29
B. Kajian Teori
1. Pembelajaran Bahasa
Bahasa adalah sarana komunikasi. Karena itu, mengajarkan suatu bahasa berarti membantu siswa belajar menggunakan bahasa tersebut untuk
berkomunikasi. Menurut Brown 2000: 7 mengajar adalah membimbing dan memfasilitasi pembelajar, yang membuat siswa dapat belajar. Pendapat senada
dikemukakan oleh Bawden dan Ference dalam Joko Nurkamto, 2002: 2 yang menunjukkan bahwa mengajar bukan berarti memberikan pengetahuan kepada
siswa, melainkan membantu siswa mengembangkan pengetahuan mereka. Menurut Widdowson 1987: 118, belajar bahasa melalui pendekatan
komunikatif terfokus pada terjadinya proses tukar-menukar pesan message antara dua orang atau lebih. Pendapat di atas diperkuat oleh Willis 1996: 4
yang menyatakan bahwa dalam proses mempelajari suatu bahasa yang paling penting adalah menggunakan bahasa itu, yaitu untuk berkomunikasi dalam
suatu situasi dan latar tertentu. Pendapat para ahli tentang mengajar di atas mengandung dua
implikasi. Pertama, sebagai pengajar, guru hanya berperan sebagai orang yang membantu siswa belajar dengan memberikan bantuan yang berupa bimbingan
dan penyediaan fasilitas belajar. Pemberian bimbingan belajar dapat dilakukan antara lain dengan menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan hakikat
tugas tasks yang harus dikerjakan siswa, dan menjelaskan strategi pengerjaan tugas tersebut. Penyediaan fasilitas belajar mencakup kegiatan
yang luas seperti merancang kesempatan belajar, menciptakan kondisi yang
30
kondusif bagi terjadinya pembelajaran, dan menyediakan sarana belajar Richards dan Rodgers, 2001: 167.
Kedua, yang bertanggungjawab atas terjadinya pembelajaran adalah guru dan siswa. Siswa menjadi subjek pembelajaran yang aktif dan mandiri
autonomous learners sehingga pembelajaran terpusat pada siswa student- centered teaching. Di dalam KBK guru diberi kebebasan berkreasi
mengembangkan bahan ajar yang inovatif, menarik, menyenangkan, mengasyikkan, mencerdaskan, dan membangkitkan kreativitas siswa.
Sesuai dengan prinsip yang termuat dalam kerangka dasar KBK, khususnya pada prinsip kedua, pelaksanaan pendidikan terpusat pada siswa,
yaitu upaya memandirikan peserta didik untuk belajar, bekerja sama, dan menilai diri sendiri. Diutamakan agar peserta didik mampu membangun
kemauan, pemahaman, dan pengetahuannya. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik perlu terus-menerus diupayakan. Penilaian
berkelanjutan dan komprehensif menjadi sangat penting dalam rangka mencapai tujuan tersebut. Penyajian materi pelajaran harus disesuaikan
dengan tahap perkembangan peserta didik melalui pembelajaran yang aktif, dinamis, dan menyenangkan Dir Dikmenum, 2004: 4.
Pendekatan pembelajaran bahasa yang ditetapkan dalam KBK adalah pendekatan komunikatif, yaitu pendekatan yang menekankan pada aspek
kinerja ataou kemahiran berbahasa dalam situasi dan latar tertentu. Bagaimana menggunakan bahasa secara baik dan benar lebih penting daripada
pemahaman terhadap sistem bahasa itu.
31
Lebih lanjut dalam Pedoman Umum Penyusunan Silabus Berbasis Kompetensi Depdiknas, 2004a: 2-5 dijelaskan tentang tiga hal. Pertama,
Secara pragmatis, bahasa lebih merupakan bentuk kinerja dan performansi daripada sebuah sistem ilmu. Dengan demikian, pembelajaran bahasa
haruslah lebih menekankan pada fungsi bahasa sebagai alat komunikasi daripada pembelajaran tentang bahasa. Berdasarkan uraian tersebut, standar
kompetensi bahasa tidak ditekankan pada penguasaan sistemnya, tetapi pada kemampuan menggunakan bahasa secara benar dengan tuntutan kompetensi
dasar dan situasi tutur. Kedua, KBK menetapkan adanya standar kompetensi peserta didik.
Kompetensi yang dimaksud merupakan ukuran kemampuan minimal yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dicapai oleh
peserta didik pada setiap tingkatan dan suatu materi yang diajarkan. Dalam kurikulum tersebut juga dikenalkan istilah kompetensi dasar, yakni suatu
kompetensi yang merupakan penjabaran standar kompetensi peserta didik. Ketiga, berkaitan dengan pembelajaran bahasa, kompetensi berbahasa
meliputi mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Pencapaian kompetensi ini merupakan orientasi dari prinsip-prinsip penyusunan silabus
dan sistem penilaian yang disusun melalui tahap-tahap identifikasi mata pelajaran, perumusan standar kompetensi dan kompetensi dasar, penentuan
materi pokok, pemilihan pengalaman belajar, penentuan indikator, penilaian, perkiraan waktu yang dibutuhkan, dan pemilihan sumber bahan dan alat.
32
Sementara itu, Richards dalam Genesee dan Upshur, 1997: xiii menunjukkan bahwa hakikat pembelajaran bahasa terkait erat dengan pengajar
yang menjalankan proses membantu para siswa memperoleh keterampilan bahasa yang dibutuhkan untuk tujuan yang bervariasi.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa merupakan kegiatan yang dilakukan guru sebagai proses membantu
para siswa memperoleh keterampilan bahasa untuk berkomunikasi secara benar dalam situasi dan latar tertentu. Pembelajaran bahasa menekankan pada
fungsi bahasa. Dengan demikian pembelajaran bahasa bertujuan membawa siswa menguasai keterampilan bahasa dalam menerapkan fungsi bahasa
sebagai sarana berkomunikasi.
2. Kompetensi Berbahasa