15
IV METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Curug Cigamea yang terletak di Desa Gunung Sari, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Lokasi ini dipilih secara sengaja
purposive dengan pertimbangan bahwa Curug Cigamea merupakan salah satu objek wisata alam di TNGHS dengan jumlah kunjungan yang tinggi. Keberadaan
objek wisata Curug Cigamea dapat mendorong masyarakat yang mendapatkan keuntungan dari wisata tersebut untuk tetap menjaga kelestarian sumber daya
alam di TNGHS. Pengambilan data dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2013.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang diolah secara kualitatif dan kuantitatif. Data primer
merupakan data cross section yang diperoleh dari wawancara terstruktur menggunakan kuesioner secara langsung kepada responden. Responden
merupakan pengunjung, unit usaha, serta tenaga kerja lokal objek wisata Curug Cigamea. Data primer yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah persepsi
responden terhadap objek wisata Curug Cigamea, pengeluaran pengunjung, pengeluaran dan pendapatan unit usaha, pengeluaran dan pendapatan tenaga kerja
lokal, serta kesediaan pengunjung membayar tarif masuk optimum. Data sekunder mengenai TNGHS diperoleh dari pihak Balai TNGHS, sedangkan data sekunder
mengenai objek wisata Curug Cigamea diperoleh dari Disbudpar Kabupaten Bogor. Selain itu, berbagai data pendukung diperoleh melalui skripsi terdahulu
yang relevan, buku, jaringan internet, dan jurnal terkait.
4.3 Metode Pengambilan Contoh
Metode pengambilan contoh dilakukan dengan menggunakan metode non- probability sampling yaitu metode pengambilan contoh dimana semua objek
penelitian tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai
16 responden Juanda 2007. Responden pengunjung dipilih dengan teknik purposive
sampling, dimana pengunjung dipilih secara sengaja berdasarkan pertimbangan tertentu, yaitu keterwakilan dari aspek demografi, cara kedatangan, dan tujuan
wisata. Responden pengunjung adalah responden dengan usia minimal 17 tahun agar dapat memahami pertanyaan pada kuesioner. Jumlah responden yang
digunakan untuk penelitian ini ditentukan dengan rumus Slovin Prasetyo dan Lina 2007 yaitu :
n= N 1+Ne²....................................................................................................... 1 Keterangan :
n = Jumlah responden N = Ukuran populasi
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan contoh yang masih bisa ditolerir.
Jumlah pengunjung tahun 2012 sebesar 17 200 digunakan sebagai ukuran populasi dengan galat sebesar 10, maka diperoleh jumlah responden pengunjung
yang diambil sebanyak seratus responden. n = N 1+Ne²
= 17 2001+17 200 0.1² = 100 responden.
Pengambilan contoh dari responden unit usaha dan tenaga kerja juga dilakukan dengan teknik purposive sampling, dimana unit usaha yang dipilih
dapat mewakili setiap tipe dan karakteristik unit usaha. Responden untuk unit usaha dan tenaga kerja dipilih sebanyak 35 unit usaha dan 12 tenaga kerja di objek
wisata Curug Cigamea.
4.4 Metode Analisis Data
Tujuan dari analisis data adalah menyederhanakan data yang dikumpulkan oleh peneliti ke dalam bentuk yang lebih mudah untuk diinterpretasikan. Metode
analisis data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk matriks pada Tabel 4.
