Keterbatasan Laporan Keuangan Metode Pencatatan Transaksi Mata Uang Asing

Bab II I L a p o r a n K e u a n g a n 12 I P e d o m a n A k u n t a n s i P e r b a n k a n I n d o n e s i a

C. Keterbatasan Laporan Keuangan

Pengambilan keputusan ekonomi i dak dapat semata-mata didasarkan atas informasi yang terdapat dalam laporan keuangan. Hal ini disebabkan laporan keuangan memiliki keterbatasan, antara lain: 1. Bersifat historis yang menunjukkan transaksi dan peris i wa yang telah lampau. 2. Bersifat umum, baik dari sisi informasi maupun manfaat bagi pihak pengguna. Biasanya informasi khusus yang dibutuhkan oleh pihak tertentu i dak dapat secara langsung dipenuhi semata-mata dari laporan keuangan saja. 3. Tidak luput dari penggunaan berbagai per i mbangan dan taksiran. 4. Hanya melaporkan informasi yang material. 5. Bersifat konserva i f dalam menghadapi kei dakpasi an. Apabila terdapat beberapa kemungkinan yang i dak pasi mengenai penilaian suatu pos, maka dipilih alternai f yang menghasilkan laba bersih atau nilai aset yang paling kecil. 6. Lebih menekankan pada penyajian transaksi dan peris i wa sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya formalitas. 7. Adanya berbagai alterna i f metode akuntansi yang dapat digunakan sehingga menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber daya ekonomis dan i ngkat kesuksesan antar-bank.

D. Metode Pencatatan Transaksi Mata Uang Asing

1. Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs laporan penutupan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, yaitu kurs tengah yang merupakan rata-rata kurs beli dan kurs jual berdasarkan Reuters pada pukul 16.00 WIB se i ap hari. 2. Dalam melakukan pencatatan transaksi mata uang asing terdapat dua metode yang dapat digunakan yaitu: a. single currency satu jenis mata uang; b. multi currency lebih dari satu jenis mata uang. 3. Penger i an dan karakterisi k: a. Single currency adalah pencatatan transaksi mata uang asing dengan membukukan langsung ke dalam mata uang dasar base currency yang digunakan yaitu mata uang rupiahIndonesian Rupiah IDR. Bab II I L a p o r a n K e u a n g a n P e d o m a n A k u n t a n s i P e r b a n k a n I n d o n e s i a I 13 Karakteristik dari single currency adalah sebagai berikut: 1 neraca yang diterbitkan hanya dalam mata uang rupiah; 2 saldo rekening dalam mata uang asing dicatat secara extracomptable; 3 penjurnalan tidak menggunakan pos rekening perantara mata uang asing; 4 penjabaran revaluasi saldo rekening mata uang asing dilakukan langsung per rekening yang bersangkutan. b. Multi currency adalah pencatatan transaksi mata uang asing dengan membukukan langsung ke dalam mata uang asing asal original currency yang digunakan pada transaksi tersebut. Karakteristik dari multi currency adalah sebagai berikut: 1 neraca dapat diterbitkan dalam setiap mata uang asing asal original currency yang digunakan; 2 untuk mengetahui posisi keuangan gabungan seluruh mata uang, diterbitkan neraca dalam base currency; 3 penjurnalan menggunakan pos rekening perantara; dan 4 penjabaran revaluasi saldo rekening mata uang asing dilakukan melalui rekening perantara mata uang asing. Penjabaran ekuivalen rupiah dari rekening-rekening tersebut hanya dilakukan dalam rangka pelaporan neraca. 4. Pencatatan biaya dan pendapatan mata uang asing dilakukan sebagai berikut: a. Jika menggunakan single currency Seluruh biaya dan pendapatan mata uang asing dicatat dalam Rupiah. b. Jika menggunakan multi currency 1 Seluruh biaya dan pendapatan mata uang asing dicatat dalam mata uang asal. 2 Agar saldo biaya dan pendapatan mata uang asing tidak menimbulkan selisih kurs revaluasi maka pada setiap akhir hari, saldo rekening biaya dan pendapatan mata uang asing tersebut dipindahbukukan ke rekening biaya dan pendapatan rupiah. Bab II I L a p o r a n K e u a n g a n 14 I P e d o m a n A k u n t a n s i P e r b a n k a n I n d o n e s i a Halaman ini sengaja dikosongkan P e d o m a n A k u n t a n s i P e r b a n k a n I n d o n e s i a I 15 Bab III I P e n j e l a s a n U m u m

Bab III Penjelasan Umum

1. Aset dan Kewajiban Keuangan

A. Aset Keuangan

1. Kategori Aset Keuangan

a. Diukur pada Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi Aset keuangan yang memenuhi salah satu kondisi berikut: 1 Diklasifikasikan dalam kategori Diperdagangkan, yaitu: a Diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat lazimnya 90 hari; b Merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek short term profit taking; atau c Merupakan derivatif kecuali derivatif yang merupakan kontrak jaminan keuangan atau instrumen lindung nilai yang ditetapkan dan efektif. Istilah diperdagangkan umumnya mencerminkan aktivitas pembelian dan pen jualan yang bersifat aktif dan berulang, dan instrumen keuangan yang diklasifikasikan dalam kategori Diperdagangkan umumnya digunakan untuk tujuan memperoleh laba atau fluktuasi harga jangka pendek atau marjin. 2 Pada saat pengakuan awal telah ditetapkan bank untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi fair value optionFVO. Keputusan bank untuk menetapkan aset keuangan atau kewajiban keuangan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi serupa dengan pilihan kebijakan akuntansi. FVO hanya dapat digunakan: a Untuk pengukuran instrumen yang digabungkan atau instrumen campuran combinedhybrid instrument yang mengandung satu atau lebih derivatif melekat yang ditetapkan oleh bank untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.