Tujuan Penelitian Estimasi Nilai dan Dampak Ekonomi Wisata Alam Curug Cigamea di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak

9 jumlah pengeluaran unit usaha dan upah tenaga kerja di sekitar lokasi wisata. Dampak lanjutan adalah sejumlah pengeluaran dari beberapa tenaga kerja yang terlibat kegiatan wisata. Pengeluaran wisatawan dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian lokal, namun terdapat sebagian pengeluaran wisatawan yang tidak berdampak pada perekonomian lokal, hal ini dinamakan kebocoran. Pada dasarnya, kebocoran terjadi karena uang tersebut dibelanjakan di luar kegiatan perekonomian daerah tujuan wisata sehingga uang tersebut tidak memberi pengaruh terhadap perekonomian daerah wisata yang dikunjungi wisatawan Yoeti 2008.

2.4 Tarif Masuk Optimum

Tarif masuk kawasan wisata alam merupakan penerimaan yang diterima pengelola dari adanya kegiatan wisata. Peneriman tersebut dapat digunakan untuk memperbaikimengembangkan fasilitas wisata dan menjaga kelestarian sumber daya alam yang terdapat pada wisata alam. Besarnya penerimaan dari tarif masuk tersebut dapat dioptimalkan dengan penerapan tarif masuk optimum. Tarif masuk optimum dalam penelitan ini, merupakan tarif masuk sesuai rataan kemauan pengunjung untuk meningkatkan harga tarif masuk guna membantu dana pelestarian sumber daya alam dan pengembangan fasilitas wisata. Selain itu, tarif masuk optimum juga dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk mengontrol besarnya jumlah kunjungan di objek wisata. Tarif masuk optimum dapat diestimasi dengan pendekatan Willingness to Pay WTP pengunjung terhadap tarif masuk kawasan wisata. Willingness to Pay WTP merupakan keinginan membayar maksimum pengunjung untuk memperoleh barang dan jasa yang diinginkan. Willingness To Pay WTP juga diartikan sebagai jumlah maksimal seseorang mau membayar untuk menghindari terjadinya penurunan terhadap sesuatu Fauzi 2010. Metode ini merupakan metode untuk menanyakan langsung pada pengunjung mengenai nilai atau harga yang bersedia mereka berikan terhadap barang dan jasa yang tidak memiliki harga pasar seperti sumber daya alam. 10 Metode WTP biasanya dilakukan dengan cara menanyakan langsung kepada responden tentang kesediaan seseorang untuk membayar pihak lain sebagai kompensasi untuk tetap memelihara sumber daya alam tersebut Yakin 1997. Metode WTP digunakan sebagai dasar dalam penetapan tarif masuk optimum wisata karena besarnya tarif masuk yang sebenarnya bersedia dibayarkan oleh pengunjung tidak selalu sama dengan harga tiket saat ini.

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai nilai dan dampak ekonomi serta estimasi tarif masuk optimum suatu kawasan wisata telah banyak dilakukan di berbagai tempat dan waktu yang berbeda. Beberapa hasil dari penelitian tersebut dijadikan referensi pada penelitian ini. Penelitian mengenai nilai dan dampak ekonomi suatu kawasan wisata telah dilakukan oleh Wijayanti et al. 2008, Milasari 2010, dan Hakim et al. 2011, sedangkan penelitian mengenai estimasi tarif masuk optimum kawasan wisata telah dilakukan oleh Prayoga 2013. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Wijayanti et al. 2008 adalah waktu penelitian dan tujuan penelitian, dimana penelitian ini juga bertujuan untuk mengestimasi tarif masuk optimum di Curug Cigamea. Tarif masuk optimum merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengontrol jumlah pengunjung jika terjadi over carrying capacity. Kekhawatiran terjadi over carrying capacity tersebut dikarenakan jumlah pengunjung Curug Cigamea yang cukup besar dibandingkan wisata lain di GSE Tabel 2. Penelitian ini hanya mengukur nilai ekonomi, dampak ekonomi serta mengestimasi besarnya tarif masuk optimum tanpa mengukur carrying capacity di kawasan wisata Curug Cigamea. Hasil dari penelitian terdahulu mengenai nilai dan dampak ekonomi dapat dilihat pada Tabel 3.