72
rata nilai persentase pada kelas eksperimen adalah 66 yang termasuk dalam kriteria tinggi.
4.2
PEMBAHASAN
Pembahasan dalam penelitian mengkaji tentang pemaknaan temuan dan implikasi hasil penelitian yaitu hasil pretest dan posttest di kelas kontrol dan
eksperimen, aktivitas serta implikasi teoritis, praktis dan paedagogis. Peneliti memilih menggunakan model time token untuk meningkatkan partisipasi siswa,
melatih berpikir kritis sebab setiap siswa diberikan kesempatan guna menyampaikan pendapatnya, meningkatkan kemampuan siswa dalam
berkomunikasi. Selain beberapa kelebihan model, penerapan model time token juga sesuai dengan materi PKn yang identik dengan hafalan sehingga semakin
siswa terlibat aktif dalam pembelajaran akan semakin mudah pula memahami materi. Hasil penelitian yang diperoleh pada siswa kelas kontrol dan eksperimen
peneliti uraikan dalam pemaknaan temuan sebagai berikut:
4.2.1 Pemaknaan Temuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah menguji keefektifan model time token terhadap hasil belajar PKn materi keputusan bersama, sebagai berikut:
4.2.1.1 Hasil Pretest dan Posttest Penelitian dimulai dengan memberikan pretest kedua kelas diperoleh
nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 46, sedangkan kelas eksperimen 47,24 sehingga kemampuan awal siswa mengenai materi keputusan bersama
cenderung sama. Hal ini juga dibuktikan dengan hasil uji homogenitas, nilai
73
signifikansi sebesar 0,261 lebih besar dari 0,05 menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan varians dua kelompok tersebut. Sebelum memberikan
perlakuan terhadap kelas eksperimen dan kontrol dilakukan pengontrolan variabel yaitu kemampuan belajar, materi pembelajaran, jumlah jam,
fasilitas sekolah, dan kualifikasi guru, status kepegawaian dan jenis kelamin.
Pengontrolan kemampuan belajar didapatkan dari skor pretest, materi pembelajaran sama yaitu keputusan bersama KD 4.1 mengenal keputusan
bersama, jumlah jam pada tiap pertemuan 2 jam sebanyak 4x pertemuan 8 jam. Fasilitas sekolah berkaitan dengan media yaitu video, gambar atau
bagan dan teks bacaan. Sedangkan kualifikasi guru, masing-masing kelas sudah PNS, jenis kelamin perempuan dan lulusan S1 PGSD. Pengontrolan
variabel berfungsi meminimalisir variabel pengganggu selama perlakuan sehingga perbedaan hasil belajar pada siswa diakibatkan model time token
bukan karena variabel pengganggu. Setelah dilakukan perlakuan, diperoleh nilai rata-rata posttest kelas
kontrol yaitu 60,6 dan kelas eksperimen yaitu 73,2. Kemudian dilakukan uji normalitas dan homogenitas data, disimpulkan bahwa kelas kontrol dan
eksperimen normal dan homogen. Selanjutnya dilakukan uji t guna menjawab hipotesis akhir dan menarik kesimpulan penelitian. Nilai sig.
0,000 ≤ 0,05 menunjukkan bahwa Ho ditolak, sehingga dapat diketahui rata-
rata hasil belajar PKn dengan menggunakan model time token lebih besar dari rata-rata hasil belajar siswa dengan model konvensional. Hal ini sesuai
74
dengan jurnal penelitian oleh Olivia Febrayani Valentina, Nym. Jampel, I Nym. Murda hasil perhitungan uji-t diperoleh t hitung sebesar 4,38,
sedangkan t tabel sebesar 2,021 sehingga disimpulkan model pembelajaran time token berpengaruh positif terhadap hasil belajar PKn pada siswa kelas
V SD di Gugus II Kecamatan Seririt.
4.2.1.2 Deskripsi Aktivitas Kelas Eksperimen Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model time token diamati
dengan lembar aktivitas siswa yang terdiri dari delapan indikator yaitu mendengarkan guru menyampaikan materi, memperhatikan video gambar,
keaktifan bertanya, menjawab pertanyaan, membuat catatan, melaksanakan diskusi, mempresentasikan hasil diskusi, menyimpulkan materi. Kegiatan
awal pembelajaran siswa sudah mulai aktif menjawab pertanyaan apersepsi, sewaktu ditunjukkan video siswa memperhatikan dengan seksama, terlihat
dari komentar yang diutarakan. Pada waktu guru menerangkan siswa mendengarkan dan aktif bertanya, hanya sidikit siswa yang berbicara
sendiri. Pelaksanaan model time token secara berkelompok, siswa berdiskusi menyelesaikan soal, semua anggota aktif menjawab secara
individu. Presentasi jawaban dilakukan dengan baik, setiap kelompok saling bergantian mengungkapkan pendapatnya. Ada beberapa siswa yang
kurang percaya diri, takut melakukan kesalahan saat menjawab, namun setelah beberapa kali siswa mampu menempatkan diri dengan baik. Setiap
soal dibahas dengan teliti dan diperjelas jawabannya. Siswa juga bertanya jika merasa belum jelas. Proses pembuatan catatan sesuai materi, ringkas
75
dan jelas. Simpulan materi dilakukan bersama-sama, dan diperkuat oleh guru. Secara umum penerapan model time token menjadikan proses
pembelajaran lebih menarik, siswa berpartipasi aktif dan berpikir secara kritis.
Data nilai persentase aktivitas siswa pada masing-masing indikator sebagai berikut: 1 mendengarkan guru menyampaikan materi sebesar
83,4, 2 memperhatikan video gambar sebesar 90,7, 3 keaktifan bertanya sebesar 45, 4 menjawab pertanyaan sebesar 44,3, 5
membuat catatan sebesar 62, 6 melaksanakan diskusi sebesar 69,8, 7 mempresentasikan hasil diskusi 85, 8 menyimpulkan materi sebesar
47,6. Hasil perhitungan tersebut dimasukkan dalam kriteria aktivitas menurut Kusumah,dkk 2012: 154 yaitu kriteria sangat tinggi pada
indikator mendengarkan guru menyampaikan materi, memperhatikan videogambar, dan mempresentasikan hasil. Kriteria tinggi pada indikator
membuat catatan dan melaksanakan diskusi, sedangkan kriteria sedang pada indikator bertanya, menjawab pertanyaan dan menyimpulkan materi. Rata-
rata persentase aktivitas kelas eksperimen sebesar 66 yang termasuk dalam kriteria tinggi sehingga dapat membuktikan bahwa model time token
dapat menjadikan siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Sebagaimana hasil penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya oleh Siti
Marfuatun, Wakidi, Syaiful, yaitu Pengaruh model time token dapat meningkatkan aktivitas siswa dengan kategori baik sekali adalah siswa
mendengarkan, melihat, membaca, berpikir, dan mencatat, siswa
76
mengerjakan soal latihan atau tugas-tugas, siswa mendiskusikan masalah dan merangkum hasil pembicaraan. Aktivitas siswa dengan kategori cukup
adalah aktivitas siswa bertanya jawab. Kategori kurang adalah aktivitas siswa membuat ikhtisar uraian sejarah dalam bahasa sendiri.
4.2.2 Implikasi Hasil Penelitian