22 peristiwa, namun pengambil keputusan tak dapat menetapkan
probabilitas peristiwa. Sebagai suatu contoh, misalkan pengambil keputusan memiliki
dana Rp. 100 juta untuk diinvestasikan pada salah satu dari tiga rencana investasi altematif: saham, tanah atau tabungan. Diasumsikan bahwa
pengambil keputusan bersedia menginvestasikan semua dana pada salah satu rencana. Pay-off dari ketiga investasi didasarkan pada tiga
kondisi ekonomi potensial: cerah, sedang, dan lesu. Matriks pay-off situasi keputusan ini dibentuk dengan memanfaatkan pengalaman, data
yang tersedia, dan situasi yang sedang berkembang. Misalkan matriks pay-off hasil investasi adalah seperti yang disajikan pada Tabel 3.1. Pay-
off hasil dari ketiga investasi didasarkan pada tiga kondisi ekonomi
potensial yaitu cerah, sedang dan lesu.
Tabel 3.1 Matriks Pay off Hasil Investasi jutaan Rp
Alternatif investasi Prospek ekonomi
Cerah Sedang Lesu Saham
Tanah Tabungan
10 8
5 6.5
6 5
-4 1
5
C. Keputusan dalam suasana risk
Prosedur analisis keputusan dalam suasana risk mengikuti tahapan berikut. Pertama, diawali dengan mengidentifikasikan bermacam-macam
tindakan yang tersedia dan layak. Kedua, peristiwa-peristiwa yang mungkin dan probabilitas terjadinya harus di duga. Ketiga, pay-off untuk
suatu tindakan dan peristiwa tertentu ditentukan. Bukan hal mudah untuk membuat monetary pay-off kombinasi
tindakan-peristiwa secara tepat. Namun, pengalaman yang banyak dan atau catatan masa lalu
23 memberikan dugaan payoff yang relatif tepat. Untuk mendemonstrasikan
langkah-langkah ini dalam pengambilan keputusan pada suasana risk, ikuti contoh berikut.
Seorang pedagang asongan sedang mempertimbangkan, dua alternatif kegiatan. A dan B, yang memiliki dua kondisi finansial yang
berbeda. Setiap kondisi memiliki probabilitas kejadian yang sama P
1
= 0,5 dan P
2
= 0,5. Pay-off matriks masalah ini ditunjukkan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Pay - off Matriks Keputusan dalam Suasana Risk
Alternative tindakan Cuaca
Mendung P
1
=0.5 Cerah
P
2
=0.5 A menjual minuman
B menjual payung -1.000
20 1.060
30
Kriteria yang paling sering digunakan dalam pengambilan keputusan adalah expected value. Expected value untuk suatu tindakan
adalah rata-rata tertimbang pay-off, yaitu jumlah dari pay-off untuk setiap kombinasi tindakan peristiwa dikalikan probabilitas peristiwa yang
bersangkutan. Alternatif yang logis adalah yang memiliki expected value terbesar. Expected value kedua rencana kegiatan adalah :
A = -1.000 0,5 + 1.060
0,5 = 30 B = 20
0,5 + 30 0,5 = 25
Karena expected value menjual minuman lebih besar, maka logis jika dipilih kegiatan ini.
Dengan expected value menjual, minuman sebesar Rp 30 tidak berarti bahwa jika pedagang asongan itu menjual minuman akan diperoleh
keuntungan pay-off persis sebesar Rp 30. Justru yang sering terjadi adalah bahwa keuntungannya bukan sebesar expected valuenya. Kriteria
ini digunakan karena untuk jangka panjang situasi serupa yang terjadi
24 berulang dapat memaksimumkan pay-off. Sementara jika situasinya tidak
berulang, penggunaan kriteria expected value mungkin tidak tepat. Sebagai contoh misalkan kesempatan memilih diantara dua kegiatan itu
bagi pedagang asongan adalah yang terakhir, sebab ia akan sagera menyertai orang tuanya bertransmigrasi. Jika ini kasusnya, ia dapat saja
memilih menyewakan payung, meskipun expected valuenya lebih rendah. Ini berarti ia meletakkan prioritas yang lebih tinggi dalam
mencegah kerugian potensial yang berkaitan dengan kombinasi cuaca mendung dan menjual minuman -1000 dibanding expected value.
D. Keputusan dengan informasi tambahan