 10 132

Pengaruh risiko infasi dan nilai tukar terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) pada reksa dana syariah studi pada PT. Danareksa Investment Management Tahun 2007- 2012

2 7 121

Analisis variabel makroekonomi dan indeks syariah terhadap nilai aktiva bersih reksadana syariah

4 11 132

Analisis faktor yang mempengaruhi permintaan pembiayaan mudharabah pada perbankan syariah di Indonesia Periode 2003-2009

2 9 189

Analisis Pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, dan Jumlah Uang beredar terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah

4 85 159

Analisis Komparasi Pertumbuhan Reksa Dana Syariah Sebelum dan Sesudah Perubahan Tarif Pajak Penghasilan (Pph) Berupa Bunga Obligasi

0 3 105

PENGARUH INFLASI DAN INDEKS SYARIAH (JAKARTA ISLAMIC INDEX) TERHADAP KINERJA REKSADANA SYARIAH)

0 2 86

Pengaruh Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah

10 32 105

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI, DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Inflasi, Dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Jakarta Islamic Index (Jii) Periode Januari 2008 – Desember 2014.

0 2 18