17
dalam mengolah pengalaman belajar. Sesuai delapan aktivitas siswa yang telah dijabarkan, indikator penilaian yang digunakan untuk menilai aktivitas siswa
dalam penelitian ini adalah: 1. Mendengarkan guru menyampaikan materi pembelajaran kegiatan
mendengar 2. Memperhatikan videogambar yang ditunjukkan kegiatan visual
3. Keaktifan bertanya siswa dalam pembelajaran kegiatan lisan 4. Menjawab pertanyaan atau berpendapat kegiatan mental, emosional
5. Membuat catatan dari penjelasan guru kegiatan menulis 6. Melaksanakan kegiatan diskusi kelompok kegiatan mendengar
7. Mempresentasikan hasil diskusi kegiatan lisan 8. Menyimpulkan materi pelajaran kegiatan menulis
Semakin terlibat aktif, berpikir kritis akan semakin besar pula daya ingat siswa terhadap materi. Adanya kesinambungan aktivitas siswa melalui daya
ingat yang diperoleh, dapat terlihat pada hasil belajar.
2.1.7 Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku siswa setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung
pada apa yang dipelajari apabila siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka
perubahan perilaku yang diperoleh adalah penguasaan konsep Rifa’i dan Anni 2012: 69. Sedangkan Abdurrahman dalam Jihad dan Haris 2012: 14
mendefinisikan hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar Menurut Bloom dalam Suprijono 2012: 6-7, hasil
18
belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge pengetahuan, ingatan, comprehension pemahaman,
menjelaskan, meringkas, contoh, application menerapkan, analysis menguraikan,
menentukan hubungan,
synthesis mengorganisasikan,
merencanakan, membentuk bangunan baru, dan evaluasion menilai. Berdasarkan pendapat oleh para ahli, dapat disimpulkan hasil belajar
merupakan suatu bentuk perubahan perilaku mencakup tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Penelitian ini memfokuskan penilaian pada aspek
kognitif yaitu pengetahuan siswa pada hasil belajar PKn materi keputusan bersama dengan indikator sebagai berikut:
1. menjelaskan pengertian keputusan bersama C2; 2. membedakan antara keputusan sendiri dan bersama C3;
3. menyebutkan lima nilai dasar keputusan bersama C1; 4. menyebutkan empat cara pengambilan keputusan bersama C1
5. menjelaskan pengambilan keputusan secara musyawarah C2; 6. menjelaskan pengambilan keputusan secara voting C2;
7. menjelaskan pengambilan keputusan secara aklamasi C2; 8. menjelaskan bentuk-bentuk keputusan C2;
9. menjelaskan contoh bentuk keputusan bersama di lingkungan keluarga C2;
10. menjelaskan contoh bentuk keputusan di sekolah C2; 11. menjelaskan contoh bentuk keputusan di masyarakat C2.
19
2.1.8 Model Time Token
Model time token digunakan untuk melatih dan mengembangkan keterampilan sosial agar siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam
sama sekali Huda 2014: 239. Sesuai pendapat Rahmat Widodo dalam Shoimin 2014: 216, model time token untuk mengajarkan keterampilan
sosial, sehingga menghindari siswa yang dominan atau pendiam. Model time token mengajak semua siswa aktif belajar berbicara di depan umum, untuk
mengungkapkan pendapatnya tanpa harus merasa takut atau malu. Langkah-langkah model time token sebagai berikut: 1 Guru
menjelaskan tujuan pembelajaran; 2 Guru mengondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi cooperative learning ; 3 Guru memberi tugas
kepada siswa; 4 Guru memberi sejumlah kupon berbicara dengan waktu kurang lebih 30 detik per kupon pada tiap siswa; 5 Guru meminta siswa
menyerahkan satu kupon terlebih dahulu sebelum berbicara atau memberi komentar. Siswa dapat tampil lagi setelah bergiliran dengan siswa lainnya.
Siswa yang telah habis kuponnya tidak boleh bicara lagi sementara yang masih memegang kupon harus bicara sampai semua kuponnya habis.
Demikian seterusnya hingga semua anak menyampaikan pendapatnya; 6 Guru memberi sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan tiap siswa.
Sedangkan menurut Suprijono 2012: 133 langkah-langkah model time token yaitu: 1 Kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi; 2 Tiap
siswa diberi kupon berbicara dengan waktu kurang lebih 30 detik; 3 apabila telah berbicara kupon diserahkan; 4 siswa yang telah habis kuponnya tidak
20
boleh bicara lagi, sedangkan yang masih punya kupon harus berbicara sampai kupon habis, dan seterusnya.
Sependapat dengan Aqib 2014: 33 langkah-langkah time token adalah 1 mengkondisikan siswa berdiskusi cooperative learning; 2 tiap
siswa diberi kupon berbicara dengan waktu 30 detik, dengan nilai sesuai waktu keadaan; 3 jika telah selesai berbicara kupon yang dipegang siswa
diserahkan, setiap berbicara satu kupon; 4 siswa yang telah habis kuponnya tidak boleh bicara lagi, dan yang masih punya kupon harus menghabiskannya.
Langkah-langkah model time token yang digunakan dalam penelitian adalah: 1 Menentukan tujuan pembelajaran; 2 Menyampaikan materi
pembelajaran; 3 Mengkondisikan siswa berdiskusi kelompok; 4 Memberikan tugas kepada siswa; 5 Membagikan dua kupon berbicara
dengan waktu 30 detik per kupon pada siswa; 6 jika telah selesai berbicara kupon yang dipegang siswa diserahkan, setiap berbicara satu kupon; 7 siswa
yang telah habis kuponnya tidak boleh bicara lagi, sedangkan yang masih punya kupon harus berbicara sampai kupon habis, dan seterusnya.
Berdasarkan langkah-langkah model time token memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran.
2.1.9 Kelebihan dan Kekurangan Model