3.2.Kerangka Operasional
Nilai Pendidikan dan Penelitian
Nilai warisan
Nilai perlindungan habitat dan ekosistem
Contingent Valuation Method Metode wawancara mendalam dan analisis deskriptif
Metode wawancara dan studi literatur.Analisis deskriptif Perubahan fungsi Taman Nasional menjadi Pusat
Konservasi Keanekaragaman Hayati
Analisis Stakeholdersberdasarkan kepentingan dan pengaruhnya
Estimasi intangible value dari Taman Nasional Gunung Halimun Salak
TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN SALAK
Matriks posisi stakeholders berdasarkan kepentingan dan pengaruhnya
Nilai Ekonomi dari intangible value terhadap TNGHS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Uji Statistik Non-Parametrik
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional Gambar 3. Kerangka Pemikiran operasional
IV. METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Puraseda, Kecamatan Leuwiliang dan Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja karena merupakan desa yang paling erat kaitannya dengan kesejahteraan hidup masyarakat. Lokasi penelitian dan peta
terlampir Lampiran 1. Pengambilan data di lapangan dilakukan dari bulan Maret-Mei 2013.
4.2. Objek dan Alat Penelitian
Objek penelitian ini adalah para pihak yang terkait stakeholders dalam pengelolaan TNGHS. Serta menilai manfaat ekonomi non-use value dari
didakannya pengembangan kawasan Pusat Konservasi Keanekaragaman Hayati TNGHS ini. Alat yang dipakai selama penelitian adalah alat tulis, panduan
wawancara, dan kamera.
4.3. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan meliputi jumlah proxy WTP yang mau
dibayarkan oleh masyarakatperusahaan, faktor-faktor yang mempengaruhi proxy WTP masyarakatperusahaan, analisis kepentingan dan pengaruh stakeholders.
Data primer diperoleh melalui pengamatan di lapangan observasi dan hasil wawancara mendalam depth interview dengan stakeholders. Data sekunder
mencakup data stakeholders yang terlibat dan kegiatan apa saja yang sudah dilakukan. Data sekunder diperoleh dari penelusuran dokumen berupa buku,
laporan hasil kegiatan dan laporan lainnya, jurnal dan literatur ilmiah, serta penelusuran artikel.
4.4. Penentuan Jumlah RespondenSampel
Responden yang digunakan ada analisis stakeholders adalah responden berupa lembaga terkait langsung dengan pengelolaan PKKH. Pemilihan rsponden
dilakukan dengan metode snowball sampling karena metode ini cocok digunakan unutk mengidentifikasi langsung responden yang benar terkait langsung dalam
pengelolaan PKKH. Berdasarkan metode tersebut didapat 9 responden yang terdiri atas pihak pemerintah, masyarakat, swasta, dan LSM.
Pada analisis ekonomi, jumlah responden yang diteliti sebagai sampel ialah 50 orang, dengan proporsi 25 responden berasal dari desa Malasari dan 25
responden sisanya berasal dari desa Puraseda. Jumlah responden ini didapat dari mengalikan variabel yang diteliti dengan 10 sampel minimal Roscoe dalam
Sekaran, Uma 1992, dimana variabel yang akan diteliti adalah umur, pendapatan, pendidikan, lama tinggal, dan jumlah tanggungan. Kelima puluh
responden ini dianggap mewakili keseluruhan populasi masyarakat yang memanfaatkan TNGHS baik secara langsung atau tidak langsung. Pengambilan
contoh responden akan dilakukan secara purposive sampling, dimana pengambilan sampel akan dimulai memilih responden yang pekerjannya terkait
dengan TNGHS. Responden adalah masyarakat di Desa Malasari, Kecamatan Nanggung dan Desa Puraseda, Kecamatan Leuwiliang, Kedua desa tersebut
berada di Kabupaten Bogor. Responden adalah warga desa yang berhubungan langsung dengan hutan TNGHS baik dalam memanfaatkan dan secara tidak
langsung merasakan manfaat dari TNGHS. Berdasarkan data kecamatan tahun 2002, jumlah populasi Desa Malasari ialah 6.164 orang dan Desa Puraseda ialah
6.794 orang.
4.5. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut ini: 1
Observasi langsung Metode ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum yang nyata
atas keadaan terjadi di lapangan, bukan berdasarkan isu semata. Observasi langsung juga dilakukan untuk melihat bagaimana keadaan lingkungan daerah
penelitian 2
Wawancara mendalam Metode ini merupakan wawancara mendalam sebagai proses untuk
memperoleh keterangan dan informasi secara detail untuk mejawab masalah