Kerangka Teoritis KERANGKA PEMIKIRAN

dilakukan dengan metode snowball sampling karena metode ini cocok digunakan unutk mengidentifikasi langsung responden yang benar terkait langsung dalam pengelolaan PKKH. Berdasarkan metode tersebut didapat 9 responden yang terdiri atas pihak pemerintah, masyarakat, swasta, dan LSM. Pada analisis ekonomi, jumlah responden yang diteliti sebagai sampel ialah 50 orang, dengan proporsi 25 responden berasal dari desa Malasari dan 25 responden sisanya berasal dari desa Puraseda. Jumlah responden ini didapat dari mengalikan variabel yang diteliti dengan 10 sampel minimal Roscoe dalam Sekaran, Uma 1992, dimana variabel yang akan diteliti adalah umur, pendapatan, pendidikan, lama tinggal, dan jumlah tanggungan. Kelima puluh responden ini dianggap mewakili keseluruhan populasi masyarakat yang memanfaatkan TNGHS baik secara langsung atau tidak langsung. Pengambilan contoh responden akan dilakukan secara purposive sampling, dimana pengambilan sampel akan dimulai memilih responden yang pekerjannya terkait dengan TNGHS. Responden adalah masyarakat di Desa Malasari, Kecamatan Nanggung dan Desa Puraseda, Kecamatan Leuwiliang, Kedua desa tersebut berada di Kabupaten Bogor. Responden adalah warga desa yang berhubungan langsung dengan hutan TNGHS baik dalam memanfaatkan dan secara tidak langsung merasakan manfaat dari TNGHS. Berdasarkan data kecamatan tahun 2002, jumlah populasi Desa Malasari ialah 6.164 orang dan Desa Puraseda ialah 6.794 orang.

4.5. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut ini: 1 Observasi langsung Metode ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum yang nyata atas keadaan terjadi di lapangan, bukan berdasarkan isu semata. Observasi langsung juga dilakukan untuk melihat bagaimana keadaan lingkungan daerah penelitian 2 Wawancara mendalam Metode ini merupakan wawancara mendalam sebagai proses untuk memperoleh keterangan dan informasi secara detail untuk mejawab masalah yang ada dan mencapai tujuan penelitian secara langsung dengan sumber dengan memakai daftar pertanyaan sebagai panduan untuk mewawancarai narasumber dan informan. Wawancara akan dilakukan terhadap informan kunci yang terpilih secara sengaja purposive dengan mempertimbangkan keterlibatan informan dalam pengelolaan dan dianggap banyak mengetahui hal- hal yang berkaitan dengan pengembangan kawasan Pusat Konservasi Keanekaragaman Hayati di Taman Nasional Gunung Halimun Salak TNGHS. 3 Penelusuran Pustaka Studi Pustaka dilakukan sebagai pelengkap literatur untuk membantu proses penelitian ini dengan mengumpulkan hasil laporan kegiatan dan dokumen sejenis berupa data umum lokasi, masyarakat, dan lainnya.

