Gambar 2.2 Landasan Teori
Sumber : Diagram skematis variabel-variabel yang memengaruhi perilaku dan kinerja modifikasi dari Gibson cit Ilyas 2001 dan Sjafri Mangkuprawira Aida Vitayala 2007.
Sehubungan dengan kajian tentang kepemimpinan dalam dalam penelitian ini dilakukan pada pelayanan keperawatan, maka indikator kepemimpinan mengacu
kepada teori Gillies 1994, bahwa pemimpin di bidang keperawatan harus mampu memperlihatkan : 1 kepiawaian dalam menggunakan posisi, 2 kemampuan dalam
memecahkan masalah secara efektif, 3 ketegasan sikap dan komitmen dalam
Variabel Individu
1 Kemampuan dan ketrampilan a.
Fisik b.
Mental 2 Latar belakang keluarga
a Tingkat sosial b Pengalaman
3 Demografi a.
Umur b.
Etnis c.
Jenis kelamin
Faktor Ekstrinsik
1 Lingkungan kerja fisik dan non fisik 2 Kepemimpinan
3 Komunikasi organisasi
vertikal dan horizontal 4 Kompensasi
5 Kontrol berupa : a.
Penyeliaan b.
Fasilitas c.
Pelatihan d.
Beban kerja e.
Proses kerja f.
Sistem imbalan g Hukuman
Perilaku Individu Kinerja hasil yang diharapkan
: - Kualitas
- Kuantitas - Ketepatan waktu
- Efektivitas biaya - Kebutuhan supervisi
- Dampak hubungan interpersonal
Variabel Organisasi
a. Sumber daya
b. Beban Kerja
c. Kepemimpinan
d. Insentif
e. Kemampuan
f. Struktur dan disain
Variabel Psikologi
a. Persepsi
b. Sikap
c. Kepribadian
d. Belajar
e. Motivasi
Faktor Intrinsik Mutu karyawan
: a.
Pendidikan b.
Pengalaman c.
Motivasi d.
Kesehatan e.
Usia f.
Ketrampilan emosi
g.
Spiritual
pengambilan keputusan, 4 mampu menjadi media dalam penyelesaian konflik kinerja, dan 5 mempunyai keterampilan dalam komunikasi dan advokasi.
Komunikasi dalam keperawatan mengacu kepada Devito dalam Liliweri 2007, bahwa komunikasi interpersonal yang efektif jika ada : keterbukaan
openness, empati empathy, sikap mendukung supportiveness, sikap positif positivenes dan kesetaraan equality.
2.5 Kerangka Konsep
Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian, maka kerangka konsep dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut :
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.3 Kerangka Konsep Penelitian Kepemimpinan X
1
- Kepiawaian menggunakan posisi
- Kemampuan memecahkan masalah secara efektif
- Ketegasan sikap dan komitmen dalam pengambilan
keputusan -
Kemampuan menjadi media dalam penyelesaian konflik kinerja
- Keterampilan dalam komunikasi dan advokasi.
Kinerja Perawat Pelaksana
di RSUD Kota Padangsidimpuan
Y -
Pengkajian -
Diagnosis -
Rencana Tindakan -
Pelaksanaan
Tindakan
-
Evaluasi Tindakan Komunikasi X
2
- Keterbukaan openness - Empati empathy
- Sikap mendukung supportiveness - Sikap positif positivenes
- Kesetaraan equality
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survei explanatory dengan rancangan potong lintang yang bertujuan untuk menjelaskan pengaruh variabel bebas terhadap
terikat, yaitu pengaruh variabel kepemimpinan dan komunikasi terhadap kinerja perawat pelaksana di RSUD Kota Padangsidimpuan.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUD Kota Padangsidimpuan dengan melihat kecenderungan rumah sakit memiliki BOR yang rendah selama 2 tahun terakhir.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 5 lima bulan, mulai dari pengumpulan
data sampai seminar hasil, yaitu mulai dari bulan Pebruari sampai Juli 2012.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana dengan tingkat pendidikan minimal D.III Keperawatan di ruang rawat inap RSUD Kota Padangsidimpuan
berjumlah 130 orang.
3.3.2 Sampel
Besar sampel dihitung menggunakan rumus Slovin Notoatmodjo, 2003, sebagai berikut :
2
d N
1 N
n +
=
Keterangan : n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi
d = Presisi 10 Dengan demikian besarnya sampel sebagai berikut :
2
1 .
130 1
130 +
= n
n = 56,5 digenapkan menjadi 57 orang Berdasarkan rumus perhitungan besar sampel di atas maka diperoleh jumlah
sampel sebanyak 57 orang. Pengambilan sampel secara teknik simple random sampling.
Kriteria inklusi pemilihan sampel adalah sebagai berikut : a.
