Pariwisata Estimasi Nilai dan Dampak Ekonomi Wisata Alam Curug Cigamea di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak
11 Tabel 3 Penelitian mengenai nilai dan dampak ekonomi suatu kawasan wisata
No Penulis
Judul Hasil dan metode
1 Wijayanti
et al 2008
Analisis Ekonomi dan Strategi
Pengelolaan Ekowisata Studi
Kasus Kawasan Wisata Gunung
Salak Endah Kabupaten Bogor
Nilai surplus ekonomi yang diterima pengunjung di Cigamea sebesar Rp 970 206 per individu per
kunjungan dan nilai ekonomi Curug Cigamea adalah Rp 21 480 366 692. Nilai Keynesian
Income Multiplier adalah 1.63, Ratio Income Multiplier Tipe 1 adalah 1.42 dan Ratio Income
Multiplier Tipe 2 adalah 1.71. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah TCM dan
Keynesian multiplier.
2 Milasari
2010 Analisis
Dampak Ekonomi Kegiatan
Wisata Alam Studi Kasus:Taman
Wisata Tirta Sanita
Dampak ekonomi langsung berupa pendapatan pemilik unit usaha sebesar 54. Dampak tidak
langsung berupa pendapatan tenaga sebesar 2. Dampak lanjutan berupa pengeluaran tenaga kerja
sebesar 59. Nilai Keynesian Income Multiplier adalah 1.07, Ratio Income Multiplier Tipe 1
adalah 1.22 dan Ratio Income Multiplier Tipe 2 adalah 1.37. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah TCM dan Keynesian multiplier.
3 Prayoga
2013 Estimasi Nilai
Ekonomi dan Kontribusi Wisata
terhadap Konservasi di TNUK
Kab.Pandeglang Provinsi Banten
Nilai WTP pengunjung wisata TNUK adalah Rp 15 666.7, sehingga nilai ini dapat menjadi
peluang bagi pengelola untuk menetapkan tiket optimum yang saat ini masih dianggap terlalu
murah oleh pengunjung yaitu sebesar Rp 2 500.
4 Hakim et
al 2011 Valuasi Ekonomi
Obyek Wisata Alam di Rawapening,
Indonesia: Sebuah Aplikasi Biaya
Perjalanan dan Penilaian Metode
Kontinjensi Nilai ekonomi dari ekowisata dari surplus
konsumen diperkirakan Rp 7 410 000 000. Nilai ekonomi dari wisata alam akan hilang bila terjadi
penurunkan kondisi lingkungan alam.
12
III KERANGKA PEMIKIRAN
Taman Nasional Gunung Halimun Salak TNGHS memiliki dua fungsi utama yaitu fungsi ekologis dan fungsi ekonomis. Gunung Salak Endah GSE
merupakan salah satu bagian dari kawasan konservasi TNGHS yang memiliki beberapa atraksi wisata alam yang merupakan salah satu dari fungsi ekonomis
yang dilakukan TNGHS. Curug Cigamea merupakan salah satu objek wisata di GSE. Kelestarian sumber daya alam di sekitar kawasan objek wisata
menghasilkan udara yang sejuk dan panorama alam yang indah. Besarnya jumlah kunjungan di objek wisata Curug Cigamea berpotensi menjadi ancaman bagi
kelestarian sumber daya alam dan lingkungan di TNGHS. Ancaman kelestarian sumber daya alam tersebut dapat mengurangi fungsi ekologis dari TNGHS. Oleh
karena itu, sangat penting bagi pengelola dan semua pihak yang terlibat dalam pengelolaan wisata Curug Cigamea untuk menjaga kelestarian sumber daya alam
di TNGHS. Setiap lokasi wisata berhubungan erat dengan pengunjung tidak terkecuali
Curug Cigamea, sehingga penting untuk mengetahui bagaimana persepsi pengunjung terhadap kondisi alam dan fasilitas wisata di Curug Cigamea.
Persepsi pengunjung mengenai kondisi alam digunakan untuk mengetahui dampak keberadaan wisata terhadap kondisi sumber daya alam di TNGHS saat ini
sudah mengalami kerusakan atau belum. Persepsi pengunjung mengenai fasilitas wisata juga perlu diketahui agar pengelola dapat meningkatkan pelayanan
terhadap pengunjung tanpa merusak kelestarian sumber daya alam di TNGHS. Setiap lokasi wisata memiliki potensi nilai ekonomi, tidak terkecuali objek
wisata Curug Cigamea. Nilai ekonomi tersebut diestimasi berdasarkan pendekatan besarnya biaya perjalanan yang dikeluarkan pengunjung dalam berwisata. Biaya
perjalanan yang dikeluarkan tersebut merupakan besarnya nilai yang diberikan pengunjung kepada sumber daya alam dan lingkungan di lokasi wisata Fauzi
2010. Oleh karena itu, nilai ekonomi perlu diketahui untuk melihat seberapa besar manfaat keberadaan objek wisata Curug Cigamea di TNGHS.
Kegiatan wisata di Curug Cigamea memberikan dampak ekonomi baik langsung maupun tidak langsung bagi perekonomian daerah setempat, seperti