4.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Pada penelitian ini, analisis yang akan digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Analisis deskriptif akan digunakan untuk menganalisis stakeholders yang terlibat dalam pengembangan kawasan Pusat Konservasi Keanekaragaman Hayati di Taman Nasional Gunung Halimun-Salak. Analisis kuantitatif digunakan untuk mengestimasi nilai ekonomi hutan TNGHS berdasarkan manfaat non-guna. Dengan metode CVM maka didapat estimasi proxy WTP responden untuk mengestimasi nilai hutan TNGHS. Tujuan penelitian ini membutuhkan data primer dan sekunder. Tabel 2. Matriks Metode Penelitian Tujuan Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data Output yang Diharapkan Mengetahui dan menganalisis stakeholdersyang terlibat dengan pengembangan kawasan Pusat Konservasi Keanekaragaman Hayati TNGHS berdasarkan kepentingannya. Kepentingan intereststakeholders - Data primer dari informan - Data sekunder dari TNGHS Observasi dan wawancara mendalam dengan informan Analisis deskriptif Stakeholders dan kepentingan interest dalam pengembangan kawasan Pusat Konservasi Keanekaragaman Hayati di TNGHS. Mengetimasi nilai ekonomi manfaat tidak langsung dari Taman Nasional Gunung Halimun Salak - Data primer dari responden - Data sekunder dari BKSDA TNGHS, Dirjen PHKA Kemenhut, dan LIPI Data sekunder ke instansi terkait dan penelusuran literatur terdahulu yang terkait dan wawancara dengan responden Analisis Kuantitatif Moneterisasi dari manfaat tidak langsung intangible valueTaman Nasional Gunung Halimun Salak ini seperti nilai keberadaan, nilai warisan, dan nilai pilihan. 4.6.1. Analisis Stakeholders Analisis stakeholders digunakan untuk mengidentifikasi pemangku kepentingan, mengetahui kepentingan dan pengeruh stakeholders serta mengklasifikasi stakeholders dalam pengembangan kawasan Pusat Konservasi Keanekaragaman Hayati di TNGHS serta kerjasama dan potensi konflik antar aktor. Penentuan stakeholders baik yang mempengaruhi atau dipengaruhi suatu kebijakan dan tindakan dalam pengembangan kawasan Pusat Konservasi Keanekaragaman Hayati ini, ditetapkan berdasarkan hasil observasi lapang dan wawancara. Proses penentuan aktor dapat dilakukan dalam beberapa cara, yaitu: 1. Mengidentifikasi sendiri berdasarkan pengalaman dalam bidang pembangunan wilayah atau berkaitan dengan perencanaan kebijakan. 2. Mengidentifikasi berdasarkan catatan statistik serta laporan penelitian. 3. Mengidentifikasi stakeholders menggunakan pendekatan partisipatif dengan teknik wawancara snowballing dimana tiap aktor stakeholders akan mengidentifikasi stakeholders yang lain. Setelah mengidentifikasi stakeholders yang terlibat, maka pengaruh dan kepentingan stakeholders dapat dikaji. Kategori fungsi ekosistem yang dikaji dalam penelitian ini de Groot et al. 2002 adalah fungsi regulasi, fungsi habitat, fungsi produksi, fungsi informasi, dan carrier function. Lalu dapat dikelompokkan dan dibedakan berdasarkan posisi terkait nilai penting dan pengaruhnya dengan menyusun matriks dan pemberian nilai. Penetapan skoring mengacu pada model yang dikembangkan Abbas 2005 yaitu pengukuran data berjenjang lima. Panduan untuk pemberian nilai terkait kepentingan stakeholders dapat dilihat pada Lampiran 4 dan untuk panduan pemberian nilai untuk pengaruh dapat dilihat pada Lampiran 6. Tabel 3. Ukuran Kuantitatif Nilai Penting importance dan Pengaruh Stakeholders Skor Kriteria Keterangan Nilai Penting Importance Stakeholders 5 4 3 2 1 Sangat Tinggi Tinggi Cukup Tinggi Kurang Tinggi Rendah Sangat relevan terhadap pengelolaan TNGHS Relevan terhadap pengelolaan TNGHS Cukup relevan terhadap pengelolaan TNGHS Kurang relevan terhadap pengelolaan TNGHS Tidak relevan terhadap pengelolaan TNGHS Pengaruh Stakeholders 5 4 3 2 1 Sangat Tinggi Tinggi Cukup Tinggi Kurang Tinggi Rendah Sangat mampu mempengaruhi pengelolaan TNGHS Mampu mempengaruhi pengelolaan TNGHS Cukup mampu mempengaruhi pengelolaan TNGHS Kurang mampu mempengaruhi pengelolaan TNGHS Tidak mampu mempengaruhi pengelolaan TNGHS Fungsi ekosistem yang dikaji dalam penelitian ini menurut Groot et al. 2002 adalah: 1. Fungsi regulasi yaitu nilai penting stakeholders terhadap kelestarian fungsi ekosistem TNGHS dalam mengatur proses ekologis serta sistem pendukung kehidupan yang bermanfaat, sepeti pemeliharaan penyediaan air bersih, perlindungan tanah dari erosi, kualitas udara serta jasa ekologi lainnya. 2. Fungsi habitat yaitu nilai penting stakeholders terhadap kelestarian fungsi ekosistem TNGHS sebagai tempat berlindung dan berkembangbiaknya flora dan fauna, dimana fungsi ini dikhususkan pada kebutuhan ruang yang dapat memelihara keanekaragaman biotik dan genetik. 3. Fungi produksi adalah nilai penting stakeholders terhadap kelestarian sumberdaya untuk memenuhi produksi dan ketersediaan energi, misal untuk memenuhi sumber pangan, bahan baku misal untuk membangun rumah, sumber genetik contohnya tumbuhan obat, dan sumberdaya energi misal kayu bakar. 4. Fungsi informasi yaitu nilai penting stakeholders terhadap kelestarian ekosistem alam yang memberi kontribusi bagi pemeliharaan kesehatan manusia sumber tanaman obat, menyediakan tempat menikmati pemandangan alam rekreasi, ekowisata, dan pendidikan. 5. Carrier function ialah nilai penting stakeholders terhadap kelestarian alam seperti lahan dan air dalam menyediakan ruang untuk beraktivitas bertani, transportasi, dan lain-lain untuk mendukung infrastruktur seperti areal wisata, dan sarana jalan perlintasan. Pengaruh stakeholders terhadap pengembangan kawasan PKKH ini diukur berdasarkan instrumen dan sumber kekuatan seperti yang telah disebutkan oleh Galbraith 1983 dalam Reed et al.2009. a. Instrumen kekuatan yaitu condign power, compensatory power,dan conditioning power. 1. Condign power adalah kemampuan stakeholders untuk memberikan hukuman atau sanksi yang sepadaselayaknya kepada stakeholders lain. Pengaruh ini diperoleh dari emosi, keuangan, ancaman fisik, sanksi adat, sanksi hukum, atau sanksi lainnya. 2. Compensatory power adalah kemampuan untuk mengkompensasi stakeholders lainnya melalui simbolisasi, keuangan, penghargaan berupa materi, dan pemberian seperti gaji, upah, sogokan, bantuan dana, atau lahantanah. 3. Conditioning power adalah kemampuan untuk memanipulasi kepercayaan dan opini serta informasi, misalnya melalui kelompok, norma, pendidkan, atau propaganda. b. Sumber kekuatan yaitu personality power and property power dan organization power. 1. Personality power and property power adalah kekuatan yang berasal dari kepribadian, kepemimpinan seseorang kharisma, kekeuatan isik, kecerdasan mental, atau pesona, atau kekayaan 2. Organization power adalah kekuatan yang berasal dari suatu organisasi karena memiliki jejaring kerja, massa, kesesuai bidang, atau kontribusi fasilitas. Setelah data stakeholdersteridentifikasi maka menurut Eden dan Ackermann 1998 dalam Bryson 2004 dapat disusun matriks yang membagi stakeholders menjadi subjects, key player, crowd, dan context setters Gambar 4.. Sumber: Bryson 2004 Tabel 4. Matriks Tingkat Kepentingan dan Pengaruh Stakeholders Nilai kepentingan Pengaruh Subjects Tinggi Rendah Key players Tinggi Tinggi Context setters Rendah Tinggi Crowd Rendah Rendah

