Uji Asumsi Klasik Teknik Analisa Data

31 b Nilai Tolerance tidak kurang dari 0.10, maka model regresi bebas dari multikolinearitas. 33

3 Uji Autokorelasi

Bertujuan untuk menguji apakah suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pada periode sebelumnya t- 1 . 34 Autokorelasi didefinisikan terjadinya korelasi antara data pengamatan sebelumnya, dengan kata lain bahwa munculnya suatu data dipengaruhi oleh data sebelumnya. Jika terjadi korelasi berarti ada masalah autokorelasi. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi terjadi autokorelasi atau tidak dapat dilihat melalui nilai Durbin Watson DW yang bisa dijadikan patokan untuk mnegambil keputusan adalah: a Angka D-W di bawah – 2, berarti ada autokorelasi positif. b Angka D-W diantara – 2 sampai dengan + 2, bearti tidak terjadi autokorelasi. 33 Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2000, h. 219. 34 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang: UNDIP, 2006, h. 95. 32 c Angka D-W + 2, bearti ada autokorelasi negatif. 35 Jika ada masalah autokorelasi, maka model regresi yang seharusnya signifikan lihat angka F dan signifikansinya, menjadi tidak layak untuk dipakai. Autokorelasi dapat diatasi dengan berbagai cara antara lain dengan melakukan transformasi data dan menambah data observasi. 36

4 Uji Heterokedasitas

Uji heterokedasitas ini untuk menguji apakah pada model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Residual adalah perbedaan antara nilai-nilai variabel terikat yang sebenarnya dengan nilai-nilai yang diperkirakan Y- Ŷ. 37 Jika varians residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap disebut homokedasitas. Dan jika varians berbeda disebut heterokedasitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedasitas. Heterokedasitas adalah suatu keadaan dimana 35 Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2000, h. 219. 36 M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Statistik 2: Statistik Inferensif, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003, Ed. Kedua, Cet. Kedua, h. 290. 37 Douglas. A Lind, dkk. Penerjemah: Chriswan Sungkono, Teknik-teknik Statistika dalam Bisnis dan Ekonomi Menggunakan Kelompok Data Global, ed 13, Buku 2, Jakarta:Salemba Empat, 2007, h. 180. 33 varians dari kesalahan pengganggu tidak konstan untuk semua nilai variabel independen. 38 Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedasitas yaitu dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat ZPRED and residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heterokedasitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID dan ZPRED di mana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y sesungguhnya yang telah di- studentized. Dasar pengambilan keputusan: 39 1 Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik poin-poin yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit maka telah terjadi heterokedasitas. 2 Jika tidak ada pola tertentu yang jelas serta titik-titiknya menyebar di atas dan di bawah angka 0 nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedasitas. 38 J. Supranto, Statistik Teori dan Aplikasi, Jakarta: Erlangga, 2000, h. 273. 39 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang: UNDIP, 2006, h. 69. 34

c. Uji Hipotesis 1 Uji Signifikansi Simultan Uji F

Uji F dilakukan untuk melihat kemaknaan dari hasil model regresi tersebut. Uji F dilakukan untuk membuktikan apakah variabel-variabel bebas X berpengaruh terhadap variabel terikat Y. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari alpha yang digunakan yaitu pada α = 5 = 0.05, menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa variabel bebas mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel terikatnya secara simultan bersama-sama. Jika nilai signifikansi lebih besar dari alpha yang digunakan yaitu pada α = 5 = 0.05, menunjukkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti bahwa variabel bebas tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat secara simultan bersama-sama. 40

