116
meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran, sedangkan persepsi guru dan siswa yang bersifat negatif terhadap PBK akan menghambat
ketercapaian hasil penilaiannya yang berakibat gagalnya usaha untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran.
C. Kerangka Pikir
Penilaian formatif merupakan salah satu unsur penting dalam PBM. Dengan melakukan penilaian formatif dapat diketahui bagaimana siswa belajar
dan sejauh mana keberhasilan PBM. Penilaian formatif berhasil sesuai harapan apabila 1 dilaksanakan terintegrasi dengan pembelajaran, 2 menggunakan
teknik yang tepat, 3 berorientasi pada penguasaan kompetensi siswa, 4 melalui prosedur, dan menghasilkan feedback untuk memperbaiki proses pembelajaran.
Di Indonesia, meskipun beberapa tahun sekali terjadi perubahan dan penyempurnaan kurikulum, pada kenyataannya tidak terjadi perubahan secara
signifikan pada proses belajar mengajar termasuk sistem penilaiannya. Kenyataan di lapangan guru melaksanakan penilaian formatif secara terpisah dengan
pembelajaran, menggunakan teknik tunggal, belum mencakup seluruh keterampilan berbahasa, kurang prosedural, dan kurang menghasilkan feedback,
sehingga hasilnya kurang signifikan. Seiring dengan hadirnya KBK, pemerintah memberikan dimensi baru di
bidang penilaian yaitu PBK yang tepat digunakan untuk penilaian formatif. Sebagai sistem penilaian baru, penerapan PBK menimbulkan proses penyesuaian
yang memunculkan suatu persepsi yang berbeda-beda utamanya dari pihak guru
117
dan siswa. Kenyataan ini memunculkan berbagai kendala di lapangan. Dalam kondidsi seperti ini PBK belum bisa dilaksanakan secara optimal karena guru
sebagai pelaksana belum memahami PBK secara komprehensif. Dalam menanggapi hal ini sudah dilakukan upaya dari berbagai pihak. Namun demikian,
upaya tersebut belum dapat mengatasi permasalahan yang ada. Berdasarkan temuan hasil penelitian tentang masalah tersebut
memunculkan tiga proposisi ditinjau dari tiga dimensi yaitu dimensi sistem, dimensi pelaku, dan dimensi kebijakan. Ditinjau dari dimensi sistem, konsep PBK
sangat kompleks sehingga sulit untuk dilaksanakan. Dari dimensi pelaku, guru belum memahami konsep PBK secara menyeluruh sehingga implementasinya
belum sesuai kriteria dan terpengaruh oleh penilaian konvensional. Namun demikian ada harapan bahwa sistem PBK akan dapat meningkatkan kualitas
proses dan hasil pembelajaran bahasa Indonesia apabila didukung oleh persepsi dan pemahaman yang baik dari guru dan siswa. Dari dimensi kebijakan,
pelaksanaan sosialisasi dan pelatihan-pelatihan tentang sistem PBK belum efektif sehingga aplikasinya banyak mengalami kendala.
Salah satu alternatif untuk mengatasi kendala yang timbul di lapangan perlu pengembangan rekomendasi kebijakan berupa 1 “Pedoman Pelaksanaan
PBK dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP” sebagai pedoman praktis pelaksanaan sistem PBK dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil
pembelajaran, dan 2 “Desain Sosialisasi dan Pelaihan PBK” sebagai petunjuk pelaksanaan sosialisasi dan pelatihan- pelatihan tentang pelaksanaan PBK.
.
118
Secara visual, jalinan kerangka pikir tersebut adalah sebagai berikut.
Gambar 1: Jalinan Kerangka Pikir Pengembangan
Rekomendasi Kebijakan PBK
Perbaikan Kualitas
PBM dan
Hasilnya Kendala
dan Upaya
PBK
Guru dan siswa
Persepsi Hasil
Penelitian: dimensi
sitem, pelaku,
kebijakan Penilaian Formatif
dalam PBM Bahasa Indonesia
Kurikulum 1975-1994
TUJUAN Penilaian Formatif
Konvensional
KBKKTSP 20042006
119
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian