bentuk dari k
Manajemen keperawatan pada dasarnya berfokus pada perilaku manusia. Untuk mencapai tingkat tertinggi dari produktivitas pada pelayanan keperawatan,
pasien membutuhkan manajer perawat yang terdidik dalam pengetahuan dan keterampilan tentang perilaku manusia untuk mengelola perawat profesional serta
pekerja keperawatan non profesional. Pimpinan yang mampu menyelesaikan masalah dengan efektif dan menciptakan kondisi untuk mewujudkan kepemimpinan yang
efektif dengan membentuk suasana yang dapat diterima oleh bawahan, sehingga bawahan tidak merasa terancam dan ketakutan. Untuk dapat melakukan hal tersebut
di atas, baik atasan maupun bawahan perlu memahami tentang pengelolaan kepemimpinan secara baik, yang pada akhirnya akan terbentuk motivasi dan sikap
kepemimpinan yang profesional. Kepemimpinan dalam keperawatan merupakan penerapan pengaruh dan bimbingan yang ditujukan kepada semua staf keperawatan
untuk menciptakan kepercayaan dan ketaatan sehingga timbul kesediaan melaksanakan tugas dalam rangka mencapai tujuan bersama secara efektif dan
efisien. emampuan kepala ruang perawatan memecahkan masalah secara efektif
dalam proses pelayanan keperawatan di rumah sakit.
c. Ketegasan Sikap dan Komitmen dalam Pengambilan Keputusan
Hasil penelitian tentang aspek ketegasan sikap dan komitmen dalam pengambilan keputusan dalam kepemimpinan dirasakan masih lemah, karena 71,9
responden menyatakan kepala ruangan tidak pernah membuat aturan yang tegas
tentang sanksi bagi perawat pelaksana yang melakukan kesalahan. Aspek ketegasan sikap dan komitmen dalam pengambilan keputusan yang positif dan paling dominan
dilakukan dari seluruh item pertanyan lainnya adalah kepala ruangan bersikap tegas kepada setiap perawat pelaksana supaya mematuhi peraturan dalam bekerja yang
dinyatakan sering oleh 12,3 responden. Proses pengambilan keputusan dalam suatu unit kerja ruang perawatan
merupakan wewenang dari pimpinan kepala ruangan. Kesalahan atau keterlambatan kepala ruangan dalam mengambil keputusan akan berdampak kepada kurang
terarahnya pelaksanaan asuhan keperawatan. Sikap kurang tegas dari kepala ruangan di RSUD Padangsidimpuan dalam mengambil keputusan merupakan akibat dari
kurangnya keberanian dalam memutuskan suatu hal akibat terlalu mempertmbangkan berbagai kepentingan antar kelompok atau individu perawat pelaksana.
Tugas-tugas pimpinan yang terkait dengan sikap dalam mengambil keputusan adalah sebagai pengambil keputusan itu sendiri, sebagai pemikul tanggung jawab
dengan mengerahkan sumber daya untuk mencapai tujuan sebagai pemikir konseptual. Dengan demikian kepala ruangan harus memiliki sebagai pemikir
konseptual dan bertanggung jawab sehingga dapat memutuskan segala sesuatu untuk peningkatan asuhan keperawatan. Hal tersebut hanya dapat dilakukan oleh kepala
ruangan yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif, self direction, kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai
keperawatan klinis, akuntabel, serta mampu berkolaborasi dengan berbagai displin ilmu.
Lemahnya ketegasan sikap dan komitmen kepala ruangan di RSUD Padangsidimpuan dalam pengambilan keputusan sebagai salah satu aspek
kepemimpinan keperawatan mengakibatkan terkendalanya pelayanan keperawatan. Upaya meningkatkan kemampuan kepala ruangan sehingga tegas menentukan sikap
dan memiliki komitmen dalam mengambil keputusan harus difasilitasi oleh manajemen RSUD Padangsidimpuan dengan membuat kriteria kebijakan apa saja
yang mesti diputuskan oleh kepala ruangan dan kebijakan apa yang perlu dimusyawarahkan dengan manajemen rumah sakit atau dengan perawat pelaksana.
Hasil penelitian tentang ketegasan sikap dan komitmen dalam pengambilan keputusan yang masih lemah belum sesuai dengan konsep kepemimpinan dalam
pelayanan keperawatan menurut Swanburg 2000 yaitu ketrampilan pimpinan dalam memengaruhi perawat dibawah pengawasannya untuk melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya belum mampu diwujudkan oleh kepala ruangan di RSUD Kota Padangsidimpuan.
Sesuai dengan pendapat Thoha 2006 yang menyatakan bahwa ketegasan sikap dan komitmen dalam pengambilan keputusan sebagai perilaku kepemimpinan
kepala ruang perawatan relevan dengan fungsi kepemimpinan selaku penentu arah yang akan ditempuh dalam usaha pencapaian tujuan. Pemimpin yang membuat
keputusan dengan memperhatikan situasi sosial kelompok organisasinya, akan dirasakan sebagai keputusan bersama yang menjadi tanggung jawab bersama pula
dalam melaksanakannya. Dengan demikian akan terbuka peluang bagi pemimpin untuk mewujudkan fungsi-fungsi kepemimpinan sejalan dengan situasi sosial yang
dikembangkannya. Fungsi ini berarti juga keputusan yang ditetapkan tidak akan ada artinya tanpa kemampuan mewujudkan atau menterjemahkannya menjadi instruksi
atau perintah. Selanjutnya perintah tidak akan ada artinya jika tidak dilaksanakan. Oleh karena itu sejalan dengan pengertian kepemimpinan, intinya adalah
kemampuan pimpinan menggerakkan orang lain agar melaksanakan perintah, yang bersumber dari keputusan yang telah ditetapkan.
d. Kemampuan Menjadi Media dalam Penyelesaian Konflik Kinerja