Analisis Stakeholders TINJAUAN PUSTAKA

dengan memasukkan nilai karbon dan tidak memasukkan. Jika nilai penyerap karbon diperhitungkan, maka nilai pelestarian dari TNGH adalah Rp 0,67 miliar, nilai pilihan sebesar Rp 0,76 miliar, dan nilai keberadaan sebesar Rp 0,64 miliar

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Teoritis

Taman Nasional Gunung Halimun Salak merupakan penggabungan dari Gunung Halimun, Gunung Salak, Gunung Endut dan kawasan hutan di sekitarnya, lalu ditunjuk oleh PHKA sebagai salah satu taman nasional di Indonesia, karena kawasan ini mempunyai karakteristik kawasan pegunungan yang masih memiliki ekosistem hutan hujan tropis di Pulau Jawa. Gunung-gunung ini sudah ada sejak tahun 1900-an. Hal ini membuat keberadaan hutan di daerah ini begitu melekat pada kehidupan masyarakat di sekitar hutan di gunung-gunung tersebut, tidak hanya pada tatanan adat dan budaya tapi juga berperan penting dalam menopang kesejahteraan masyarakat. Sehingga dapat dipastikan bahwa keberadaan areal TNGHS ini memegang peranan penting dalam kehidupan manusia dan mahkluk hidup yang lain. Kegiatan Pusat Konservasi Keanekaragaman Hayati PKKH ini dianggap penting dan fundamental karena tingginya kepentingan banyak pihak terhadap fungsi dari hutan TNGHS. Tingginya resiko konflik dalam membuat kebijakan, perundingan, dan pengelolaan hutan menjadi alasan pentinganya mengetahui stakeholders yang terkait dengan kegiatan PKKH ini. Karena diharapkan bahwa dengan mengetahui kepentingan masing-masing stakeholder dan mengetahui seberapa besar pengaruh stakeholder tersebut dalam pengelolaan hutan, maka permasalahan di masa depan dapat dihindari. Analisis stakeholders akan dilakukan berdasarkan kepentingan dan pengaruhnya lalu akan dikaitkan dengan tujuan pengelolaan yaitu konservasi, pembangunan ekonomi berkelanjutan, serta pendidikan dan penelitian, lalu untuk fungsi ekosistem yaitu fungsi regulasi, habitat, produksi, dan informasi, dan carrier function. Untuk mendapatkan informasi maka akan dilakukanwawancara dengan teknik snowball interview sehingga dapat menemukan narasumber yang tepat berdasarkan penelitian terdahulu terkait stakeholder sTNGHS. Narasumber akan diwawancara secara mendalam depth interview berdasarkan kuesioner yang sudah dibuat. Lalu hasil wawancara akan ditafsirkan ke dalam angka untuk diproses pada matriks kategori stakeholders, lalu para stakeholders akan diklasifikan menjadi subjects, key players, context setters, dan crowd berdasarkan