17 Tabel 4 Matriks metode analisis data
No Tujuan penelitian
Sumber dan data yang dibutuhkan Metode
analisis data 1
Mengetahui persepsi wisatawan terhadap kawasan wisata Curug
Cigamea Wawancara dengan pengunjung
mengenai persepsi pengunjung terhadap kawasan wisata Curug
Cigamea Analisis
deskriptif
2 Mengestimasi besarnya nilai dan
dampak ekonomi kawasan wisata Curug Cigamea
Wawancara dengan pengunjung mengenai biaya perjalanan yang
dikeluarkan pengunjung Wawancara dengan unit usaha
mengenai
pendapatan dan
pengeluaran unit usaha Wawancara dengan tenaga kerja
mengenai pendapatan
dan pengeluaran tenaga kerja
Travel Cost Method
Keynesian Multiplier
3 Mengestimasi besarnya tarif masuk
optimum kawasan wisata Curug Cigamea
Wawancara dengan pengunjung mengenai
besarnya WTP
pengunjung terhadap tarif masuk optimum
Willingness to Pay
4.4.1 Analisis Persepsi Pengunjung Terhadap Curug Cigamea
Persepsi pengunjung merupakan hal yang penting diketahui untuk lebih mengembangkan pengelolaan objek wisata. Persepsi dari pengunjung dianalisis
menggunakan metode analisis deskriptif. Beberapa kategori dan indikator dalam menganalisis persepsi pengunjung terhadap kondisi alam dan kebersihan di wisata
Curug Cigamea dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Kategori dan indikator persepsi pengunjung terhadap kondisi alam dan
kebersihan di wisata Curug Cigamea
No Kategori
Indikator Keterangan
1 Keindahan Alam
Baik Sedang
Pemandangan alam yang ada indah, dan menarik minat pengunjung untuk datang kembali.
Pemandangan alam yang ada biasa saja, tetapi menarik minat pengunjung untuk datang kembali.
Buruk Pemandangan alam yang tersedia biasa saja, dan
pengunjung kurang tertarik untuk kembali.
2 Kualitas udara
Baik Terasa sangat segar, sangat sejuk, dan tidak berbau.
Sedang Buruk
Terasa segar, sejuk, dan tidak berbau. Kotor dan berpolusi.
3 Kualitas Air
Baik Sedang
Buruk Sangat jernih, bersih, dan tidak berbau.
Jernih, bersih, dan tidak berbau. Kotor, berwarna, dan berbau.
4 Kebersihan
Baik Tidak terdapat sampah yang beserakan, dan semua
fasilitas serta kios makanan tertata rapi. Sedang
Masih terdapat sampah yang berserakan namun jumlahnya sedikit, dan fasilitas serta kios makanan
kurang tertata rapi. Buruk
Banyak sampah yang berserakan, dan fasilitas serta kios makanan tidak tertata rapi.
18 Selain persepsi pengunjung terhadap kondisi alam, persepsi pengunjung
terhadap fasilitas dan aksesibilitas juga dilakukan dalam penelitian ini. Beberapa kategori dan indikator dalam menganalisis persepsi pengunjung terhadap fasilitas
dan aksesibilitas di wisata Curug Cigamea dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Kategori dan indikator persepsi pengunjung terhadap fasilitas dan
aksebilitas di wisata Curug Cigamea
No Kategori
Indikator Keterangan
1 Kondisi
fasilitas wisata Baik
Fasilitas wisata tersebut ada, jumlahnya memenuhi kebutuhan pengunjung, dan kondisinya sangat terawat.
Sedang Fasilitas wisata tersebut ada, jumlahnya dapat memenuhi
kebutuhan pengunjung, dan kondisinya tidak terawat. Buruk
Fasilitas wisata tersebut ada, jumlahnya tidak memenuhi kebutuhan pengunjung, dan kondisinya tidak terawat.
Tidak tersedia
Fasilitas wisata tersebut tidak ada, sehingga kebetuhan pengunjung tidak terpenuhi.
2 Aksesibilitas
Baik Informasi mengenai lokasi wisata mudah diperoleh dan
kondisi jalan baik. Sedang
Informasi mengenai lokasi kawasan tersedia dan kondisi jalan kurang baik.
Buruk Informasi mengenai lokasi kawasan tersedia dan kondisi
jalan sangat buruk.
Selain persepsi pengunjung, pengembangan objek wisata perlu memberikan perhatian khusus terhadap harapan pengunjung pada pengembangan lokasi obyek
wisata. Harapan pengunjung tersebut dijadikan sebagai dasar bagi pengelola untuk meningkatkan kualitas fasilitas wisata. Identifikasi harapan pengunjung diperoleh
dengan wawancara langsung pada responden pengunjung melalui kuesioner.
