Model Kampung Konservasi Citugu, LSM Suaka Elang, Kecamatan Nanggung, PT. Sustainable Management, PT. Chevron, dan Satuan Pengamanan Hutan.
6.3. Nilai Penting dan pengaruh Stakeholders
6.3.1. Nilai Penting Stakeholders
Nilai penting masing-masing stakeholders pada PKKH ini dinilai berdasarkan interpretasi hasil wawancara mendalam dengan pimpinan atau pihak
terkait terhadap masing-masing kategori nilai penting. Aspek tersebut dikategorikan berdasarkan fungsi ekosistem seperti regulasi, habitat, produksi,
informasi, dan carrier. Pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa nilai penting yang tinggi diperoleh pada stakeholders berikut yaitu Balai Taman Nasional Gunung Halimun
Salak, Sustainable Management Group, Desa Malasari, PT. Aneka Tambang, Kec. Nanggung, Model Kampung Konservasi Citugu, dan Chevron. Hal ini
menunujukkan bahwa memiliki relevansi yang tinggi dalam pelestarian fungsi- fungsi ekosistem guna mensukseskan PKKH di TNGHS ini. Desa Malasari
memiliki kepentingan tinggi karena desa ini terletak di dalam kawasan TNGHS sehingga kehidupan mereka sangat bergantung pada kelestarian hutan TNGHS ini
seperti pasokan air dan udara, sumber makanan, dan keamanan serta kenyamanan bertempat tinggal agar jauh dari bencana seperti longsor dan kekeringan.
Tabel 9. Nilai Penting Stakeholders Pusat Konservasi Keanekaragaman Hayati PKKH TNGHS
No Stakeholders
Fungsi Ekosistem Jumlah
Regulasi Habitat
Produksi Informasi
Carrier 1
Balai TNGHS 4
3 2
4 3
16 2
Suaka Elang 1
3 1
4 2
11 3
Chevron 2
2 2
3 4
13 4
SMG 5
2 1
4 4
16 5
Desa Malasari 5
2 5
4 5
21 6
MKK Citugu 3
2 4
4 2
15 7
Kec. Nanggung
3 1
3 3
5 15
8 Satpamhut
3 2
1 3
2 11
9 ANTAM
5 2
1 3
5 16
Sumber: hasil analisis 2013
Ketiga stakeholders lain yaitu Balai TNGHS, ANTAM, dan SMG adalah stakeholders yang merupakan pemrakarsa PKKH ini dimana kegiatan ini
merupakan kegiatan pasca tambang ANTAM sehingga ANTAM merupakan penyandang dana utama bekerja sama dengan Balai TNGHS. Untuk pengelolaan
di masa depan maka ANTAM pun bekerja sama dengan SMG yang berperan untuk merancang bagaimana kawasan wisata yang melestarikan lingkungan dan
berdampak pada masyarakat khususnya di bidang ekonomi. Stakeholders yang relevansinya rendah terhadap PKKH ini adalah Satuan Pengamanan Hutan dan
Suaka Elang.
6.3.2 Pengaruh stakeholders
Tingkat pengaruh stakeholders ini terkait dengan kekuatan yang mampu mempengaruhi stakeholders lain dan sumber kekuatan dari stakeholders tersebut
sehingga mampu mempengaruhi. Hal ini bisa dikarenakan kepemimpinan, massa, uang.kekayaan, peraturansanksi, opini, atau informasi. Oleh karena itu dilakukan
interpretasi terhadap pengaruh stakeholders menurut instrumen kekuatan meliputi condign power, compensatory power, conditioning power, dan sumber kekuatan
yaitu personality power dan organisation power. Pada Tabel 9 menunjukkan BTNGHS, Desa Malasari, ANTAM, dan Chevron sangat berpengaruh dalam
kegiatan PKKH ini. BTNGHS memperoleh pengaruh tersebut karena kewenangang dan tanggung jawab yang tinggi akan pengelolaan hutan tersebut,
selain itu kemampuan mempengaruhi stakeholders lain dan anggota yang berkualitas merupakan sumber kekuatan BTNGHS.