Perawat pelaksana minimal berpendidikan D.III Keperawatan sudah bekerja minimal 1 tahun.
b. Bersedia diwawancarai dan mampu menjawab pertanyaan dengan baik.
RSUD Kota Padangsidimpuan memiliki 9 unit ruang rawat inap, dengan demikian sampel penelitian diambil secara simple random sampling pada masing-
masing unit ruang rawat inap. Perincian sampel penelitian pada setiap unit ruang rawat inap di RSUD Kota Padangsidimpuan ditetapkan secara proporsional :
Tabel 3.1 Jumlah Populasi dan Sampel Perawat Pelaksana di RSUD Kota Padangsidimpuan
No Unit Rawat Inap
Jumlah Perawat
Sampel Perawat
1 Ruang Rawat Umum, THT, Neurologi
18 18130x57
8 2
Ruang Rawat Anak 20
20130x57 9
3 Ruang Rawat Penyakit Dalam
13 13130x57
6 4
Ruang Rawat Paru 12
12130x57 5
5 Ruang Rawat Bedah
14 14130x57
6 6
Ruang Rawat Intensive Care Unit 9
9130x57 4
7 Ruang Rawat Mata
8 8130x57
3 8
Ruang Rawat VIP 13
13130x57 6
9 Ruang Rawat Kebidanan
23 23130x57
10
Jumlah 130
57
Sumber: Bid Yanmed Keperawatan di RSUD Kota Padangsidimpuan 2011
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Data Primer
Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara langsung kepada responden dengan berpedoman pada kuesioner yang telah dipersiapkan
terlebih dahulu, dengan penjelasan kuesioner secara lengkap sebagai acuan pewawancara dalam melakukan wawancara dengan metode self assessment. Untuk
menjamin kerahasiaan dan keakuratan jawaban, maka sebelum pelaksanaan wawancara, terlebih dahulu dilakukan perjanjian tempat dan lokasi wawancara. Data
primer sebagai variabel bebas terdiri dari kepemimpinan dan komunikasi serta kinerja perawat pelaksana di RSUD Kota Padangsidimpuan.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari laporan-laporan maupun dokumen-dokumen resmi lainnya terutama data di RSUD Kota Padangsidimpuan, yang digunakan untuk
membantu analisis terhadap data primer yang diperoleh.
3.4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas
Sebelum dilakukan pengumpulan data primer, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap kuesioner yang akan dipergunakan, agar layak
digunakan dalam penelitian, yaitu untuk mengetahui atau mengukur sejauh mana kuesioner dapat dijadikan sebagai alat ukur yang mewakili variabel terikat dan
variabel bebas dalam suatu penelitian. Uji coba kuesioner dilakukan kepada 30 orang perawat di RSUD Kota
Padangsidimpuan diluar perawat yang akan dipilih sebagai sampel. a. Validitas
Kelayakan menggunakan instrumen yang akan dipakai untuk penelitian diperlukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dengan mengukur korelasi antar
item variabel menggunakan rumus teknik korelasi Pearson Product Moment Corelation Coeficient r, dengan ketentuan nilai koefisien korelasi 0,3 valid
Gozhali, 2005. Rumur uji validitas sebagai berikut:
Keterangan : r
hitung
ΣXi = Jumlah skor item
= Koefisien korelasi ΣYi
= Jumlah skor total item n
= Jumlah responden
b. Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat ukur dapat di percaya dan dapat diandalkan. Uji reliabilitas ini menggunakan koefisien
Alpha Cronbach, apabila nilai Alpha Cronbach 0,6, maka alat ukur tersebut reliabel Gozhali, 2005. Rumus uji reliabilitas sebagai berikut:
Keterangan : r 11
= Reliabilitas instrumen k
= Jumlah butir pertanyaan atau banyaknya soal ∑σb
2
σt = Jumlah varians butir
2
= Varians total
Hasil uji coba kuesioner dilakukan kepada 30 orang perawat di RSUD Kota Padangsidimpuan diperoleh nilai koefisien korelasi 0,3 dan nilai Alpha Cronbach
0,6, sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item pertanyaan tentang kepemimpinan dan komunikasi valid dan reliabel sehingga layak digunakan dalam
penelitian Lampiran 2.