4.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Wisata dan Valuasi Ekonomi Wisata
Nilai ekonomi wisata Curug Cigamea diestimasi menggunakan metode Travel Cost Method TCM. Menurut Fauzi 2010, nilai ekonomi kawasan wisata
dapat diperoleh dengan membentuk fungsi permintaan terlebih dahulu. Fungsi permintaan diestimasi dengan pendekatan Individual Travel Cost Method ITCM.
Metode yang digunakan dalam pengelolaan data adalah metode regresi linier berganda. Adapun fungsi permintaan wisata tiap individu per tahun kunjungan
adalah sebagai berikut: LnY = b
+ b
1
LnX1 + b
2
LnX
2
+ b
3
LnX
3
+ b
4
LnX
4
+ b
5
LnX
5
+ b
6
LnX
6 +
e.... 2
19 Keterangan :
Y = Jumlah kali kunjungan ke Curug Cigamea kali X
1
= Biaya perjalanan individu ke Curug Cigamea Rp X
2
= Pendapatan total Rp X
3
= Lama pendidikan tahun X
4
= Usia tahun X
5
= Lama mengetahui objek wisata tahun X
6
= Waktu yang dihabiskan di kawasan wisata jam e
= error term Hasil regresi tersebut dapat digunakan untuk melihat faktor-faktor apa saja
yang berpengaruh positif maupun negatif terhadap jumlah kali kunjungan ke Curug Cigamea. Hipotesis yang digunakan adalah X
1
biaya perjalanan dan X
4
usia berpengaruh negatif terhadap jumlah kunjungan pengunjung, sedangkan X
2
pendapatan total, X
3
lama pendidikan
,
X
5
lama mengetahui objek wisata, dan X
6
waktu yang dihabiskan di kawasan wisata berpengaruh positif terhadap jumlah kunjungan pengunjung. Tanda positif dari suatu variabel menunjukkan
bahwa semakin tinggi nilai dari variabel tersebut akan meningkatkan jumlah kunjungan. Sebaliknya tanda negatif menunjukkan bahwa semakin meningkatnya
nilai dari suatu variabel akan menurunkan jumlah kunjungan pengunjung. Dalam regresi linier berganda perlu dilakukan uji parameter untuk
mengetahui apakah fungsi permintaan tersebut layak atau tidak. Uji parameter tersebut antara lain adalah:
1 Uji R
2
Menurut Gujarati 2007, koefisien determinasi R
2
digunakan untuk mengukur kecocokan dan kesesuaian dari suatu garis regresi. Secara verbal, R
2
mengukur bagian atau persentase total variasi Y yang dijelaskan oleh model regresi. Besaran selang nilai R
2
adalah 0 R
2
1. Nilai R
2
sebesar 1 berarti seluruh variasi Y dapat dijelaskan oleh regresi, sedangkan nilai R
2
sebesar 0 berarti tidak ada hubungannya sama sekali antara Y dan X. Model yang baik
adalah model yang memiliki nilai R
2
yang tinggi karena variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen.
20 2 Uji Statistik F
Menurut Juanda 2009, uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel- variabel independen yang digunakan dalam model secara bersama-sama
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Uji F dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
F
hitung
= Keterangan:
n = Jumlah pengamatan k = Jumlah variabel bebas
Hipotesis yang digunakan, yaitu: H
: data dari sampel yang sama H
1
: data dari sampel yang berbeda dengan menggunakan kriteria keputusan sebagai berikut:
F
hitung
F
tabel
k-1; n-k maka tolak H F
hitung
F
tabel
k-1; n-k maka terima H Jika tolak H
maka model tersebut memiliki variabel-variabel independen yang berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
3 Uji t Menurut Juanda 2009, uji t dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-
variabel independen yang digunakan satu per satu berpengaruh secara signifikan terhadap besarnya variabel dependen. Uji t dapat dilakukan dengan menggunakan
rumus sebagai berikut: t
hitung
= Keterangan:
b
i
= nilai koefisien regresi dugaan Sb
i
= simpangan baku koefisien dugaan d = batasan yang diharapkan
Hipotesis yang digunakan, yaitu: t
hitung
t
tabel
α; n-k atau Sig. α maka tolak H t
hitung
t
tabel
α; n-k atau Sig. α maka terima H