Perumusan Masalah Estimasi Nilai dan Dampak Ekonomi Wisata Alam Curug Cigamea di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak

8 Menurut Turner et al. 1994, metode biaya perjalanan memiliki dua teknik pendekatan, yaitu: 1 Metode biaya perjalanan zonal, yaitu dengan membagi lokasi asal pengunjung untuk melihat jumlah populasi per zona, yang digunakan untuk mengestimasi tingkat kunjungan per seribu orang. 2 Metode biaya perjalanan individu, yaitu dengan mengukur tingkat kunjungan individu ke tempat rekreasi dan biaya perjalanan yang dikeluarkan oleh individu tersebut. Tujuannya adalah untuk mengukur frekuensi kunjungan individu ke tempat rekreasi tersebut. Pada prinsipnya pendekatan individual sama dengan pendekatan zonal, namun pada pendekatan ini analisis lebih didasarkan pada data primer yang diperoleh melalui survey. Oleh karena itu, metode biaya perjalanan untuk menghitung nilai tempat rekreasi menggunakan pendekatan individual lebih sering digunakan.

2.3 Dampak Ekonomi Wisata

Pariwisata merupakan kegiatan wisatawan yang secara langsung melibatkan masyarakat sehingga memberi dampak bagi masyarakat setempat Ismayanti 2010. Salah satu dampak yang yang dihasilkan dari adanya kegiatan wisata adalah dampak ekonomi. Belanja pengunjung di daerah wisata akan meningkatkan pendapatan pada masyarakat setempat baik secara langsung maupun tidak langsung melalui dampak berganda multiflier effect Suwantoro 2004. Manfaat ini juga dirasakan oleh masyarakat sekitar Curug Cigamea dari keberadaan objek wisata tersebut. Menurut Stynes and Sun 2000, dampak ekonomi adanya wisata terhadap suatu wilayah terdiri dari dampak langsung direct effects, dampak tidak langsung indirect effects dan dampak ikutan induced effects. Dampak langsung lebih dikenal sebagai dampak primer, sedangkan dampak tidak langsung dan ikutan disebut dengan dampak sekunder. Dampak primer adalah perubahan jumlah penjualan, pendapatan, pekerjaan, dan penerimaan pada usaha akibat pembelanjaan pengunjung. Terdapat dua jenis dampak sekunder, yaitu dampak tidak langsung dan dampak ikutan. Dampak tidak langsung adalah perubahan 9 jumlah pengeluaran unit usaha dan upah tenaga kerja di sekitar lokasi wisata. Dampak lanjutan adalah sejumlah pengeluaran dari beberapa tenaga kerja yang terlibat kegiatan wisata. Pengeluaran wisatawan dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian lokal, namun terdapat sebagian pengeluaran wisatawan yang tidak berdampak pada perekonomian lokal, hal ini dinamakan kebocoran. Pada dasarnya, kebocoran terjadi karena uang tersebut dibelanjakan di luar kegiatan perekonomian daerah tujuan wisata sehingga uang tersebut tidak memberi pengaruh terhadap perekonomian daerah wisata yang dikunjungi wisatawan Yoeti 2008.

2.4 Tarif Masuk Optimum

Tarif masuk kawasan wisata alam merupakan penerimaan yang diterima pengelola dari adanya kegiatan wisata. Peneriman tersebut dapat digunakan untuk memperbaikimengembangkan fasilitas wisata dan menjaga kelestarian sumber daya alam yang terdapat pada wisata alam. Besarnya penerimaan dari tarif masuk tersebut dapat dioptimalkan dengan penerapan tarif masuk optimum. Tarif masuk optimum dalam penelitan ini, merupakan tarif masuk sesuai rataan kemauan pengunjung untuk meningkatkan harga tarif masuk guna membantu dana pelestarian sumber daya alam dan pengembangan fasilitas wisata. Selain itu, tarif masuk optimum juga dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk mengontrol besarnya jumlah kunjungan di objek wisata. Tarif masuk optimum dapat diestimasi dengan pendekatan Willingness to Pay WTP pengunjung terhadap tarif masuk kawasan wisata. Willingness to Pay WTP merupakan keinginan membayar maksimum pengunjung untuk memperoleh barang dan jasa yang diinginkan. Willingness To Pay WTP juga diartikan sebagai jumlah maksimal seseorang mau membayar untuk menghindari terjadinya penurunan terhadap sesuatu Fauzi 2010. Metode ini merupakan metode untuk menanyakan langsung pada pengunjung mengenai nilai atau harga yang bersedia mereka berikan terhadap barang dan jasa yang tidak memiliki harga pasar seperti sumber daya alam.