3.5 Variabel dan Definisi Operasional
Adapun definisi operasional penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Kepemimpinan adalah kemampuan kepala ruang perawatan memengaruhi dan menggerakkan perawat pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan kepada
pasien di ruang rawat inap RSUD Kota Padangsidimpuan. Indikator kepemimpinan dalam penelitian ini meliputi :
1 Kepiawaian dalam menggunakan posisi adalah tindakan kepala ruang perawatan dalam menyusun jadwal dan jenis pekerjaan perawat pelaksana,
mengawasi pelaksanaan asuhan keperawatan, membuat peraturan tentang pekerjaan yang harus dilaksanakan perawat pelaksana, memberikan
pengarahan setiap perawat pelaksana. 2 Kemampuan dalam memecahkan masalah secara efektif adalah kegiatan
konsultasi antara kepala ruangan dengan perawat pelaksana, memprioritaskan penyelesaian masalah asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan pasien,
menyelesaikan masalah pelaksanaan asuhan untuk kepentingan pasien dan mencari solusi pemecahan masalah asuhan keperawatan.
3 Ketegasan sikap dan komitmen dalam pengambilan keputusan adalah cara kepala ruangan bersikap tegas supaya mematuhi peraturan dalam bekerja,
memprioritaskan hasil kerja, aturan tentang penghargaan dan sanksi. 4 Kemampuan menjadi media dalam penyelesaian konflik kinerja adalah
tindakan kepala ruangan dalam penyelesaian masalah keperawatan antar timkelompok shift kerja, perlakuan kepada perawat pelaksana, membantu
perawat pelaksana yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
5 Keterampilan dalam komunikasi dan advokasi adalah kegiatan konsultasi kepala ruangan dengan perawat pelaksana tentang hambatan asuhan
keperawatan, penjelasan tentang tata cara pelaksanaan asuhan keperawatan, menghadapi keluarga pasien.
b. Komunikasi adalah kemampuan kepala ruang perawatan dalam menyampaikan
pesan dalam bentuk informasi, gagasan ataupun instruksi kepada perawat pelaksana, serta respon dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien di
ruang rawat inap RSUD Kota Padangsidimpuan meliputi aspek : keterbukaan openness, empati empathy, sikap mendukung supportiveness, sikap positif
positiveness dan kesetaraan equality dengan definisi sebagai berikut: 1 Keterbukaan openness adalah proses komunikasi antara kepala ruangan
dengan perawat pelaksana dengan sikap terbuka dalam berinteraksi, kesediaan bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang dengan cara bereaksi
secara spontan serta mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang dilontarkan adalah memang milik individu serta bertanggung jawab.
2 Empati empathy adalah proses komunikasi antara kepala ruangan dengan perawat pelaksana dengan kemampuan kepala ruangan merasakan apa yang
dirasakan perawat pelaksana. 3 Sikap mendukung supportiveness adalah proses komunikasi antara kepala
ruangan dengan perawat pelaksana yang diperlihatkan dengan bersikap menyampaikan perasaan tanpa menilai diri perawat pelaksana.
4 Sikap positif positiveness adalah proses komunikasi antara kepala ruangan dengan perawat pelaksana tanpa adanya faktor-faktor personal ketakutan,
kecemasan, harga diri yang rendah terhadap perawat pelaksana.
5 Kesetaraan equality adalah proses komunikasi antara kepala ruangan dengan perawat pelaksana harus dengan adanya pengakuan bahwa kedua pihak sama-
sama bernilai dan berharga, menerima pihak lain apa adanya dan tidak merasa dirinya lebih tinggi dari pihak lain.
c. Kinerja perawat pelaksana adalah merupakan hasil kerja sesuai dengan potensi yang dimiliki perawat pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan kepada
pasien mengacu kepada tupoksi asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Kota Padangsidimpuan, yaitu : pengkajian, merumuskan diagnosa, menyusun
perencanaan, implementasi, dan evaluasi hasil-hasil tindakan keperawatan kepada pasien dengan definisi sebagai berikut :
1 Pengkajian adalah dasar utama atau langkah awal dari proses keperawatan secara keseluruhan meliputi data tentang : pemeriksaan fisik, observasi,
pemeriksaan riwayat kesehatan, pemeriksaan laboratorium, maupun pemeriksaan diagnostik lain.
2 Diagnosis adalah tahap pengambilan keputusan pada proses keperawatan meliputi identifikasi apakah masalah pasien dapat dihilangkan, dikurangi atau
dirubah masalahnya melalui tindakan keperawatan. 3 Rencana keperawatan adalah rencana tindakan asuhan keperawatan untuk
mengatasi masalah dan meningkatkan kesehatan pasien. 4 Pelaksanaan atau implementasi asuhan keperawatan adalah tahap perawat
pelaksana mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam rencana asuhan keperawatan.
5 Evaluasi asuhan keperawatan adalah fase akhir dari proses keperawatan yaitu terhadap asuhan keperawatan yang diberikan, dengan mengevaluasi
keakuratan, kelengkapan, kualitas data, teratasi atau tidaknya masalah klien, dan pencapaian tujuan serta ketepatan intervesi keperawatan.
3.6 Metode Pengukuran 3.6.1 Metode Pengukuran Variabel Bebas