4.6.2. Uji Non-Parametrik

Korelasi Spearman Rank ini digunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji signifikansi hipotesis asosiatif bila variabel berbentuk ordinal, dan sumber data tidak harus sama Sugiyono, 2011. Spearman mengungkapkan bahwa untuk menentukan besaran koefisien korelasi dari variabel bebas dan tidak bebas, dinyatakan dalam bentuk formulasi: 6∑d i 2 r = 1 - ...... 1.1 n n 2 – 1 Gambar 4. Matriks Nilai Penting dan Pengaruh Subject Key players Crowd Context Setters tinggi PENGARUH tinggi NILAI KEPENTINGAN rendah rendah I II III IV Keterangan: r = koefisien korelasi d = selisih ranking n = jumlah data nilai r - 1 ≤ r ≤ 1 Dengan kriteria : Hubungan tidak kuat saat nilai 0 sampai dengan 0,55. Hubungan dianggap cukup kuat pada nilai 0,56 sampai dengan 0,65. Hubungan antar variable dinilai kuat pada nilai 0,66 sampai dengan 0,75. Hubungan dianggap sangat kuat pada nilai 0,76 sampai dengan 0,99, dan dinilai memiliki hubungan sempurna pada nilai 1. Untuk tanda “-“ negatif, diartikan sebagai keterkaitan yang tidak langsung dengan kriteria sama dengan kondisi di atas.

4.6.3. Contingent Valuation Method CVM

CVM digunakan untuk menghitung manfaat non-guna non-use value TNGHS yang meliputi nilai warisan existence value dan nilai keberadaaan bequest value yang berupa nilai dibuatnya pusat penelitian dan pendidikan. Langkah-langkah penggunaan CVM adalah: 1. Membuat pasar hipotesis Pasar hipotesis dibuat melalui dengan menggunakan kuesioner dengan menbangun kasus terkait TNGHS. Kuesioner akan berisi pengertian, manfaat, serta informasi lain yang berhubungan dengan TNGHS. Hal ini dilakukan agar masyarakat lebih mudah dalam memberikan jawabandan penilaian dari setiap pertanyaan yang diberikan. 2. Menentukan besarnya penawaran Besarnya penawaran ditentukan berdasarkan kesediaan masyarakat untuk membayar manfaat non-guna yang diberikan TNGHS. Pada penelitian ini, responden akan diberikan pilihan nilai yang akan mereka bayarkan atas manfaat keberadaan dan warisan dari TNGHS.