2 Uji Signifikansi Parsial Uji t

Uji t dipergunakan untuk menganalisis pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Uji t dipergunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara parsial individual berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Penilaian uji t adalah sebagai berikut: 40 Bhuono Agung Nugroho, Strategi Jitu Memilih Metode Statistika Penelitian dengan Menggunakan SPSS, Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2005, h.54. 35 a. Jika signifikansi lebih kecil dari alpha yang digunakan yaitu pada α = 5 = 0.05 , maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat secara parsial. b. Jika signifikansi lebih besar dari alpha yang digunakan yaitu pada α = 5 = 0.05 , maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti bahwa secara parsial tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Juga dipergunakan pada alpha 10 = 0.1 dimana batas ini masih diperbolehkan. 41

d. Analisis Korelasi

Analisis korelasi berguna untuk menentukan suatu besaran yang menyatakan bagaimana kuat hubungan suatu variabel dengan variabel yang lain. Jadi tidak mempersoalkan apakan suatu variabel tertentu tergantung kepada variabel lain. Simbol dari besaran korelasi adalah r yang disebut koefisien korelasi sedangkan simbol parameternya ρ dibaca rho. Nilai koefisien korelasi berkisar antara – 1 sampai + 1 yang kriteria pemanfaatannya dijelaskan sebagai berikut: 42 41 Bhuono Agung Nugroho, Strategi Jitu Memilih Metode Statistika Penelitian dengan Menggunakan SPSS, Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2005, h.53. 42 Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004, h. 104. 36 1 Jika nilai r 0 artinya telah terjadi hubungan yang linier positif, yaitu makin besar nilai variabel X independen makin besar pula nilai variabel Y dependen, atau makin kecil nilai variabel X independen maka makin kecil pula nilai variabel Y dependen. 2 Jika nilai r 0 artinya telah terjadi hubungan yang linier negatif, yaitu makin kecil nilai variabel X independen maka makin besar nilai variabel Y dependen, atau makin besar nilai variabel X independen maka makin kecil nilai variabel Y dependen. 3 Jika nilai r = 0 artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel X independen dengan variabel Y dependen. 4 Jika nilai r = 1 atau r = - 1 telah terjadi hubungan linier sempurna yaitu berupa garis lurus, sedangkan untuk nilai r yang makin mengarah ke angka 0, maka garis makin tidak lurus. Untuk menghitung koefisien korelasi, rumus yang digunakan adalah r- product moment, yaitu: r xy = n Σ XiYi – ΣX iΣYi √n ΣXi 2 – ΣXi 2 √nΣYi 2 – ΣYi 2 Untuk mengetahui tingkat kekuatan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat, dipergunakan tabel interpretasi r-product moment.

Dokumen yang terkait

Pengaruh pendaftaran nilai aktiva bersih (NAB) portofolio produk unit link campuran terhadap tingkat pendapatan nasabah pada PT. BNI Life Insurance divisi Syariah (priode Januari 2008-Juni 2010)

0 5 122

Analisis pengaruh harga komoditas dunia terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), indeks LQ 45, dan Jakarta Islamic Index (JII) di BEI

0 10 132

Pengaruh risiko infasi dan nilai tukar terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) pada reksa dana syariah studi pada PT. Danareksa Investment Management Tahun 2007- 2012

2 7 121

Analisis variabel makroekonomi dan indeks syariah terhadap nilai aktiva bersih reksadana syariah

4 11 132

Analisis faktor yang mempengaruhi permintaan pembiayaan mudharabah pada perbankan syariah di Indonesia Periode 2003-2009

2 9 189

Analisis Pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, dan Jumlah Uang beredar terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah

4 85 159

Analisis Komparasi Pertumbuhan Reksa Dana Syariah Sebelum dan Sesudah Perubahan Tarif Pajak Penghasilan (Pph) Berupa Bunga Obligasi

0 3 105

PENGARUH INFLASI DAN INDEKS SYARIAH (JAKARTA ISLAMIC INDEX) TERHADAP KINERJA REKSADANA SYARIAH)

0 2 86

Pengaruh Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah

10 32 105

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI, DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Inflasi, Dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Jakarta Islamic Index (Jii) Periode Januari 2008 – Desember 2014.

0 2 18