persyaratan utama yang mutlak diperlukan oleh seorang pemimpin, disamping keterampilan-keterampilan yang lain.
a. Keterbukaan Openness
Hasil penelitian tentang aspek keterbukaan komunikasi keperawatan dirasakan masih lemah oleh perawat pelaksana, karena hanya 29,8 responden yang
menyatakan adalah kepala ruangan sering bersikap terbuka dalam berkomunikasi dengan perawat pelaksana dan hal tersebut merupakan aspek yang positif dan paling
dominan dilakukan dari seluruh item pertanyaan. Sedangkan 47,4 responden menyatakan kepala ruangan tidak pernah bertanggung jawab dengan hal-hal yang
dikomunikasikan dengan perawat pelaksana. Proses komunikasi antara kepala ruangan dengan perawat pelaksana harus
didukung dengan adanya kesediaan untuk membuka diri, mengungkap informasi yang biasanya disembunyikan asalkan pengungkapan diri tersebut dilakukan secara
pantas. Hal tersebut ternyata belum dilakukan oleh kepala ruangan di RSUD Kota Padangsidimpuan sehingga berdampak terhadap kinerja perawat pelaksana kurang
optimal. Komunikasi antara perawat sangat terbatas, sehingga tidak ada satu perawat
yang mengetahui tentang satu klien secara komprehensif, kecuali kepala ruangan. Hal ini sering menyebabkan klien kurang puas dengan pelayanan asuhan keperawatan
yang diberikan, karena seringkali pasien tidak mendapat jawaban yang tepat tentang hal-hal yang ditanyakan, dan kurang merasakan adanya hubungan saling percaya
dengan perawat.
Kepala ruangan bertanggung jawab untuk mengarahkan dan mensupervisi. Komunikasi antar staf sangat terbatas dalam membahas masalah pasien. Perawat
terkadang tidak mempunyai waktu untuk berdiskusi dengan pasien atau mengobservasi reaksi obat yang diberikan maupun mengevaluasi hasil tindakan
keperawatan yang diberikan Sesuai penelitian Sumiyati 2006 menemukan bahwa persepsi perawat
pelaksana tentang komunikasi efektif dengan terbuka yang dilakukan kepala ruangan mendukung pelaksanaan tugas kepala ruangan sebagai salah satu indikator kinerja
Salah satu ciri dalam Model Praktik Keperawatan Profesional MPKP adalah penerapan komunikasi yang efektif. Beberapa bentuk komunikasi dalam MPKP
adalah : a Operan, yaitu komunikasi dan serah terima antara shift pagi, sore dan
malam. Operan dari dinas malam ke dinas pagi dan dari dinas pagi ke dinas sore dipimpin oleh kepala ruangan, sedangkan operan dari dinas sore ke dinas malam
dipimpin oleh penanggung jawab shift sore, b Pre Conference yaitu komunikasi kepala ruang perawatan ketua tim dan perawat pelaksana setelah selesai operan
untuk rencana kegiatan pada hari tersebut yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre
conference ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat rencana harian, dan tambahan rencana lainnya, c Post Conference yaitu komunikasi kepala
ruang perawatan dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post conference adalah hasil asuhan
keperawatan tiap perawat dan hal penting untuk operan tindak lanjut.
b. Empati Empathy